PTN vs PTS Statement yang Tak Kunjung Mereda

Mau PTN atau PTS yang terpenting kerja keras dan terus mengembangkan kualitas diri

Kalau ditanya tentang kampus impian di Indonesia pasti jawabannya tidak akan jauh-jauh dari UI, UGM, ITB dan kampus Negeri lainnya. Memang tidak dipungkiri kalau kampus negeri impian banyak orang, bangga sekali rasanya kalau ditanya “kuliah dimana sekarang?” terus menjawab “di UI nih”. Rasanya seperti ada kesenjangan saja antara PTN dan PTS, seolah-olah kampus PTS itu jalur yang dilalui kalau tidak diterima di PTN saja. Di mata masyarakat pun, PTN lebih branded daripada PTS. Kenapa masih ada statement seperti itu di masyarakat kita?

Advertisement

Masyarakat memandang segi kualitas pendidikannya, mayoritas pengajar atau dosen di kampus PTN memiliki jenjang pendidikan dari kampus terbaik juga di dalam negeri bahkan sekarang sudah banyak dosen Indonesia merupakan alumnus dari perguruan tinggi terbaik di dunia. Dari persepsi itu masyarakat menilai bahwa dosen di PTN cukup kompeten dan berasumsi bahwa apabila dosennya sudah kompeten apalagi dari lulusan kampus ternama dan terbaik, pasti juga akan mendidik dan menghasilkan mahasiswa yang kompeten pula. Dari persepsi pendidikan lainnya, masih adanya asumsi masyarakat bahwa PTN tentunya akan memberikan pendidikan terbaik untuk mahasiswanya, dan pendidikan dinomer satukan baik pendidikan akademik maupun non-akademik.

Sedangkan kampus PTS masyarakat memiliki presepsi sebaliknya, PTS dianggap bahwa masalah pendidikan itu di nomer duakan, “asal loe punya duit loe bisa masuk kampus PTS” seperti itu kira-kira pandangan yang masih berkeliaran di masyarakat umum. Padahal yang sebenarnya terjadi baik di PTN maupun PTS, mahasiswa dituntut untuk mandiri, dosen hanya sebagai perantara atau vasilitator saja, selebihnya agar seorang mahasiswa dapat berkembang lebih dia perlu belajar sendiri. Namun, lingkungan yang kondusif pun mempengaruhi bagaiamana cara mahasiswa berkembang dan berpikir. Banyak yang bilang kalau lulusan dari PTN cepet dapat kerjanya soalnya udah punya embel-embel dari lulusan kampus negeri nih, statement itu masih banyak melekat di masyarakat dan jatuhnya memberikan judgement kalau mahasiswa negeri lebih baik dari mahasiswa swasta. Padahal pada kenyataannya lulusan negeri maupun swasta kalau tidak memiliki kompetensi yang mempuni dan “nilai plus” akan susah juga mencari kerja.

Advertisement

Sebagai generasi millenial saat ini kurang bijak saja bahwa statement antara PTN dan PTS itu masih melekat di masyakarat kita. Perlu disadari bahwa kampus yang keren itu belum tentu semua mahasiswanya juga keren-keren loh…  saat ini juga sudah banyak kampus PTS yang tidak kalah keren misalnya saja PTS yang menjadi sejarah demokrasi di Indonesia, kampus ini yang bakal jadi garda terdepan saat ada demontrasi, mana lagi kalau bukan Universitas Trisakti. Kampus yang terkenal banget dengan jargonnya kuliah? BSI AJAA, taukan pastinya. Saat ini BSI (Bina Sarana Informatika) sudah menjadi Universitas, pilihan program studinya pun beragam bukan hanya terkait di bidang informatika namun juga non-informatika seperti perhotelan, manajemen, komunikasi, dan lain-lain. FYI, UBSI memiliki beberapa kelebihan nih, meski berpusat di JAKARTA, namun kampus ini telah banyak mendirikan kampus dengan program studi di luar kampus utama seperti di Tasikmalaya, Tegal, Purwokerto, Jogja, Solo, Pontianak.  Nah UBSI, sendiri memiliki banyak program studi yang mampu mendukung kamu mencapai impian kamu, buat kamu yang pengen kerja sambil kuliahpun kampus ini tetap menyedia fasilitas khusus buat kamu, jadi jangan galau lagi kerja sambil kuliah. Kalau banyak yang bilang kuliah di swasta itu kudu wani duite (harus berani uangnya), hilangkan dulu statement itu karena sekarang sudah banyak sekali beasiswa di PTS, termasuk di UBSI. Jadi, sebenarnya PTS itu tidak sejelek yang dibayangkan kok, semua tergantung bagaimana diri sendiri untuk terus berkembang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Orang yang sudah Bahagia melihat orang lewat