Pembelajaran merupakan suatu proses penting dalam aspek sosial intelektual manusia. Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi).
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar dengan suasana yang tenang, ada yang belajar sambil mendengarkan musik, ada yang belajar sambil praktek, ada pula yang lebih suka belajar cukup dengan membaca buku saja. Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka dari itu setiap orang memiliki cara belajar efektif yang berbeda untuk satu sama lain.Â
Maka dari itu, agar memudahkan proses belajar kita harus tahu dulu gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan diri kita, karena ini akan membantu kita, apalagi buat yang masih bingung cara belajar yang tepat. Gaya belajar seperti apa saja sih yang bisa kita gunakan? Ternyata gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita bahas!
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman mata atau penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar  siswa paham. Ciri-ciri  siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan  yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, di samping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain.  Sedangkan menurut objeknya masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat warna.
2. Gaya belajar Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Gaya belajar auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari telinga atau pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Â
Siswa auditorial memiliki kepekaan terhadap musik dan baik dalam aktivitas lisan, mereka berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar.  Siswa dengan tipe gaya belajar ini mudah terganggu dengan keributan dan lemah dalam aktivitas visual.
Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari.Â
Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan  ketika kita membuat  suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.
3. Gaya belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)Â
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan dalam belajar yaitu selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan menyentuh. Â
Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Siswa dengan tipe ini suka coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam aktivitas verbal.
Menurut Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar yang lain telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, di antaranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan gelap. Ada sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.
Sedangkan menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati,  Gaya belajar siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.
Memahami gaya belajar adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi siswa dengan tetap memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai kecenderungannya masing-masing. Hal ini juga memudahkan guru serta orang tua dalam memberikan stimulus yang mendukung dalam penyerapan informasi dengan begitu siswa akan tumbuh dengan baik dan sukses di masa depan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”