Apa itu stunting? Seberapa pentingkah remaja zaman sekarang mengetahui stunting? Apa keterkaitan antara pernikahan dini dan juga stunting? Beberapa pertanyaan yang ada di atas yang akan menjadi sumber permasalahan apabila tidak terjawabkan. Di era zaman sekarang masih banyak remaja sekarang yang belum tahu apa itu stunting,
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh, yang mana ini adalah salah satu dari sekian permasalahan yang terjadi di Indonesia dan sampai sekarang belum bisa teratasi sepenuhnya. Angka stunting di Indonesia tahun 2021 mencapai angka 24,4 persen di mana angka tersebut adalah angka yang lumayan tinggi.
Fenomena stunting terjadi di hampir seluruh bagian wilayah di Indonesia. Salah satu fenomena stunting yang terjadi adalah tinggi anak tidak sesuai dengan anak seusianya hal ini banyak terjadi kalangan masyarakat tetapi mereka tidak menyadari hal tersebut selain itu juga daya berpikir anak terganggu atau mengalami kelambatan dalam mencerna suatu pelajaran ketika di sekolah.
Hal-hal tersebut merupakan ciri dari anak yang sudah terkena stunting. Dan ciri-ciri tersebut juga sudah banyak terjadi di masyarakat tetapi masyarakat mungkin belum sadar akan hal itu. Pernikahan dini atau menikah juga sampai saat ini masih menjadi topik yang sangat ramai di perbincangkan.
Di kutip dari antaranews.com Menurut nurmayanti kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan(Dinkes) Provinsi Papua Barat, mengatakan bahwa angka stunting di papua barat menyentuh angka 26,2 persen, angka tersebut adalah angka yang tinggi melebihi prevelensi angka stunting nasional.
Harus di perlukan upaya-upaya untuk menindaklanjuti masalah tersebut agar tidak bertambah dan juga di harapkan angka tersebut bisa turun. Memberikan sosialisasi untuk remaja adalah salah satu upaya dalam menindaklanjuti permasalahan stunting ini.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak terhitung dari 1000 hari setelah masa kelahiran, atau sampai berusia 2 tahun. Kondisi gagal tumbuh ini akan terlihat setelah anak tersebut berusia 2 tahun. Stunting sendiri akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak, mulai dari lambatnya cara kerja otak, tinggi badan tidak sama seperti dengan anak seusianya dan lain-lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, maka dari itu remaja sudah harus mengetahui apa itu stunting serta faktor-faktor dan juga dampak yang di timbulkan dari stunting itu sendiri. salah faktor penyebab stunting itu bisa terjadi yaitu pernikahan dini, pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab stunting, mengapa?
Remaja yang menikah di bawah umur anaknya berisiko terkena stunting, di sebabkan karena remaja khususnya remaja putri masih memerlukan asupan gizi yang baik. Asupan gizi yang di perlukan remaja putri hingga berusia 21 tahun. Apabila terjadi kehamilan di usia dini akan menyebabkan ketidak seimbangan dalam pemenuhan gizi antara ibu dan juga bayi.
Tidak hanya itu pernikahan dini atau pernikahan yang belum cukup usianya akan berdampak karena pada umur yang belum cukup kemudian kondisi psikologis yang belum matang, sehingga menyebabkan remaja atau pelaku pernikahan dini cenderung belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola pengasuhan anak yang benar.
Remaja harus mengetahui stunting karena nantinya remaja akan menjadi catin (calon pengantin) yang kemudian akan menjadi orang tua, maka dari itu masa remaja adalah masa di mana semua harus mulai di persiapkan dan merencanakan masa depan. Mulai dari mempersiapkan jenjang karier hingga merencanakan dan mempersiapkan diri untuk membangun keluarga.
Mungkin bagi sebagian orang berpendapat bahwa hal tersebut masih terlalu lama untuk di persiapkan tetapi sebenarnya mempersiapkan dan merencanakan dari umur remaja adalah langkah cerdas yang tepat untuk remaja dalam mempersiapkan hal tersebut.
Upaya-upaya terus dilakukan seperti sosialisasi. sosialisasi di lakukan bukan hanya untuk remaja saja tetapi untuk para calon pengantin yang ingin melangkah ke jenjang pernikahan. Sosialisasi adalah salah satu upaya yang dilakukan dan di anggap bisa untuk menyampaikan pesan yang akan kita sampaikan. sosialisasi ini di mulai dari lingkungan terdekat terlebih dahulu agar cakupannya bisa terjangkau misalnya di mulai dari lingkungan keluarga dan kemudian bisa ke lingkungan keluarga.
Sosialisasi dengan pendekatan ke teman sebaya mengapa sosialisasi tersebut yang di pakai? Karena dengan sosialisasi tersebut dapat di jangkau oleh remaja, karena remaja sendiri biasanya suka mendengarkan temannya. Sosialisasi di berikan mulai dari lingkungan rumah, teman sebaya. Sosialisasi yang di lakukan berupa pengenalan terhadap stunting, bahaya, faktor dan juga dampak yang di timbulkan. bukan hanya tentang stunting tapi pernikahan dini juga.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”