Pentingnya Belajar Memahami Komunikasi Non Verbal Dalam Kehidupan Sehari-hari

pentingnya belajar komunikasi non verbal

Setiap manusia dapat saling berinteraksi dikarenakan mereka  berkomunikasi dengan menggunakan komunikasi verbal maupun non-verbal. Dalam berkomunikasi kita tidak selalu mengandalkan kemampuan verbal kita untuk dapat menyampaikan sebuah pesan/informasi. Lalu, pada artikel Kali ini kita akan membahas tentang komunikasi non-verbal. Komunikasi non-verbal dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi atau pesan yang di mana dalam proses penyampaian pesannya tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa tubuh yaitu  seperti; gerakkan tubuh, kontak mata, sikap, mimik wajah, kedekatan jarak, penampilan dan sentuhan.

Advertisement

Tidak hanya itu, perubahan pada intonasi suara, volume, warna suaradan aksen  kita termasuk dalam komunikasi verbal juga loh. Menurut sebagian besar para ahli mengatakan bahwa komunikasi non-verbal dapat dipisahkan dengan komunikasi verbal. Namun, secara umum yang kita lihat bahwa komunikasi non-verbal dan komunikasi verbal ini terikat dan melengkapi satu sama lain dalam berkomunikasi sehari-hari. Lalu, pesan yang disampaikan komunikasi non-verbal merupakan bentuk penegasan ulang, pengganti dan pelengkap dari komunikasi verbal. Kemudian, kita tidak sadari bahwasanya sejak dari bayi kita sudah menggunakan komunikasi non-verbal untuk dapat bisa berkomunikasi dengan orangtua kita, contohnya dengan mengisyaratkan perasaan kepada orangtua melalui ekspresi wajah kita seperti tersenyum ketika ayah sedang mengajak bercanda dan menangis saat kita meminta susu kepada ibu.

Lalu, perlu kita ingat bahwasanya penggunaan komunikasi non-verbal ini berlangsung sampai akhir hayat dan bersifat omnipresent. Maka dari itu, komunikasi non-verbal merupakan sistem simbol penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Knapp, ada lima fungsi yang terdapat di komunikasi non-verbal yang berhubungan dengan komunikasi verbal yaitu seperti:


  1.  Repetisi : pengulangan gagasan yang sudah disampaikan melalui verbal

  2. Substitusi : menggantikan simbol-simbol pemaknaan pada verbal

  3. Kontradiksi : menolak atau memberikan masukan lain terhadap pemaknaan pesan verbal

  4. Komplemen : melengkapi pesan verbal

  5. Aksentuasi : menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya

Advertisement

Secara ga langsung komunikasi non-verbal akan memengaruhi alam bawah sadar manusia untuk meningkatkan pemahaman terkait memahami perasaan, emosi dan pikiran orang lain. Contoh sederhananya yakni seorang bawahan yang diperintah oleh pimpinan untuk melakukan suatu pekerjaan, lalu ia menganggukan kepala hal ini menunjukkan bahwa bawahan yang disuruh ini mengerti dan menyetujui apa yang disuruh oleh pimpinan. Tidak hanya itu, anggukan kepala juga bisa diartikan sebagai tanda menghormati. Misalnya, kita hendak melewati orang yang umurnya lebih tua daripada kita maka hal yang harus dilakukan dengan mengucapkan “permisi” lalu anggukan kepala.

Sebagian besar orang lebih mempercayai apa yang disampaikan gerakan tubuh ketimbang pesan verbal. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa komunikasi non-verbal lebih jujur, tidak bisa dimanipulasi, dan lebih reliabel untuk kita menginterpretasikannya. Namun, tidak semua orang mampu untuk memahami pesan isyarat yang disampaikan komunikasi non-verbal, hal ini bisa kita lihat dari sering terjadinya kesalahpahaman saat menginterpretasikan pesan dari komunikasi non-verbal. Contohnya kesalahpahaman komunikasi non-verbal antar budaya,  Ada tiga faktor yang mempengaruhi komunikasi non-verbal yaitu :

Advertisement


  1. paralinguistik : intonasi dana bisa disalah artikan oleh lawan bicara

  2. ambiguitas   : pesan isyarat yang disampaikan oleh komunikan multitafsir.

  3. Ekspresi individu : dari ekspresi wajah,  bibir, hingga kontak mata susah untuk kita menginterpretasikan sebuah pesan israyat yang disampaikan komunikan, lalu sering terjadi kesalahpahaman saat menginterpretasikan  pesan dari komunikasi non-verbal.

Ketiga faktor diatas merupakan communication barrier yang dimana dapat menghambat komunikasi non-verbal antar budaya. Untuk menimalisir permasalahan itu alangkah baiknya untuk kita menggunakan bahasa universal agar proses komunikasi berjalan efektif dan efisien, belajar mengenai latar belakang budaya non verbal suatu daerah menginterpretasikan sebuah pesan, dan menghargai adanya perbedaan budaya. Hal ini untuk menimalisir terjadinya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan pesan dari komunikasi verbal.

 

Disamping itu, Komunikasi non verbal mengatur intruksi, komunikasi non verbal mengatur dan tahu timing yang tepat untuk kapan giliran untuk berbicara, kapan mempersilahkan orang untuk berbicara dan tahu kapan orang itu tidak mau diganggu pembicaraannya tentunya dengan verbal eksplisit. Lalu, dikarenakan non-verbal dinilai lebih kuat pengaruhnya ketimbang verbal dalam penyampaian makna tingkat hubungan, non-verbal lebih digunakan  untuk menyampaikan 3 tingkatan makna hubungan seperti yaitu :

1. Responsive : individu menggunakan respon bahasa tubuh untuk mengetahui adanya ketertarikan lawan bicara, seperti apabila individu menggunakan kontak mata atau gerak tubuh untuk menunjukkan sikap perhatian. Namun, jika individu tidak tertarik biasanya kontak mata mereka tidak fokus  dan membungkuk. Lalu, menurut penelitian bahwasanya perempuan jauh lebih piawai untuk mengindisikan emosi orang lain.

2. Menyukai : apabila ada suatu kelompok orang yang saling menyukai maka bisa kita lihat mereka akan perhatian dan menebarkan senyuman satu sama lain. Pasangan yang bahagia akan berdeketan jarak ngobrolnya, mereka sering terjadi kontak mata dan sentuhan terhadap satu sama lain. Lalu, terdapat fakta unik bahwa seorang laki-laki jarang menggunakan non-verbal untuk menyatakan perasaannya, hal ini berbanding terbalik dengan perempuan yang dimana mereka lebih ekspresif dan menunjukkan gerakan tubuh, kontak mata, dan intonasi suara agar menarik pasangannya.

3. Kekuasaan: manusia menggunakan perilaku non-verbal untuk menyatakan jabatan, dominasi, dan meningkatkan rasa segan orang-orang terhadapnya. Biasanya orang yang memiliki kekuasaan yang kuat  akan menekan orang yang lebih lemah. Contohnya : komunikasi pimpinan terhadap bawahan.

 

Terdapat  6 tipe komunikasi non-verbal yang harus Anda ketahui, apa sajakah itu?


  • Kinestika: posisi tubuh dan gerakan tubuh termasuk wajah, seperti contohnya orang membungkuk dan tegap. Lalu, kinestika digunakan sebagai untuk memperjelas pesan verbal namun, gerakan tubuh dalam aspek kinestika tidak selalu diartikan dalam setiap budaya.

  • Haptic: bentuk komunikasi yang membahas tentang sentuhan. Sentuhan bisa dalam bentuk ciuman, rabaan, elusan dan dekapan. Menurut penelitian bahwasanya seorang pria melakukan sentuhan untuk menunjukkan kekuasaan, sementara perempuan melakukan sentuhan untuk mennunjukkan rasa saying dan keintiman.

  • Tampilan fisik:  sebagian besar orang mengiterpretasikan penilaian terhadap seseorang pada pandangan pertama berawal dari penampilan fisik.

  • Artifak: suatu objek atau benda yang dapat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara  nonverbal, pada dasarnya artifak menunjukkan identitas seseorang kepada publik. Nah, benda atau objek itulah yang disebut artifak. Contohnya yaitu aksesoris seperti tattoo atau tindik yang dipakai dan memakai seragam seperti seragam dokter, PNS, dan polisi. dengan hal seperti itu, kita dapat lebih mudah mengetahui pekerjaan seseorang.

  • Chronemics: waktu dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi, dengan waktu juga dapat menunjukkan indentitas seseorang.

  • Paralinguistik: tipe komunikasi nonverbal yang diucapkan namun tidak menggunakan kata-kata. Seperti kecepatan, nada, dan volume suara kita masuk dalam aspek paralinguistic non-verbal.

Tidak kita sadari penggunaan komunikasi non verbal sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, maka dari itu, dalam penggunaan komunikasi non-verbal kita harus piawai dalam menggunakannya guna menghindari salahnya interpretasi pesan yang disampaikan dan akan menimbulkan kesalahpahaman antar satu sama lain.

References

Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini