Pilihan Terbaik di Balik Penolakan

Seorang Anak yang Menemukan Nilai dalam Menuruti Nasihat Orang Tua

Faidi, si pemuda penuh semangat, awalnya memiliki impian besar untuk masuk ke perguruan tinggi jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, hidup memang seringkali punya kejutan tak terduga. Orang tua Faidi, dengan penuh keyakinan, lebih mengarahkannya untuk mengambil jalur Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan jurusan Kedokteran.

Advertisement

Meski awalnya ragu, Faidi memutuskan untuk mengikuti saran orang tuanya dan melangkah dalam proses pendaftaran di berbagai PTN yang menyelenggarakan jurusan Kedokteran. Namun, takdir berkata lain. Di setiap upayanya, Faidi selalu mendapatkan kekecewaan saat ditolak di berbagai PTN yang ia daftarkan. Rasa putus asa dan kekecewaan mulai merasuki hatinya.

Namun, dalam cerita hidup ini, terdapat tetes harapan di tengah kegelapan. Faidi menerima kabar gembira bahwa ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS), sebuah perguruan tinggi yang mungkin belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Meskipun perasaan sedikit bimbang, Faidi memutuskan untuk mengambil kesempatan ini dengan hati terbuka.

Namun, masuk ke FK UNS bukanlah tanpa tantangan bagi Faidi. Setengah tahun pertamanya di sana, ia mengalami culture shock yang cukup besar. Jadwal yang padat, praktikum intensif, dan ujian setiap minggu menjadi rutinitas yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bagi Faidi, itu seperti ditembak dari segala arah!

Advertisement

Tapi, tahukah kamu? Faidi adalah pribadi yang tidak mudah menyerah. Ia menyadari bahwa perjuangan adalah bagian tak terpisahkan dari meraih impian. Seiring berjalannya waktu, Faidi mulai beradaptasi dengan kehidupan di FK UNS. Ia belajar mengatur waktu dengan lebih bijak, mengoptimalkan kemampuan belajarnya, dan menemukan cara untuk tetap termotivasi.

Saat memasuki semester kedua, Faidi sudah mulai melihat perubahan yang signifikan. Ia tidak lagi merasa terguncang oleh rutinitas yang padat, melainkan mampu menghadapinya dengan sikap yang lebih matang. Nilainya mulai membaik, dan itu memberikan semangat tambahan untuk terus berusaha dan memberikan yang terbaik.

Advertisement

Namun, lebih dari itu, FK UNS memberikan Faidi kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya di luar akademik. Ia mulai aktif bergabung dengan berbagai organisasi di FK, seperti CIMSA (Center for International Medical Students Activities) dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Melalui kegiatan organisasi ini, Faidi mendapatkan pengalaman berharga dalam membangun hubungan sosial, memperluas jaringan, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Tak hanya itu, Faidi juga menemukan passionnya sebagai mahasiswa kedokteran. Ia merasakan kepuasan dan kebahagiaan ketika dapat membantu orang lain melalui ilmu kedokteran. Semangatnya untuk belajar dan berkembang semakin membara, karena ia menyadari bahwa menjadi dokter bukan hanya tentang gelar atau gaji tinggi, melainkan juga tentang membangun koneksi emosional dengan pasien dan menyebarkan kebaikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis