#PuisiHipwee; Hatiku Ladang Ilalang

Kini ilalang itu siap...

Hatiku Ladang Ilalang

Advertisement

Hatiku ladang ilalang

Yang begitu malu saat kau sentuh

Dengan ujung-ujung jari tanganmu yang terasa ganjil

Advertisement

Mengenalmu memegahkan relung yang tadinya sayup; kosong

Sedianya relung itu hanyalah ceruk kemarau nan dahaga yang kehabisan dayanya

Advertisement

Sepertinya, kau petani pintar yang tahu betul cara menggarapnya

Kau pemuda jagoan perebut hati Diana, bahkan paman petani tak sampai hati marah-marah

Apakah kau pernah kehilangan, sampai begitu sabar menyeka duri-duri tajamku

Aku tidak bisa menahannya

Saat kau menggodaku dengan tiupan pada serat-serat halus di kedalaman hati sini; menggelikan namun candu

Aku salut pada ketekunanmu meluluhkan ladang ilalang yang sudah begitu menjiwai perannya sebagai gulma ini

Sepertinya kini aku melunak

Perempuan yang Mengajakmu Bermain

Banyak orang yang menawariku bermain

Dengan angkuhnya aku sengaja undur diri

Aku memang berniat.

Bila bukan laki-laki yang kali pertamaku temui sedang asyik menganyam jingga sore itu; lebih baik tidak

Aku menanti, hingga kesemutan jemu menggelayuti pendirianku

Entah sampai kapan rasa ini berdiri sendirian

Namun ku rasa hati lelaki itu memang sedang sama sepinya

Kulihat ada luka yang menganga di sana, sepertinya akan membekas parah jika tak ada seseorang yang datang membalurnya

Aku rasa aku punya resep rahasia; bahkan orang memanggilku si peramu

Aku jago dalam seni menyembuhkan luka; hanya dengan binahong, jinten, juga racikan minyak rempah lainnya

Perkiraanku, ia butuh setidaknya… seorang aku

Tapi aku terlalu tak berani mengusik

Benarkah memang aku yang bisa memberinya riang yang paling syahdu dan sembuh yang paling tak berbekas?

Aku kembali mundur satu. Tidak. Mungkin dua langkah

Aku memang lebih suka membiarkan diriku menyesali dan memusuhi diriku sendiri

Apakah aku ini memang salah kepribadian

Pasrah saja membiarkan kecewa turun menyambangi, kemudian tangis mampir mengairi jejaknya

Barang kali saat ada waktu, tengoklah

Dari aku, yang ingin mengajakmu bermain

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Katanya menulis itu candu. Nyatanya aku memang mencandu kata-kata.