Penting! 4 Pola Asuh yang Harus Dipelajari oleh Orang Tua

Semua orang tua seharusnya bisa menerapkan pola asuh yang terbaik untuk sang anak

Hubungan antara orang tua dan Anak bisa di bilang tidak selalu berjalan mulus seperti sering ada perkelahian, ataupun sering terjadi salah paham antara Anak dan orang tua. 

Advertisement

Meskipun sering ada perkelahian kecil diantara orang tua dan Anak, peran keduanya sangatlah penting di keseharian kita, terutama saat masih kecil. Kita dirawat dan dijaganya selama 24 jam dengan mengurusi hal-hal detail sekalipun, mulai dari mencari barang kita yang hilang di rumah, hingga memasakkan makanan yang paling kita suka. Kita dibuat sebahagia mungkin karena menurut mereka kebahagiaan Orang tua adalah melihat anaknya bahagia.

Namun tidak semua anak bisa merasakan hal tersebut. Beberapa orang hingga sekarang masih memiliki hubungan kurang harmonis denga kedua orang tuanya. Orang-orang yang memiliki hubungan kurang baik dengan kedua orang tuanya biasanya disebabkan oleh anak yang terlalu keras kepala, atau orang tua yang kurang memperhatikan anak sehingga sang anak merasa tidak dipedulikan dan melakukan hal yang sama dengan orang tuanya.

Setiap orang tua memang memiliki pola asuh atau pola didik anaknya masing-masing, namun perbedaan antara orang tua yang memberikan perhatian lebih dengan yang sebaliknya kelak akan memengaruhi kepribadian atau konsep diri anak saat beranjak dewasa karena peran orang tua sangat penting dalam membentuk konsep diri anak, apakah akan menjadi pribadi yang baik atau malah sebaliknya.

Advertisement

Berbicara mengenai konsep diri, konsep diri merupakan tindakan seseorang menurut perspektif di lingkungan sosial yang muncul saat berkomunikasi dengan orang lain yang sudah mendasar sejak berusia dini (Wood 2013).

Nah perspektif orang-orang di lingkungan sosial mengenai kita sebenarnya didasari oleh apa dan mengapa mereka bisa memiliki perspektif terhadap kita? hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pengaruh sosial kita saat kita tumbuh , seperti menjadi orang yang pemalas atau rajin, dan sebagainya. 

Advertisement

Peran orang tua disini sangatlah penting karena lingkungan terdekat yang akan membuat konsep diri seseorang. 

Gaya kelekatan adalah pola pengasuhan terhadap anak yang diajarkan oleh orang tuanya agar bisa mengenali lingkungan dan juga melakukan pendekatan pada lingkungannya. setiap orang tua memiliki gaya kelekatan atau pola asuh nya masing-masing, tergantung dengan bagaimana mereka diasuh oleh orang tuanya dahulu. (Wood 2012)

Gaya kelekatan merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh setiap orang tua yang memiliki anak maupun yang belum memiliki anak karena bagaimanapun juga anak adalah titipan tuhan yang sangat berharga sehingga kita juga harus memperlakukan mereka dengan sebaik mungkin, agar dikemudian hari mereka bisa memperlakukan orang tuanya seperti dengan apa yang orang tuanya lakukan di masa kecil.

John Bowlby memaparkan teori yang menjelaskan 4 Attachment styles atau gaya kelekatan yang biasa digunakan oleh orang tua terhadap anaknya  (Wood, 2012)

1. Secure Attachment Style (Gaya Kelekatan Aman)

Gaya kelekatan ini merupakan gaya kelekatan yang positif karena lebih menonjolkan bentuk perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya, serta orang tua disini bisa berperan sebagai teman dan selalu memberikan dorongan kepada anaknya. 

Dengan menggunakan Gaya Kelekatan Aman, maka sang anak pasti akan merasa lebih akrab dan lebih dekat dengan orangtuanya sehingga jika beranjak remaja atau dewasa nanti ia akan menjadi orang yang menghargai dirinya karena dia yakin bahwa dirinya adalah orang yang berharga karena sejak kecil sudah ditanamkan hal itu oleh orang tuanya melalui gaya kelekatan ini. 

