Aksara Rindu
Dan aku merindu dalam syahdu purnama merindu. Dalam sepi yang menghujani kerinduan yang berteduh pada payung sepi menyusuri rerintikkan bersapa dalam lantunan melodi rindu yang menepi. Sajak rindu yang menepi dihatiku bagai mendung yang tak berkesudahan. Arahmu tujumu lekuk lakumu semua bersahaja.
Namamu masih bertakhta didalam sanubari terdalam. Tiada pernah terganti. Tiada inginpun aku samnggup tuk menghapusnya. Engkau didalam hati ini. Bersyair berirama dengan melodi yang merdu. Disaat aku tergugah dalam setiap kata yang terucap, Sesekali tersentak pada logika yang meradang. Terkadang ingin ku benci saja dirimu yang tengah abai.
Namun kata hati, diriku pun sulit tuk membencimu. Kata pujangga rindu itu indah. Namun bagiku rindu ini berselimut di dalam sepi senduku. Rindu ini terkadang menyiksa. Semakin aku melepasmu. Semakin memuncak setiap aksara kata rinduku kepada semesta. Berdendang, bergema, bersajak merindu.
Engkau yang didamba telah menghilang tenggelam terbang bersama kabut pekatnya. Yang tertinggal tinggal angan. Hanya bayang dalam kenangan. Serpihan angan dalam kenangan. Menyelimuti sepi yang kian mendalam. Meradangi hati yang dirundung tepi pada rindu yang menepi.
Bertahun tak bertuan. Bertahun menghidupkan cerita nyata dalam mimpi. Raga ini berpijak pada satu tempat yang tak ku mengerti. Namun hati ini selalu mengarah jalannya tertuju kepada hatimu. Seakan menghempas diri selalu dekat denganmu.
Di atas kejauhan langit yang indah aku merangkulmu.
Di atas kejauhan langit yang bersahaja aku berteduh pada labirin pilur-pilur hatimu.
Di atas kejauhan langit yang mengangkasa aku menepi dihatimu.
Singgasana di atas langit terindah menyinari hati yang berkata rindu.
Aksara Cinta
Ku titipkan hati mungil kepada hati yang tak bertuan. Meredam rasa pada asa yang tertinggal. Seakan merpati terkungkung didalam sangkarnya. Melepas mencari tempatnya kembali pulang. Pulang kepada hati yang menjaganya.
Selaksa kasih berraut fatamorgana melingkupi diri. Seraut wajah yang membayangi merasuki imajinasi. Seraut wajah kekasih yang menjelma menjadi nyata. Senyata itukah kita akan bersua nantinya. Senyata itukah kita dirimu mampu tercipta dalam nyata. Menggores diterik fajar yang menyinari.
Dan kala senja bersambut menyingsing nama bersambut kata. Lukisan di atas senja yang merona bayang-bayang. Hanya mampu kukecup dalam bayang senja. Seakan lukisan wajahmu bernyawa. Senyawa di dalam hati.
Seindah pilu yang bersembunyi dalam genggaman. Menyusuri sepanjang malam pada asa yang tertinggal.
Menanti malam berganti malam untuk segera menuntaskan rasa yang tertinggal. Dalam tangis bahagia pun masih terjaga membentuk sepadannya hati yang bersyair.
Akankah hadirmu dapat menghampiri pijakku, Bersua menggenapi segala rasa yang tertumpu sepadan dengan logika hati yang nyata. Rasa yang bertumpu diatas tumpuan syair malam yang bercahaya. Membentuk satu rasa. Merangkai satu kata didalam aksara cinta.
Anggun Gerardine/ @anggungerardine
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”