Dalam menjalin hubungan, setiap orang berada pada tahap kedekatan dan keintiman yang berbeda-beda. Komunikasi yang dilakukan juga berbeda antara orang yang sudah memiliki kedekatan hubungan lebih dalam dengan orang yang hanya sebatas tahu atau kenal. Seperti halnya komunikasi yang terjalin antara siswa dengan satpam sekolah dan komunikasi yang terjalin antara sepasang kekasih.
Semakin dekat dan semakin intim hubungan seseorang, maka terciptalah hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling ketergantungan satu sama lain dengan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Komunikasi yang terjalin didalamnya juga hanya terjadi diantara beberapa orang dan tentunya tidak melibatkan semua orang secara akrab.
Dalam menjalin hubungan interpersonal, tentunya terdapat alasan mengapa seseorang memutuskan untuk membina hubungan interpersonal. Sejatinya, setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain untuk berada di sisinya, baik saat dalam kesulitan maupun kesenangan. Dengan begitu, alasan seseorang dalam menjalin hubungan interpersonal cenderung karena ingin menghindari kesepian dan tentunya ingin memperoleh stimulasi atau rangsangan. Kebutuhan lain yang mendasar diantaranya adalah kebutuhan afeksi, inklusif, dan kebutuhan kontrol.
Nah, pada tahap awal menjalin hubungan interpersonal, biasanya masing-masing individu akan menyesuaikan tingkat keterbukaaan dirinya terhadap tingkat keterbukaan yang diberikan oleh orang lain.
Seseorang dapat dikatakan telah menjalin hubungan interpersonal ketika sampai pada tahap keakraban atau intimacy, di mana seseorang akan lebih mengikat diri yang satu dengan yang lainnya (komitmen interpersonal), keterbukaan dirinya pun jauh lebih mendalam dan lebih intim. Sementara jika masih sebatas saling mengenal dan terjadi keterbukaan diri tanpa dilanjutkan ke hubungan yang lebih akrab, maka tahapan dalam hubungan itu dapat dikatakan hanya sebatas tahap keterlibatan saja.
Pada dasarnya, setiap hubungan yang terjalin seperti peretemanan biasa, persahabatan maupun percintaan pasti melalui tahap-tahap yang ada hingga sampai pada titik intimacy untuk masuk dalam kategori interpersonal. Apapun jenis hubungan yang terjalin juga pasti berada pada interaksi sosial yang berbeda-beda, mulai dari I-It, I-You, dan I-Thou.
Level tertinggi pada hubungan interpersonal itu sendiri jatuh pada interaksi sosial I-Thou, di mana seseorang menaruh kepercayaan lebih terhadap orang lain untuk dapat menerima keutuhannya berdasarkan jati diri yang sesungguhnya dengan segala kelebihan & kekurangan yang ada. Pada tingkat interaksi sosial I-Thou ini tentunya memiliki makna khusus dalam hubungan yang dijalankan. Seperti hubungan keluarga, persahabatan, suami-istri, ataupun sepasang kekasih. Lantas, bagaimana hubungan interpersonal yang biasa terjadi pada sepasang kekasih?
Tak dapat dipungkiri, bahwa banyak sekali orang yang menjalin hubungan asmara, baik dalam jangka waktu yang sebentar maupun dalam jangka waktu yang lama bahkan hingga melanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu ke jenjang pernikahan. Hubungan yang terjalin dengan kuat itu pun tentunya melewati beberapa proses yang pastinya tidak instan untuk mendapatkan hati lawan jenisnya.
Kalau anak muda, biasa menyebutnya sebagai proses PDKT atau pendekatan untuk bisa saling tahu satu sama lain dan kemudian beranjak ke hubungan yang lebih serius jika memang sepakat untuk hal itu. Seseorang yang mulanya bertemu dengan lawan jenisnya tidak akan secepat kilat langsung terjalin hubungan interpersonal.
Pada pertemuan awal, seseorang cenderung melihat penampilan fisik untuk diamati karena memang hanya penampilan fisik yang paling jelas terlihat, lain halnya dengan kepribadian sesungguhnya yang membutuhkan waktu untuk bisa dikenali. Penampilan yang menarik, bersih, dan rapi cenderung mudah menarik perhatian seseorang.
