Aku Menyukaimu, Kenapa Kamu Tidak ?
Sungguh mudah mengatakan aku sayang kamu
Tapi kenapa kamu tidak?
Lama aku menunggumu
Setiap detiknya kuhitung dengan saksama
Bahkan berapa kali kau tersenyum denganku
Bisa jadi wacana yang indah untuk diuraikan
Banyak harap kubungbung tinggi
Berharap engkau akan sudi
Mampir mengisi relung hati
Namun hingga ratusan hari
Kau memang tak ingin berpindah ke sisikuÂ
Yang siap kapanpun menemanimu
Bahkan tanpa harus engkau meminta izinku sekalipun
Ah rasanya kata kita
Hanya berlaku untuku saja
Kita adalah perwujudan masa depan
Sementara kau dan aku hanyalah sebuah kenangan
Bertepuk sebelah tangan memang sangat menyakitkan ya
Yang peduli dengan rasaku hanya diriku sendiri
Aku sibuk mengatur kembali kaca yang telah retak
Setelah kaca itu menyatuÂ
Pantulannya bahkan hanya memancarkan parasmu seorang
Aku menciptakan duniaku dan engkau
Dalam fantasi ku semata
Apa kurangnya aku?
Apa sulitnya memilih aku?
Mudahnya aku menyukaimu
Tapi kenapa kamu tidak?
Â
Frekuensi
Bagaimana kita kenal
Tak ada yang pernah tahu
Mungkin aku dulu yang menyapamu
Kau dan sepeda onthelmu begitu asyik
Lupa sekeliling hingga tak menggubrisÂ
Yang diam diam memperhatikanmu
Dari jauh sambil menabur senyum
Lalu bagaimana kita memulai hubungan?
Tak ada yang mengetahui
Saat kita bicara
Kita seperti satu frekuensi
Tak peduli apa yang orang pikirkan
Kita hanya sibuk berjalan
Tanpa menyakiti siapapun
Ah aku ingat
Satu hal yang membuatku jengkel
Kau suka memanggil aku dengan sebutan mbak
Hanya karena aku kakak tingkatmu
Sementara dari usia kau jauh lebih tua dariku
Pada akhirnya kau menyerah dan memanggil namaku
Lama kiranya menyandang kata kita
Hingga suatu hari kau bersungguh sungguh
Dengan berani walau dari jarak yang jauh
Meminta izinku untuk dipinangÂ
Siapa pun yang sefrekuensi pasti bahagia mendengar permintaan itu
Tapi nyatanya aku tidak begitu
Hidupku begitu rumit
Bahkan untuk kamu yang paling mengerti aku
Aku bertanya tanya ?
Apakah kau terlalu baik untuku
Sementara aku terlalu menyedihkan untuk bersanding denganmu
Percayalah aku tidak membual
Setelah itu kau memilih menikahÂ
Dengan orang yang baru
Membangun frekuensi yang sama dengan dia
Sedangkan aku melangkah sendiri
Ya aku memang salah
Setelah setahun kehilangan arahÂ
Aku baru sadar bahwa frekuensi yang sama sepertimu
Tak mudah untuk dibangun
Tak mudah untuk ditelusuri
Lama lama kupikir frekuensi ku akan meredup
Seperti hilang begitu saja
Tanpa radar, tanpa dicari oleh orang orang
Mati begitu saja
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”