Pernah enggak sih, kalian punya karya nih, namun teman-teman kalian tidak ada yang menanggapi, dan malah terkesan mencuekkan? yang menurut mereka adalah “Kamu siapa? Kok kayak sok-sok-an bikin karya? Emangnya bagus? Keren gitu? Ahh aku tidak peduli,” Mereka dengan mudahnya menjatuhkan harga diri dan semangat kita untuk terus berkarya dan terus berlatih agar lebih baik lagi. Padahal, kita yang berkarya sangat memikirkan yang terbaik bagi karya yang kita ciptakan.
Hal tersebut, tidak hanya untuk orang yang berkarya baik lewat tulisan, desain grafis, foto, video, ataupun media-media kreatif lainnya. Namun, hal tersebut juga bisa merambah ke dunia pekerjaan dan profesionalitas konvensional, yang berkaitan dengan orang kantoran. Misalnya, kita bekerja di suatu perusahaan. Ada salah satu rekan kerja kita yang mengatakan “Kok kerjamu berantakan banget? Bisa kerja enggak? Udah berapa lama sih kerja di sini?,” dengan nada marah dan mengkritisi hal lain yang tidak layak untuk dikritisi.
Mungkin saja, masalah yang kita buat hanya hal sepele, namun mereka yang tidak suka dengan karya kita, cenderung tidak menghargai dan malah mencaci maki. Ada juga sih, mereka kadang menyindir atau menjelek-jelekkan karya kita secara halus dan itu adalah tindakan tidak menghargai yang terjadi sekarang.
Menghargai adalah salah satu bentuk kita untuk mengapresiasi serta mengkritik dengan bentuk memberikan solusi bila karya atau kerjaan kita ada kesalahan, baik kesalahan yang besar ataupun kecil. Bukan bermaksud menggurui, namun kita di dalam membuat karya ataupun bekerja, sama-sama saling belajar juga kok, tidak ada yang merasa paling pandai, dan terkadang kita harus bisa merendah diri. Agar tidak ada ego dalam diri kita.
Saling menghargai ini bisa menjadi sikap dan watak kita yang dapat dipupuk sejak masih kecil. Orang tua yang membesarkan kita juga mengajarkan anaknya untuk saling mengahrgai apa yang diberikan seseorang kepada kita. Misalnya saja, ketika masih anak-anak, kita diberikan mainan oleh Nenek atau Kakek kita, lantas orang tua kita akan meminta kita untuk mengucapkan terima kasih dan mengehargai apa yang diberikan oleh Nenek atau Kakek kita.
Seperti itulah contoh mudahnya, dan masih banyak didikan orang tua yang berkaitan dengan menghargai orang lain. Beranjak besar, kita akan lebih banyak mempraktikannya kepada teman sepermainan kita, saling menghormati dan menghargai teman mulai diterapkan di usia sekolah. Kemudian beranjak dewasa dan ruang lingkup pertemanan dan relasi kita maningkat.
Jangan mudah untuk menghakimi bahkan menjelek-jelekan karya orang lain dengan bantahan dan kritik pedas yang kita lontarkan kepadanya. Sebab dengan hal tersebut, orang lain akan memandang kita sebagai lawan, lalu mereka akan berusaha untuk menunjukkan karya terbaiknya hanya untuk membuat kita terdiam dan respect kepadanya, serta hasil yang telah lama dia kerjakan juga tidak terlalu baik, dan dikerjakan dengan tergesa-gesa.
Sikap saling menghargai memang perlu dimiliki oleh banyak orang, tak terkecuali diriku sendiri. Hal tersebut beguna dalam melakukan aktivitas, baik belajar maupun bekerja. Coba bayangkan saja, menghargai karya dan usaha orang lain akan berdampak pada diri kita juga. Kita semakin percaya diri untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. Sikap tersebut juga dapat menghindari kita dari yang namanya permusuhan dan persaingan tidak sehat antar individu lainnya. Mereka akan menilai kita sebagai pesaing atau kompetitor yang sehat dan tidak mudah menyerah, serta mereka juga akan terpacu untuk melakukan hal yang kita lakukan juga, yaitu sikap saling menghargai, terutama pada karya yang dihasilkan.
Jangan gengsi saat memberikan applause atau rasa kagum dan takjub dengan karya orang lain. Karena kita telah menujukkan rasa bangga dan menghargai karyanya, dan hal tersebut akan menjadi pemicu semangat untuk kita bisa menggapai itu semua.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”