#PuisiHipwee Bait-bait Rindu dan Alegori Kaset

Puisi persembahan untuk junjungan hati dan puisi persembahan untuk pencuri hati

Puisi 1:

Advertisement

Bait-Bait Rindu

Engkaulah cahaya yang melenyapkan derita, memancarkan cinta

Engkaulah bintang penunjuk arah tuk kembali pada fitrah

Engkaulah matahari yang cercah sinarnya menembus gelap hati

Engkaulah mata air, melenyapkan dahaga

Engkaulah semesta dalam sosok penuh rahmat, suka cita

Engkaulah penutup risalah, penerang dunia, penutup nubuwah

Engkaulah penyelamat, penguasa keluasan kosmis hakikat

Engkau sang pembawa kabar gembira

Engkau pula yang menyadarkan lalainya jiwa

Engkau mencintai tanpa ingin, dan kami merindumu selembut desir angin

Advertisement

Mendengar namamu, hatiku bergetar penuh rindu

Semerbak wangimu menyihir kesturi tertunduk malu

Jiwamu nan agung, menyiutkan gagahnya gunung gemunung

Lahirmu di hari itu, menggetarkan segala penjuru

Api persia seolah berkata, sambutlah ia, biar ku lenyap

Kastil megah runtuh, menyisakan takjub dalam senyap

Musuh-musuh keadilan tak pernah lagi tertidur lelap

Kedatanganmu ke bumi gelap nan bau tumpah darah

Serupa hujan, menyucikan menentramkan

Hadirmu meredam segala amarah

Mengikisnya dengan akhlak, melembutkan mendamaikan

Mereka memanggilmu Muhammad

Puncak segala cinta, cakrawala rahmat

Di kerajaan langit, dirimu Ahmad

Salam dan puji terindah tersemat

Di antara bait-baitku terpahat

Advertisement

Atas nama Sang Maha Rahmat dan Pengampun

Kupersembahkan padamu, Wahai Rasul pamungkas nan suci lagi agung

Dalam rerangkai kata, kuselipkan getar rindu, deras mengalun

Mengeja langkah, mewujud hidup layaknya kau tuntun

Harapku adalah uluran tangan suci di hari esok nan misteri

Saat pengharapan hanya syafaat manusia suci

Sudikah bestarimu membawaku pergi?

 

Puisi 2:

Alegori Kaset

Sementara pemutar musik zaman ini tak pernah mengajarkan apapun kecuali kecepatan yang mengaburkan definisi efisiensi dan ketergesaan

Tapecassette menegur dengan sistemnya yang mirip dengan kehidupan



Andai hidup adalah sebuah kaset

Ada pita hitam yang kita sebut usia

Ada gir yang kita sebut nafas

Ada case yang kita sebut udara

Ada tombol putar yang tak lain adalah kelahiran

Ada kisah yang serupa lagu di kaset itu: berdurasi pendek dan panjang; berawal dan berakhir

Hanya saja tak ada tombol "pause" untuk berhenti sejenak atau "rewind" untuk memutar ulang yang telah berlalu

Lalu untuk apa lagi kurisaukan semua kemarin itu

Seperti musim panas dan dingin adalah niscaya, begitupun semi dan gugur

Mereka yang jeli akan berdiskusi tentang musim dan hati dengan cangkir-cangkir kopi tengah malam

Hingga ku tahu, aku selalu berhutang budi pada waktu

Lebih bijak rasanya untuk mengabadikan doa daripada mengkristalkan air mata

Karena gagasan utama masih sama dan entah kapan akan sudah,

Sementara kita sama-sama harus berbalik arah

Jika memang mustahil untuk berkata, tetaplah di sini

Lalu akan ku sebut apa ketidakmampuan ini?

Kekasih, terlalu banyak hal yang ingin kukatakan padamu

Semuanya tetap tertahan dalam konsep-konsep dan kalimat-kalimat bisu

Semoga ada saat dimana mereka berhasil kuutarakan

Sebelum pita lagu cinta kita berakhir lalu berganti dengan lagu selanjutnya

 

Kusuma Dewi Zaenab Karbela

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Sarjana jurusan Ilmu Pendidikan di Mustafa International University