SESAK
Sedingin ini ku rasa padahal jelas-jelas aku sedang berada di depan tengku api
Duduk terdiam dengan setumpuk foto lama yang berserakan di lantai.
Ku beranjak dan tutup semua jendela.
"Mungkin udara luar masuk hingga ke dadaku. Sangat sesak"Â
Namun, setelah ku menutupnya tidak membaik jua.
"Mungkin asap tengku yang masuk hingga ke dalam ruangan".
Ku bereskan sedikit, agar asap beraturan naik ke atas
Bebaris keluar menuju cerobong asap.
Ternyata bukan juga.
Aku melihat lantai sejenak, terpampang foto lama
Foto kau bersandar di bahuku
Foto engkau memegang seikat bunga untukku
Foto engkau membawakan sekantong plastik es susu putih kesukaanku.
Dan aku menangis, sesaknya sangat terasa kali ini.
Benar-benar hingga aku tak bisa menahan segalanya
Berteriakpun aku tak sanggup.
Lemas rasanya.
Dan, aku hanya mengutarakan sepatah kalimat
"Aku rindu kamu, aku rindu kita".
Bukan lega yang ku dapat.
Namun, perasaan amarah ku meluap
Kata andai pun bermunculan dipikiranku.
"Oh Tuhan!!!"
Tega sekali dia meninggalkanku dengan kawanan yang dianggapnya lebih baik dariku
Tega sekali dia tidak mempercayaiku
Memakan mentah-mentah segala kabar yang ia dapat tanpa pedulikanku
Ohh, teganya..
Â
Â
Â
DENTING WAKTU
Detik demi detik tidak akan pernah terulang dan akan jadi tulang belulang
Hey! Kau bukan putri duyung yg menangis akan menjadi berlian!
Saat semua menertawakanmu
Saat semua orang memojokanmuÂ
Saat semua orang mencari kesalahan dari dirimu
Saat semua orang meninggalkanmu
Hah! Dan kau hanya menangis ?
Tahukah kau?
Biarkan mereka hidup dengan segala kepalsuan yang mereka miliki
Lanjutkan hidupmu, bangkit dan bergegaslah
Seseorang menantimu di garis finish
Percayalah!
Â
by Shalsabrina Luh Kinasih
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”