Tahun lalu adalah tahun di mana masa depanku terombang-ambing,tidak jelas kemana aku akan melangkah. Tahun lalu aku harus kehilangan kebahagianku,teman-temanku,dan semua yang aku miliki. Itu semua bermula dari depresi aku ketika sekolah di SMK. Namun tidak selalu orang bersekolah di SMK akan menjadi depresi. Ketika itu aku bersekolah di SMK yang begitu ketat peraturannya, di mana aku harus mematuhi semua peraturan yang ada di sana.
Ditambah aku diberi tugas bertubi-tubi sehingga membuatku sakit selama satu minggu. Saat itu juga aku sungguh tidak memiliki waktu banyak untuk bermain bahkan seluruh waktu ku dipakai untuk mengerjakan tugas-tugas yang tertinggal maupun yang baru diberi. Aku setiap hari harus berangkat sekolah dari rumah pukul 5:15 pagi, karena pembelajaran akan dimulai pukul 06:00 pagi dan berakhir pukul 06:00 petang.
Fisik dan pikiranku terlalu lelah sehingga semua itu membuat aku depresi, selama dua minggu aku bolos sekolah. Kedua orangtuaku, tante-tanteku pun ikut sedih dan heran kenapa aku bisa seperti ini. Setiap kali mereka bertanya, aku hanya bisa berdiam dan perlahan-lahan air mataku membasahi kedua pipiku.
Dan akhirnya aku mecoba menjelaskan alasan kenapa aku bolos sekolah ke orangtuaku, dan itu pun aku menjelaskannya melalui surat, karena jika aku menjelaskan tatap muka, itu hanya akan membuat aku terdiam dan menangis. Dan saat itu juga mereka mengerti apa yang aku rasakan dan mereka memberi pilihan kepadaku yaitu ingin melanjutkan sekolah di sana atau pindah sekolah. Dan aku pun langsung memutuskan untuk pindah sekolah.
Aku dipindahkan di sekolah SMA yang bertaraf Internasional, di sana aku merasa lebih baik dari sebelumnya karena tidak diberi tugas yang bertubi-tubi seperti sebelumnya. Dan tiga hari aku bersekolah di sana, aku langsung memiliki banyak teman yang begitu peduli denganku. Namun seminggu berjalan, aku merasakan ketakutan yang begitu luar biasa untuk bersekolah, setiap aku berangkat hingga sampai di sekolah aku merasa gelisah dan setiap pembelajaran dimulai aku merasa pusing, kaki dan tanganku selalu bergetaran, berkeringat dingin, mual dan aku juga merasa aku tidak akan bisa mencerna apa yang sedang diterangkan guru.
Ditambah aku salah mengambil kegiatan yang wajib di ikuti selama tiga tahun, aku mengambil kegiatan yang tidak aku sukai, aku mengambil kegiatan itu karena aku sudah tidak punya pilihan lagi, semua kegiatan di sana sudah penuh. Jika aku bolos hanya di kegiatan itu saja, sama saja aku tidak masuk sekolah dan absensiku akan jelek karena aku jarang masuk di kegiatan tersebut. Aku tidak tahu harus bertindak seperti apa, jika di teruskan itu akan membuat aku semakin menderita.
Dan lagi-lagi aku bolos sekolah, ketika itu orang tuaku benar-benar sedih sampai-sampai menangis di depan mataku. "Ya Allah maafkanlah hambaMu ini yang telah menyakiti perasaaan orangtua hamba". Ketika orangtuaku menangis dan ayahku bersikap kasar kepadaku, aku menjadi semakin menderita dan kehilangan akal. Sampai akhirnya aku berpikir untuk bunuh diri dengan meminum obat-obatan yang tidak sesuai resep dokter dan mencoba untuk meminum sabun cair. Namun aku hanya dirawat dirumah sakit selama 3 hari. Aku tahu perbuatan itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Dua minggu aku tidak masuk sekolah, guru wali kelas dan guru BKku datang ke rumahku untuk menanyakan kabar aku kenapa tidak masuk sekolah selama 2 minggu. Mereka membujukku untuk masuk sekolah kembali dan mereka menawarkan aku untuk mengganti kegiatan wajib yang ada di sekolahku sesuai keinginanku. Namun karena keegoisan,emosi dan rasa malu aku, aku menolaknya dengan tidak hadirnya aku ke sekolah. Dan orangtuaku memutuskan aku untuk berhenti sekolah. Saat itu juga aku sangat-sangat bersalah kepada orangtuaku.
Tujuh bulan aku menganggur di rumah, selama tujuh bulan ini aku mendapatkan pengalaman yang begitu luar biasa, aku membantu ayahku bekerja menjadi pegawai di pabrik ayahku, aku membantu me-manage keuangan pabrik ayahku dan aku menjadi suka mengikuti acara-acara seminar yang bersangkutan dengan perusahaan ayahku dan juga masa depanku.
Selain aku mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa, aku juga mendapatkan hidayah dari Allah. Selama aku menganggur, aku lebih sering beribadah untuk mendekatkan diri ke Sang Pecipta. Ketika itu orangtuaku membawa aku ke psikiater, di sana aku diberi beberapa pertanyaan, awalnya aku tidak terlalu mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya selama interograsi, tetapi perlahan-lahan aku mengatakan isi hatiku yang sesungguhnya ke dokter itu. Dan dokter itu mengatakan bahwa aku mengalami phobia sekolah. Dan setelah itu aku diberi obat dan beberapa treatment untuk menghilangkan rasa trauma itu. tetapi aku menolak treatment itu dan aku hanya menerima obat yang dia beri, karena seketika aku beripkir bahwa untuk menghilangan rasa takut itu adalah dengan cara melakukan hal itu.
Aku sadar, selama ini aku sudah menyia-nyiakan hidupku. Tetapi dengan begitu aku menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta dan Ia memberi aku petunjuk kemana aku harus melangkah selanjutnya. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk bersekolah kembali dari awal. Aku bersekolah SMK dengan jurusan Administrasi Perkantoran. Ya mungkin jurusan itu terlalu biasa saja jika di dengar. Aku sekolah bukan untuk bergaya-gaya atau terlalu serius untuk ditekuni, karena bukan berarti karir kita akan sama dengan jurusan atau sekolah kita.
Tidak kerasa aku sudah dua tahun bersekolah disiniku dan selama dua tahun aku mendapatkan juara umum dan juara kelas berturut-turut, aku merasa sangat nyaman bersekolah di sini dan rasa ketakutan perlahan-lahan menghilang. Aku sadar, mungkin selama ini aku diberi ujian dan teguran dari Allah S.W.T untuk meningkatkan derajatku dan untuk selalu ingat kepadaNya untuk beribadah dan berdoa. Karena hanya Dialah yang membuat aku bisa seperti ini sekarang.
“To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer, to find each other, and to feel. That is the purpose of life.” – The Secret Life Of Walter
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.