Selain itu, sang anak juga tumbuh menjadi pribadi yang mandiri,ramah, hangat, dan tidak berkegantungan dengan orang lain.

Gaya kelekatan ini merupakan gaya kelekatan yang seharusnya digunakan oleh semua orang tua, karena gaya kelekatan ini merupakan gaya kelekatan yang sangat positif.

2. Fearful Attachment Style (Gaya Kelekatan Takut)

Sesuai dengan namanya yaitu takut, dengan gaya kelekatan ini sang anak akan merasakan takut seperti takut dalam menjalani hubungan sosial misalnya dengan kerabat sekolah, merasa cemas akan dirinya sendiri karena merasa tidak dicintai siapapun dan tidak layak untuk berada di tempat ia berada. 

Berbeda dengan gaya kelekatan sebelumnya, di gaya kelekatan ini peran orang tua kurang bisa menjadi teman dengan anaknya karena orang tua tidak bisa berkomunikasi yang baik dengan anaknya dan orang tua sering melakukan penolakan terhadap anak dan menggunakan kekerasan fisik.

3. Dismissive Attachment Style (Gaya Kelekatan Meremehkan)

Di gaya kelekatan ini, merupakan gaya kelekatan atau pola asuh yang berbeda dari sebelumnya, pola asuh yang digunakan disini adalah sikap cuek dan tidak tertarik terhadap anak.

Karena sejak kecil mendapatkan pola asuh cuek yang mana anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya benar karena orang tua yang cuek dan tidak melarangnya, sehingga ia akan selalu menganggap dirinya adalah orang yang positif dan menanggap orang lain tidak penting serta tidak menghormati keberadaan seseorang karena ia merasa bisa melakukan apa-apa semaunya.

4. Anxious/ambivalent attachment style (Gaya Kelekatan Cemas/ Ambivalen)

Dan gaya kelekatan yang terakhir adalah gaya kelekatan cemas dimana orang tua disini selalu tertekan dan merasa sulit untuk mencintai sang anak dengan sepenuh hati. Pola asuh orang tua di gaya kelekatan ini sulit ditebak karena tidak konsisten sehingga terkadang orang tua bisa menjadi hangat, namun besoknya bisa berubah lagi. 

Orang tua disini selalu merasa benar dan anak akan selalu disalahkan oleh mereka dan bisa juga mencintai sang anak, namun bisa melukai juga sehingga anak merasa bingung.

Penyebab orang tua melakukan gaya kelekatan atau pola asuh ini dikarenakan faktor sosial dan ekonomi. Saat keadaan ekonomi sedang baik, orang tua akan bersikap hangat namun saat keadaan ekonomi sedang tidak baik, maka ia akan selalu menyalahkan sang anak akibat keadaannya sekarang.

4 kelekatan di atas merupakan pola asuh yang diterapkan oleh setiap orang tua. Sebagai orang tua harusnya bisa mengontrol emosi nya saat mereka bersama anaknya agar mereka selalu merasa aman dan hangat saat sedang bersama orang tuanya.

Setelah membaca macam-macam gaya kelekatan yang ada, kita jadi paham seberapa pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan seorang anak. Menjadi orang tua merupakan hal yang sulit dan harus lebih ekstra dalam memperhatikan kemana arah sang anak akan bertumbuh nanti. 

Setiap hal yang orang tua lakukan terhadap anaknya, maupun itu sepele dan hanya hal kecil namun dampak serta efeknya akan selalu teringat di memori sang anak karena memori anak kecil biasanya lebih tajam sehingga hal-hal kecil seperti dimarahi saat jatuh pun bisa memengaruhi psikologis sang anak.

Nah, semoga kedepannya para orang tua bisa melakukan yang terbaik untuk anaknya walaupun hanya hal kecil seperti menanyakan bagaimana kesehariannya, namun hal tersebut tetaplah hal yang sangat berharga bagi sang anak. Jadi, jangan menganggap hal itu adalah hal sepele ya dan buanglah ego jauh-jauh saat bersama sang anak, agar hubungan keduanya bisa semakin akrab dan seperti teman.

Referensi 

Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Interpersonal : Interaksi Keseharian (6th ed.). Salemba Humanika.

Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Teori dan Praktik (Komunikasi dalam Kehidupan Kita) (6th ed.). Salemba Humanika.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini