Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Konsep Diri Anak Remaja

peran orang tua untuk anak remaja

Remaja adalah usia yang cukup rentan dan sensitif terhadap sesuatu. Rentang usia remaja adalah 18-24tahun. Zaman sekarang pergaulan semakin berubah, peran orang tua dalam membimbing anak sangat penting. Tetapi, terkadang ada orang tua yang salah dalam menyampaikan pesan sehingga anak menjadi sulit menerima masukan dan saran. Proses komunikasi antara orang tua dengan anak harus seimbang, arti dari komunikasi itu sendiri adalah penyampaian pesan, ide atau gagasan.

Advertisement

Dalam berkomunikasi tidak hanya saling bertukar informasi, namun adanya kepahaman antar kedua pihak. Hal ini bisa dikatakan diantara komunikasi orang tua dan anak harus terdapat pengertian agar tidak terjadi salah paham dalam menyampaikan pesan. Dalam membentuk konsep diri anak remaja, orang tua dan anak harus bisa saling mengerti dan memahami. Ini terkadang menjadi kendala satu sama lain karena sudut pandang yang berbeda antara anak dan orang tua.

Konsep diri muncul dari interaksi dengan orang lain, lalu mencerna perspektif orang lawan bicara terhadap diri, yang terakhir ialah mengembangkan pemahaman dan mengenali diri sendiri. Ada beberapa unit yang mempengaruhi konsep diri yaitu anggota keluarga, teman, dan guru. Di tulisan ini kita akan membahas mengenai perspektif orang terdekat yaitu orang tua. Orang terdekat bisa saja sahabat, pacar teman sebaya, dan rekan kerja. Namun, anggota keluarga adalah salah satu unit sosial pertama yang memberikan pengaruh signifikan terhadap cara kita memandang diri sendiri, hal inilah yang disebut awal pembentukan konsep diri.

Seperti yang kita tahu, peran komunikasi orang tua terhadap anak sangat penting. Hal ini akan memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak, karena anggota keluarga adalah awal pembentukan konsep diri. Ada beberapa cara yang dapat orang tua terapkan ke anak secara perlahan yaitu Direct Definition atau penilaian langsung. Penilaian langsung ada beberapa macam, diantaranya:

Advertisement

Penilaian tentang apa yang seharusnya dan tidak boleh dilakukan baik laki-laki maupun perempuan

Dalam membentuk konsep diri anak remaja, sebagai orang tua harus memberi tahu secara perlahan dan tidak memaksakan kehendak. Baiknya, pendekatan diri orang tua bisa sebagai sahabat kepada anaknya. Orang tua dapat menjadi teman curhat, hal ini bisa membuat anak terbuka secara perlahan dan tidak takut menceritakan tentang apa yang telah ia lalui seperti putus cinta, galau, dan berbagai masalah anak remaja lainnya.

Advertisement

Menanamkan perspektif positif terhadap anak

Anak remaja sekarang sering mengalami insecure atau tidak percaya diri baik masalah penampilan maupun dibidang akademisnya, jadi sebagai orang tua kita harus tetap memberi semangat dan saran secara perlahan dan harus sabar terhadap sikap labil anak remaja.

Menghindari label negatif (merusak kepercayaan diri & harga diri)

Ini yang harus dihindarkan dan memberitahu kepada anak remaja bahwa mencintai diri sendiri adalah hal yang penting serta menghargai dan mengapresiasi diri terhadap hal yang sudah ia lakukan seperti mengerjakan tugas rumah, dan bersyukur atas segala sesuatu.

Tidak hanya itu saja, orang tua harus memiliki caranya tersendiri dalam membentuk ikatan terhadap anak. Anak remaja biasanya labil atau susah mengontrol emosi terhadap masalah yang ia jumpai sehari-hari, jika ia sudah terbuka terhadap orang tuanya contoh dengan ibunya, hal ini bisa dibilang sudah mempunyai ikatan psikologis. Ikatan psikologis ini membentuk presepsi anak terhadap rasa nyaman dan aman sehingga ia dapat terbuka dengan orang tuanya dan menceritakan hal-hal yang terjadi pada dirinya. Ini disebut gaya kelekatan atau Attachment Style dalam pembentukan konsep diri. Orang tua dapat menanamkan rasa percaya diri kepada anak sehingga anak merasa dirinya berharga dan menjadi pribadi yang ramah serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, saat sudah mencapai tahap itu anak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ia temui dimanapun, sehingga anak menjadi mandiri dan percaya akan kemampuan dirinya sendiri.

Anak remaja terkadang sulit mengendalikan rasa insecure atau percaya diri bisa tentang penampilan, nilai-nilai, dan life style. Hal ini biasanya sangat menganggu pemikiran dan menyebabkan overthinking, karena minder dengan lingkungan sekitarnya. Agar hal itu terhindari, peran komunikasi orang tua terhadap pembentukan konsep diri remaja inilah yang bisa membuat anak mempunyai rasa percaya diri. Untuk menghindari adanya rasa insecure terhadap remaja, orang tua dapat menggunakan gaya kelekatan atau attachment style dalam membonding anak supaya lebih percaya diri.

Masa remaja adalah masa rentan perkembangan karena masa ini banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh anak. Terkadang orang tua memberikan treatment yang berbeda pada masing-masing anak, sehingga membuat mereka kesulitan dalam mengontrol emosi dan kesabarannya. Orang tua dapat membentuk konsep diri anak remaja melalui peran orang lain sebagai penilai reflektif, maksud dari ini adalah anak bisa melihat orang tuanya sebagai cerminan dirinya, orang tua bisa menerapkan Uppers. Yang dimaksud dari uppers ini yaitu penilaian positif anak terhadap orang tuanya sehingga anak dapat mengagumi kelebihan orang tua dalam mengasuh dan anak juga harus menerima kekurangan orang tuanya jika salah dalam memberi tahu tentang dirinya, dari sini orang tua dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri anak terhadap dirinya sendiri dan sesuatu yang ia hadapi. Penilaian reflektif ini dapat menjadi solusi jika anak mengalami ketidak percayaan diri.

Masalah remaja yang sering terjadi adalah putus cinta. Dimasa-masa ini terkadang orang tua sulit menyadari jika anaknya sedang melalui fase ini. Hampir semua remaja pernah jatuh cinta. Nah, di fase inilah jika anak sudah terbuka kepada orang tuanya ia akan bercerita tentang masalah yang sedang ia lalui. Tetapi, jika anak masih takut menceritakan hal ini sulit baginya untuk menceritakan. Ada gaya kelekatan takut (Fearful Attachment Style) yang ditunjukan pada sikap menghindari karena takut dimarahi oleh orang tuanya. Faktor adanya fearful attachment style pada anak adalah orang tua tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada anak sehingga terjadinya penolakan dan anak tidak merasa berharga dan tak layak dicintai.

Keluarga adalah salah satu unit pembentukan konsep diri terhadap anak dan orang tua. Peran orang tua dalam pembentukan konsep diri remaja yaitu agar menjadi gambaran sebagai cerminan atau role model dalam keluarga sehingga anak dapat mengenali dirinya dan mempunyai perspektif cara ia memandang diri sendiri. Sebagai anak, kita pun harus menerima dan mengerti jika orang tua tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Cara asuh setiap orang pastinya berbeda-beda, tetapi bagaimana caranya agar orang tua dan anak dapat saling terbuka sehingga terhindar dari komunikasi yang tidak baik. Pembentukan konsep diri terhadap anak remaja tidaklah mudah, peran orang tua pun sangat penting dan butuh kesabaran menghadapi emosi anak remaja yang berubah-ubah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini