Perjalanan Kecil Menuju Kota Besar

Konsekuensi berkuliah di program studi berprospek jelas, membuat beban yang diberikan pada mahasiswa lebih berat daripada mahasiwa program studi lain. Oleh karena panjangnya proses kuliah dan ujian, saya dan rekan satu tim saya memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama-sama dalam rangka rekreasi setelah selama lima bulan berkutat di kehidupan kampus. Anehnya, ini merupakan agenda yang rutin kami lakukan setiap akhir semester. Dan kali ini kami sepakat untuk melakukan perjalanan menuju Yogyakarta.

Pagi hari itu, kami menghadiri ujian akhir bersama-sama di kampus. Kemudian siang harinya, kami langsung berangkat bersama-sama menuju Jogja dengan dua mobil. Perjalanan kami diwarnai dengan kisah-kisah unik yang dilontarkan oleh masing-masing dari kami. Belum lagi rekan saya yang terus menerus panik dengan cara mengemudi saya yang menurutnya ugak-ugalan. Sayangnya, rencana awal menuju pantai Parangtritis berakhir batal karena kurangnya waktu. Sebagai gantinya, setelah mampir beribadah di masjid kota Klaten, kami berniat pergi ke salah satu universitas terbaik di Indonesia yang berlokasi di tengah kota Jogja.

Di sana kami tak henti-hentinya memuji besarnya universitas tersebut. Gedung-gedung yang berdiri di sana juga megah dan besar. Meski terhitung tua, lingkungan dan kondisi gedung terlihat sangat dirawat dan mewah. Setelah puas berkeliling dan lihat-lihat, kami beralih ke alun-alun yang berada dekat dengan universitas tersebut. Kami makan malam di salah satu warung kaki lima yang menyajikan berbagai lauk dari ayam hingga seafood.

Selesai dari situ, kami mampir melaksanakan ibadah sholat magrib di masjid universitas lalu berangkat menuju daerah Malioboro. Kami ke sana dan berkeliling mencari hotel untuk menginap. Setelah pertarungan panjang dengan gang kecil dan maps, kami menemukan hotel yang cocok dan langsung check-in. Seusai itu, kami langsung berjalan menuju Malioboro.

Malioboro tidak pernah sepi bahkan di hari kerja. Orang-orang terus memadati daerah ikonik tersebut dan berjalan santai menyusuri toko-toko yang sudah berdiri belasan tahun. Ketika berjalan di jalan Malioboro, seketika saya menyadari mengapa orang-orang gemar untuk datang kemari. Suasana yang ramai namun tenang, angin sejuk tertiup, keramahan penjual di sana, dan banyaknya toko modern serta tradisional yang berjajar disepanjang jalan.

Setelah menghabiskan waktu dua jam di sana, kami memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat. Meski sebenarnya kami baru benar-benar tidur ketika hari berganti karena terlalu asik bercengkrama. Keesokan harinya, kami berencana untuk mengunjungi Taman Sari. Saya sebagai warga Solo, ingat betul kolam renang klasik dan indah di sana ketika berkunjung beberapa tahun lalu. Namun, ketika saya dan rekan-rekan berkunjung menggunakan jasa guide, saya menyadari bahwa saya melewatkan banyak spot cantik dan sejarah menarik di balik setiap bangunannya. Bapak guide tersebut juga secara sukarela mengambil banyak foto untuk kami di setiap spot cantik di sana.

Setelah puas berkeliling menaiki dan menuruni tanjakan di pekarangan Taman Sari, kami berlanjut untuk mencari masjid karena salah satu rekan saya harus melaksanakan ibadah sholat jumat. Ada kejadian unik yang terjadi saat kami dalam perjalanan menuju masjid. Rekan saya di mobil yang lain melakukan pelanggaran lalu lintas dan terjebak lucu di tengah perempatan. Kami yang ada di mobil lantas tertawa melihatnya.

Seusai melaksanakan sholat, kami berkeliling kota Jogja, menikmati jalan, dan mampir membeli oleh-oleh kecil untuk orang terkasih di rumah. Karena esok hari kami berencana menghadiri konser di Solo, lantas kami langsung bergegas pulang ketika waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB. Meski perjalanan kali ini tergolong singkat, saya dan rekan-rekan merasa puas dan mengakhiri perjalanan dengan ceria. Selain itu, kami semua berharap bisa melakukan perjalanan kembali di akhir semester depan. Karena pertemanan yang kami jalin saat ini merupakan suatu hal yang pantas untuk dipertahankan.