Apakah Gaya Belajar Itu Penting?

Apakah Gaya Belajar Seseorang Berpengaruh Terhadap Sisi Akademisnya? Yuk Kita Bahas!

Pembelajaran merupakan suatu proses penting dalam aspek sosial intelektual manusia. Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi).

Advertisement

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar dengan suasana yang tenang, ada yang belajar sambil mendengarkan musik, ada yang belajar sambil praktek, ada pula yang lebih suka belajar cukup dengan membaca buku saja. Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka dari itu setiap orang memiliki cara belajar efektif yang berbeda untuk satu sama lain. 

Maka dari itu, agar memudahkan proses belajar kita harus tahu dulu gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan diri kita, karena ini akan membantu kita, apalagi buat yang masih bingung cara belajar yang  tepat. Gaya belajar seperti apa saja sih yang bisa kita gunakan? Ternyata gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita bahas!

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Advertisement

Gaya  belajar  visual  (visual  learner)  menitikberatkan  ketajaman mata atau penglihatan.  Artinya,  bukti-bukti  konkret  harus  diperlihatkan terlebih  dahulu  agar  siswa  paham.  Ciri-ciri  siswa  yang  memiliki gaya  belajar  visual  adalah  kebutuhan  yang  tinggi  untuk  melihat dan  juga  menangkap  informasi  secara  visual  sebelum  mereka memahaminya. Siswa  yang  memiliki  gaya  belajar  visual  menangkap  pelajaran lewat  materi  bergambar.  Selain  itu,  ia  memiliki  kepekaan  yang  kuat terhadap  warna,  di samping  mempunyai  pemahaman  yang  cukup terhadap  masalah  artistik.  Hanya  saja  biasanya  ia  memiliki  kendala untuk  berdialog  secara  langsung  karena  terlalu  reaktif  terhadap  suara, sehingga  sulit  mengikuti  anjuran  secara  lisan  dan  sering  salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Ketajaman  visual,  lebih  menonjol  pada  sebagian  orang,  sangat kuat  dalam  diri  seseorang.  Alasannya  adalah  bahwa di  dalam  otak terdapat  lebih  banyak  perangkat  untuk  memproses  informasi  visual daripada semua indera lain.  Sedangkan menurut objeknya masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat warna.

Advertisement

2. Gaya belajar Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Gaya  belajar  auditori  mempunyai  kemampuan  dalam  hal menyerap informasi dari telinga atau pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya belajar  auditorial dapat belajar lebih cepat  dengan menggunakan diskusi  verbal  dan  mendengarkan  apa  yang  guru  katakan.  

Siswa auditorial memiliki kepekaan terhadap musik dan baik dalam aktivitas lisan,  mereka  berbicara  dengan  irama  yang  terpola,  biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang  lebar.  Siswa  dengan  tipe  gaya  belajar  ini  mudah  terganggu dengan keributan dan lemah dalam aktivitas visual.

Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini  harus  memperhatikan  kondisi  fisik  dari  pembelajar.  Anak  yang mempunyai  gaya  belajar  auditori  dapat  belajar  lebih  cepat  dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada  yang kita sadari. 

Telinga kita terus menerus  menangkap dan  menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa  kita  sadari.  Dan   ketika  kita membuat   suara  sendiri  dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.

3. Gaya belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) 

Gaya  belajar  kinestetik  merupakan  aktivitas  belajar  dengan  cara bergerak,  bekerja  dan  menyentuh.  Pembelajar  tipe  ini  mempunyai keunikan  dalam  belajar  yaitu  selalu bergerak, aktivitas panca indera,  dan  menyentuh.  

Pembelajar  ini  sulit  untuk  duduk  diam berjam-jam karena  keinginan  mereka  untuk  beraktifitas dan  eksplorasi  sangatlah kuat. Mereka merasa  bisa  belajar  lebih  baik  jika  prosesnya  disertai kegiatan  fisik. Siswa  dengan  tipe  ini  suka  coba-coba  dan  umumnya kurang rapi serta lemah dalam aktivitas verbal.

Menurut Rita Dunn dalam  (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar yang lain telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, di antaranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan gelap. Ada sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.

Sedangkan menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati,  Gaya belajar siswa dipengaruhi  oleh  tipe  kepribadian,  kebiasaan atau habit, serta  berkembang  sejalan  dengan  waktu  dan  pengalaman.

Memahami gaya belajar adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi siswa dengan tetap memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai kecenderungannya masing-masing. Hal ini juga memudahkan guru serta orang tua dalam memberikan stimulus yang mendukung dalam penyerapan informasi dengan begitu siswa akan tumbuh dengan baik dan sukses di masa depan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini