#PerempuandalamTulisan – Perempuan sebagai Tonggak Peradaban, Mengapa Sering Direndahkan?

Perihal peran perempuan yang sering terabaikan

Kata perempuan sering saja dikonotasikan sebagai makhluk lemah, yang hanya berkontribusi pada ranah kerja domestik (rumahan). Meskipun begitu, kata perempuan dalam bahasa Sanskerta memilki makna yang indah. Dimana kata perempuan disusun oleh suku kata per yang artinya makhluk dan empu yang artinya mulia atau tuan. Oleh karena itu, perempuan dapat dimaknai sebagai makhluk yang memiliki kemuliaan atau keistimewaan.

Advertisement

Hal ini sangatlah sesuai dengan pandangan Islam yang menempatkan seorang perempuan dengan penuh kemuliaan. Yakni, tentang bagaimana Islam mewajibkan seorang perempuan untuk menutup seluruh auratnya, ini merupakan bagian dari kemuliaan itu. Selain itu, perempuan juga memiliki andil yang besar untuk membangun peradaban. Karena perempuan akan menjadi rahim kehidupan bagi manusia baru dan melahirkannya ke dunia untuk menciptakan peradaban yang lebih baik.

Namun, sangatlah disayangkan jika stigma masyarakat mengenai perempuan hanyalah manusia yang bergantung pada lelaki dan tidak diperlukan dalam ranah intelektual. Adanya konstruksi sosial dan stereotip bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan, seolah masyarakat sangat masih memandang lemah perempuan. Padahal, pendidikan bagi perempuan sangatlah berarti, karena kelak perempuan akan menjadi seorang ibu dan madrasah pertama bagi anaknya. Seperti dalam jurnal penelitian juga mengatakan bahwa kecerdasan seorang anak itu menurun dari ibunya.

Semua ini tentang peradaban. Walau ironisnya, dunia seakan melupakan peran perempuan dalam setiap munculnya peradaban. Bahkan di era modernitas ini, pandangan yang merendahkan perempuan ternyata masih bertumbuh subur dalam masyarakat, terlebih pada masyarakat tradisional. Stigma masak, macak, manak yang diarahkan pada peran perempuan juga masih sangat melekat dalam masyarakat. Seperti dalam realitas yang banyak terjadi, mengenai seorang perempuan yang tidak perlu berpendidikan tinggi karena pada akhirnya akan bekerja di dapur juga. Memang, itu bukanlah sesuatu yang rendah. Namun, yang merendahkan adalah cara pandangnya, yaitu ketika mengekang hak seorang perempuan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk berdampak pada masyarakat.  

Advertisement

Perlu diketahui, telah banyak sosok-sosok perempuan yang memiliki peran besar dalam membangun peradaban bangsa. Jika kita sering mendengar peranan Kartini dalam emansipasi wanita dan membebaskan perempuan dari kungkungan tradisi di Indonesia, maka perlu juga kita mengetahui peranan perempuan lainnya yang sangat berdampak pada peradaban dunia saat ini.

Pertama, ada Fatima al-Fihri. Jika masyarakat sering menganggap perempuan tidak perlu melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas, mengapa ini bisa terjadi? Padahal pendiri universitas pertama di dunia adalah seorang perempuan juga. Ya, dia adalah Fatima al-Fihri. Seorang muslimah asal Tunisia yang hidup sekitar abad ke-9. Pada tahun 859, Ia mendirikan Masjid Qarawiyin yang sekaligus sebagai universitas pertama di dunia. Banyak orang yang datang ke sana untuk menimba ilmu, baik agama, ilmu alam, maupun bahasa. Itulah, perjalanan historis telah mengakui andil seorang perempuan dalam pendidikan, yang tentu sangat berdampak pada peradaban masa kini.

Advertisement

Selain itu, juga ada Sayyidah Aisyah yang merupakan istri Rasulullah SAW. Aisyah adalah seorang yang cerdas sehingga mampu meriwayatkan sebanyak 2210 hadits. Atas kecerdasannya itu, banyak hafalannya yang dijadikan rujukan bagi kalangan sahabat Rasulullah SAW. Begitu hebatnya Aisyah, sehingga ia layak menempati posisi ke-4 sebagai perawi hadits terbanyak. Tentu ini sangat berpengaruh pada peradaban, tentang bagaimana kita dapat mengetahui setiap ucapan Rasulullah sebagai solusi dari suatu permasalahan. Dengan adanya periwayatan hadits juga dapat menambah khazanah dalam kesejarahan.

Jadi, itulah dua contoh perempuan dalam Islam yang membuktikan bahwa perempuan itu tidak lemah. Walau jika ditelisik lagi, masih banyak perempuan-perempuan berdaya yang menjadi tonggak peradaban. Tidak hanya pada peradaban Islam, namun juga pada peradaban dunia secara umum. Perempuan memiliki potensi yang besar untuk membangun suatu peradaban. Melalui perempuan juga, geneasi-generasi penerus peradaban akan muncul. Lalu, masihkah masyarakat akan menganggap rendah perempuan? Karena seharusnya, seorang perempuan itu memiliki hak yang sama seperti laki-laki, yakni berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Dan juga, tentang stereotip perempuan hanya mengurus soal dapur, kasur, dan sumur, seharusnya ini sudah tidak relevan lagi di era modern saat ini. Walau terkadang memang masih dijumpai hal seperti ini.

Kualitas penerus peradaban, tergantung juga pada kualitas perempuannya. Jika perempuannya baik, maka akan baik pula generasi penerusnya. Maka hal inilah, yang menjadi tonggak peradaban, yakni pada perempuannya. Oleh karena itu, perempuan harusnya tidak layak untuk direndahkan, karena perempuan adalah unsur penting dalam peradaban.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.