Mengingatkan Diri Sendiri untuk Tak Berharap pada Manusia. Karena Nanti Pasti Akan Kecewa

Jangan berharap dengan manusia

Aku manusia biasa, yang sering kali menaruh harapan lebih pada sesama manusia biasa. Mereka sama denganku, berasal dari pencipta yang sama, berada di dunia yang sama, tidak ada kelebihan, tapi seakan aku mengagungkannya. Seakan harapan yang kutitipkan akan dijaga.

Advertisement

Aku yang keliru, dari awal memang aku yang salah menempatkan harapanku. Menempatkan harapan tertinggi pada manusia yang sama saja denganku. Berharap lebih seakan tidak ada kemungkinan untuk merasa kecewa, putus asa, gelisah. Padahal aku sendiri tahu kalau hati manusia tempatnya berubah-ubah. Ya itu aku, masih saya meyakinkan diri untuk tetap percaya. 

Bersandar pada yang biasa, berharap bisa ditenangkan sedemikian rupa. Aku benar-benar lupa atau hanya berpaling, bahwa Tuhanlah yang maha membolak-balikan hati hambanya. Rela berlama-lama menanti pada manusia, rela untuk menanti kepastian, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan Tuhan?

Manusia memang begitu, percaya dulu pada harapan yang digantungkan pada sesama manusia, begitu sudah mendapat kecewa barulah mengadu pada semesta. Mengapa harus mendapat kecewa dulu untuk percaya bahwa Tuhan yang tak pernah memberi kecewa. Apa karena sabar belum seberapa, apa karena lelahnya menunggu kepastian dari-Nya?.

Advertisement

Semua memang tak harus berjalan sesuai yang diharapkan. Jalan hidup dan skenario-Nya tidak ada yang tahu. Dia sangat hebat. Sudah sebegitu hebatnya masih saja ada hambanya yang mengabaikan hanya karena tidak cukup bersabar. Iya termasuk aku. Dan akupun tahu itu. 

Dari rasa kecewa yang kudapatkan karena banyaknya harapan yang kutitipkan pada manusia, aku mulai belajar. Belajar untuk ikhlas ketika banyak sekali penolakan yang datang. Tidak lagi menyalahkan Tuhan dan mempertanyakan kenapa aku tidak pantas mendapatkan kesempatan itu. Karena sejatinya itulah cara Tuhan menyayangiku dari hal-hal yang mungkin memang tidak pantas aku dapatkan. Bukan aku buruk dalam hal itu, tapi Tuhan sudah mempersiapkan rencana terbaik untukku.

Advertisement

Mulai saat ini, kutanamkan pada diriku untuk tidak lagi menaruh harapan pada manusia, tidak akan lagi. Sudah cukup rasanya kecewa berkali-kali hingga merasa putus asa. Berharap, kecewa lagi, berharap, kecewa lagi. Rasanya kalau itu diteruskan, aku tidak sayang pada diriku, membiarkan seorang manusia membuatku kecewa hanya karena aku terlalu bersandar padanya. Padahal aku sudah cukup punya Tuhan yang maha segalanya. 

Tuhan maafkan aku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An independent human being.

Editor

Not that millennial in digital era.