Laut
Wahai laut
Suara ombakmu menetramkan hatiku yang kalut
Hembusan anginmu meredakan amarahku yang sampai ke ubun ubun
Pasir putihmu yang halusÂ
Memanjakan kakiku yang lelah berjalan jauh
Kau memang pantas disebut rumah keduaku
Biasanya aku berpikir untuk menenggelamkan diriku
Dibawah air asinmu yang biru
Serasa menghapuskan dosa berat yang kupikul
Jika malam datang
Kau berdiam ditemani bintang
Akupun enggan beranjak pulang
Lama lama aku ingin menetap selamanya
Hingga menunggu fajar keesokan harinya datang
Wahai laut
Jikalau engkau bisa bersuara
Pasti kau akan meneriakikuÂ
Untuk segera lekas pulang
Kau mungkin bosan melihatkuÂ
Selalu datang kepadamu
Sambil terisak melaburkan kesedihan
Sementara saat ku sedang gembira
Aku akan mudah melupakanmu
Kau pasti akan sangat kesal dengan hal itu
Tapi aku tau kau tak akan relaÂ
Meninggalkanku sendirian
Bahkan saat aku sengaja meleburkan tubuhku
Ombakmu membawaku kembali ke daratan
Engkau memang tak ingin aku
Hilang dalam laut birumu
Termakan ikan lenyap membusuk begitu saja
Kau memang suka aku untuk duduk di bibir pantaimu
Walau waktu yang dihabiskan hanya berupa tangisan
Aku akan tetap pergi, laut
Mungkin tidak di tempatmu
Biarpun begitu kau akan jadi teman nomor satuku
Jadi rumah
Jadi ruang peredam
Jadi tempat singgah
Maka tetaplah indah
Walau kau kutinggalkan
Sementara bahkan selamanya
Â
Hai Malam
Hai malam
Apa kabar ?
Ku kira kau cukup tenang
Kemaren kau begitu menggelegarÂ
Dipenuhi kilatan petir bersautan
Kau datang setiap hari
Kadang membawa bintang
Tak jarang hanya menghadirkan bulan
Kau adalah saksi mata
Bagiku dan mereka yang kau lindungi
Di bawah langitmu yang pekat dan dalam
Kau pendengar yang baik
Sebanyak apapun rahasia yang kubagikan
Tak akan ada satupun yang akan kau uraikan
Kau hanya terdiam bahkan hanya bersuara lirih melalui angin
Bisa kubilang itu kelebihanmu
Kadang kau juga sangat menjengkelkan
Kau mengingatkanku untuk pulangÂ
Padahal pekerjaanku belum usai
Warna gelapmu menuntutku untuk segera angkat kaki
Mengarahkan langkah untuk segera menuju rumah
Bilamana kau mampu berujar
Dengan lembut kau akan berkata
"Besok saja kerjanya, sudah saatnya tubuhmu beristirahat"
Kau memang perhatian
Saat aku merasa bosanÂ
Tak jarang kau menyuguhkanÂ
Pemandangan senja dengan warna jingga yang menakjubkan
Membuatku sejenak merona
Tetaplah jadi malam yang kubanggakan
Jangan lekas muram dan suram
Kutahu kau lebih suka ketenangan
Dibandingkan memberi peringatan dengan keributan
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”