Pepatah yang mengatakan buku adalah jendela dunia memang sedari dulu dimaknai bahwa orang yang rajin membaca buku maka mempunyai ilmu dan wawasan dari penjuru dunia. Tak bisa dimungkiri buku merupakan sumber ilmu yang menyimpan berjuta pengetahuan. Orang yang rajin membaca buku juga sering terlihat lebih maju baik dari pola pikir ataupun perilaku.
Namun di era sekarang apakah hanya buku yang bisa dianggap sebagai jendela dunia?
Adanya perkembangan teknologi kini sumber informasi tak hanya di dapat dari buku atau media serupa. Tersedia banyak platform informasi yang kini jauh lebih mudah dijangkau. Salah satu platform yang menjadi rujukan informasi masyarakat sekarang adalah internet, tempat segala jenis informasi dapat dijangkau.
Dengan begitu terjadi pergeseran pola perilaku pada masyarakat yang dahulu harus membaca buku guna mendapat ilmu atau informasi dengan mengakses internet rasanya seluruh dunia dapat dijangkau. Selain itu sedari dulu minat baca Indonesia memang rendah, dalam penelitian UNESCO pada 2016 menunjukkan kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil studi berjudul The World’s Most Literate Nations menyebutkan Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara.
Hal sebaliknya justru terjadi pada minat literasi digital yang kian menunjukkan peningkatan. Panel Ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri, mengatakan tahun 2022 Indeks Literasi Digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang dan mendekati baik. Terus meningkatnya literasi digital tentu berdampak positif pada masyarakat Indonesia yang artinya kemauan membaca sedikit meningkat meskipun dengan media yang berbeda.
Pada peringatan hari buku nasional kali ini seharusnya kampanye literasi digital juga menjadi isu utama. Karena buku kini tak hanya tersedia dalam bentuk cetak, banyak buku beralih menjadi e-book agar tetap bisa dinikmati masyarakat di era digital. Guna menghadapi hal itu sebaiknya sejak bangku sekolah tak lagi atau dibiasakan menggunakan buku dengan versi digital. Selain lebih mudah untuk di akses, mudah juga untuk beradaptasi dengan generasi Z saat semuanya serba digital.
Selain itu, membaca buku pada sebagian golongan masyarakat dianggap tak lagi sesuai dengan gaya hidup era sekarang. Semua yang serba instan menjadikan membaca buku terlalu menyita waktu. Adapun demikian membaca buku pada sebagian orang tetap dianggap salah satu cara paling ampuh untuk mendapat ilmu dan informasi.
Buku yang tak lagi menjadi satu satunya jendela dunia tentu harus beradaptasi dengan kondisi masyarakat yang tak lagi menyukai hal terlalu ribet. Keberadaan internet sudah dianggap sebagai hal yang benar–benar jendela dunia karena kecepatan informasi dari penjuru dunia dapat dilihat dengan mudah.
Di samping itu, perlu untuk memahami cara yang paling tepat untuk setiap kita dalam menyerap informasi. Kalau lebih menyukai buku fisik, tentu bagus. Ketika lebih nyaman dengan format digital, seharusnya bukan masalah juga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”