Perindu Terjebak Oleh Pemburu

Malam tak begitu dingin. Ada beberapa kilau bintang di langit. Ranting pohon hanya sedikit bergoyang tersentuh oleh hembusan angin. Suara jangkrik di kebun samping rumah juga tak terlalu gaduh di telingaku. Aku duduk di teras depan dengan secangkir kopi hitam dan beberapa pisang goreng yang aku buat sendiri.

Advertisement

Ya, kopi hitam favoritmu. Kopi yang tak pernah kau abaikan seharipun. Kopi yang tak pernah absen kamu kunjungi. Aku ingin sekali menjadi kopi. Kopi yang selalu kamu sapa setiap hari. Menjadi kopi yang kamu anggap sebagai pereda atas segala kelelahanmu menjalani rutinitas. Aku adalah perindu setiamu sedangkan kamu adalah pemburu yang sedang melalang buana mengumpulkan segepok rejeki demi menghidupi sebuah barang yang sudah kamu idam – idamkan sejak lama.

Merindukanmu setiap hari seperti sudah menjadi jadwal rutin. Jadwal yang sebenarnya sangat menyakitkan dan membuatku ingin menyudahi kesakitan ini. Aku rindu. Aku rindu mengobrol dan menatap matamu. Aku ingin menceritakan segala kegelisahanku ketika kamu tak bersamaku. Mengeluhkan kekesalanku atas tingkah nakal anak didikku. Aku hanya rindu saja. Rindu yang mengcover segalanya. Perindu berharap sang pemburu segera pulang menengok perindu yang semakin hari semakin rindu.

Aku menunggumu. Menunggu pesan – pesan singkatmu yang belum aku terima hari ini. Menunggu kabarmu yang hingga pagi tak ku ketahui. Selain menjadi perindumu, akulah yang merangkap menjadi penunggumu. Penunggu secarik cerita kegiatanmu yang menurutku sangat melelahkan. Tapi mungkin bukan kegiatanmu yang melelahkan, namun harapanku yang terlalu lelah mununggumu pulang.

Advertisement

Menunggumu pulang dari pemburuanmu di berbagai kota itu. Akulah yang merindukan sapaanmu di layar ponsel. Bahkan hanya aku yang merindukanmu. Kamu hanya melakukan kegiatan layaknya lelaki dewasa yang tak melulu berkabar seperti anak remaja. Aku merasa menjadi perindu sepihak dan perindu diam-diammu.

Berkabarlah selagi kamu ada waktu. Ingatlah aku yang menunggu pulangmu. Berkabarlah agar aku bisa terus menyemangatimu. Jangan buatku menunggumu terlalu lama. Jangan membuat rinduku semakin bertambah dan pulanglah secepatnya. Semoga Tuhan selalu menjagamu dan melancarkan segala urusanmu sehingga kamu segera pulang. Pulang menemuiku dan melepas rindu yang setiap hari semakin menggebu. Pemburuku… aku merindukanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecandu Kamu !