Seperti pada umumnya, ketika kita melihat pria tampan atau wanita cantik yang berpenampilan menarik dengan pesona yang terpancar, pasti kita memujinya dalam hati, kan? Ketika ada daya tarik yang kuat, maka akan memungkinkan untuk dapat melanjutkan tahap pengenalan satu sama lain. Biasanya, seseorang yang sudah saling mengenal dan telah berinteraksi akan menemukan titik kecocokan atau kesesuaian dalam dirinya, namun jika tidak ditemukan kecocokan, maka orang tersebut cenderung memutuskan untuk tidak melanjutkannya ke tahap keterlibatan.
Pada sepasang kekasih, tentunya hubungan terjalin karena sudah ditemukan kecocokan yang kemudian dapat membawanya pada tahap keterlibatan, dimana tahap ini lebih meningkatkan keterbukaan diri mereka. Berikutnya akan ada hari yang selalu dilewati bersama seperti melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan sesuai dengan kesamaan minat mereka yang akhirnya menambah keakraban dan kepercayaan satu sama lain. Disitulah seseorang memutuskan untuk mengikat diri dengan lawan jenisnya hingga terjalin hubungan interpersonal.
Sepasang kekasih biasanya memperkuat hubungan dengan berupaya untuk selalu terbuka dalam hal apapun, mengatakan segala hal dengan jujur, saling memahami satu sama lain, menjaga komunikasi dengan baik, menjadi pendengar yang baik untuk pasangannya dan menjadi pemberi solusi terbaik ketika pasangannya sedang berada dalam kegelisahan.
Dalam menjalin hubungan asmara, umumnya seseorang akan bercerita pada pasangannya tentang masalah yang sedang dihadapi, mulai dari masalah kecil atau sepele bahkan sampai masalah besar sekalipun. Itu semua terjadi karena keterbukaan dirinya sudah pada tingkat tinggi dan kepercayaan pada pasangannya sudah terbangun dengan baik. Setiap pasangan juga dapat tanpa ragu untuk saling berbagi informasi pribadi yang tentunya memiliki etika tersendiri dalam komunikasi interpersonal.
Pasangan yang baik adalah pasangan yang tak semata-mata hanya menjadi kekasih yang ingin mencari kesenangan bersama, melainkan menjadi kekasih sekaligus teman dan sahabat dalam suka maupun duka. Sepasang kekasih harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Kepercayaan yang sudah terbangun dalam suatu hubungan juga tidak dapat digantikan dengan apapun. Kita bisa saja mencari pasangan baru, namun kita tidak bisa menggantikan keakraban dan kepercayaan yang telah hilang dari pasangan kita sebelumnya. Itulah mengapa komunikasi interpersonal sangat unik dan tak bisa tergantikan.
Banyak yang mengatakan bahwa kunci dari hubungan yang harmonis adalah komunikasi, dan hal itu memang benar adanya. Kita semua tau bahwa dalam setiap hubungan tidaklah selalu berjalan mulus, biasanya sesorang memutuskan untuk berpisah bukan hanya karena adanya masalah eksternal saja, namun seringkali karena komunikasi dalam suatu hubungan itu sendiri tidak berjalan dengan baik, seperti terjadinya kesalahpahaman atau bahkan karena tidak didapatkannya feedback yang baik dan sesuai ekspektasi ketika sedang berkomunikasi. Hal itulah yang memungkinkan terjadinya konflik interpersonal dan berakhir pada pertengkaran, bahkan perpisahan. Ketika sudah tercipta konflik, tinggal bagaimana cara pasangan menyikapi atau meresponnya. Ada yang memutuskan untuk mengalah dan ada juga yang memutuskan untuk mengakhiri hubungannya.
Nah, cukup jelas kan bagaimana proses terjalinnya hubungan interpersonal antara sepasang kekasih? Penting banget loh untuk kita agar tetap bisa menjaga komunikasi interpersonal dengan baik supaya tidak menimbulkan konflik yang berujung pertengkaran.
Sumber:
Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.
Wisnuwardhani, D., & Mashoedi, S. F. (2012). Hubungan Interpersonal. Salemba Humanika: Jakarta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”