Ragam permasalahan perkembangan social-emosional anak akhir-akhir ini menjadi semakin rumit dengan adanya program belajar dari rumah yang disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19. Hilangnya lingkungan sosial-emosi dalam lingkup belajar AUD (Anak Usia Dini) menjadi hal yang umum ditengah program belajar dari rumah di saat sekarang. Hilangnya lingkungan sosial tersebut dalam penelitian FrÄ…ckowiak-SochaÅ„ska (2020) bahkan telah memunculkan kecenderungan ganguan mental yang disebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS). Kebanyakan dari mereka disebutkan mengalami kejenuhan dan gangguan mental yang menjadikan meeka lebih susah berkonsentrasi, gelisah, dan tidak sabaran. Pada Istianti, dkk. (2019:11) disebutkan bahwa ragam gangguan seperti yang telah disebutkan dapat mempengaruhi keterampilan motorik maupun mental anak. Selain berkaitan dengan pribadi anak secara personal, dampak psikologis dari pandemi COVID-19 yang ada juga mempengaruhi perubahan perilaku sosial masyarakat secara umum.                                                                                                                                                                                                                     Â
Sementara itu, seperti yang disebutkan dalam Pasal 13 Permendikbud No. 137 tahun 2014, upaya pengembangan perilaku pro-sosial anak sebaiknya dilakukan dengan cara yang membangun interaktivitas, inspiratif, menyenangkan, kontekstual, dan berpusat pada anak. Selain itu, Lee & Lai (2017 Istianti, Hamid, Abdillah, & Ismail, 2018) juga menyebutkan bahwa paradigma student centered saja tidaklah cukup, yang lebih penting dari itu adalah tentang bagaimana membangun higher-order thinking skills berdasarkan perspektif anak. Rancangan kegiatan yang bersifat student-centered memberikan banyak peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka secara mandiri yang berpijak pada tata nilai.
Selain pentingnya pembelajaran yang bersifat student-centered, upaya pengembangan ditengah penerapan kebijakan social distancing, memerlukan substansi kontekstual kedaerahan yang dekat dengan diri anak sehingga dapat memberikan stimulasi familiaritas kepada anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Istianti, dkk., (2019) mengenai permainan tradisional yang diintegrasikan dalam upaya pengembangan Perilaku sosial kewarganegaraan (PrSKn), disimpulkan bahwa permainan tradisional mengandung nilai penting untuk kehidupan sosial anak yang mendukung pengintegrasiannya dalam bentuk culturally sustaining pedagogy.
Sementara jika melihat praktek di lapangan, masih banyak pola pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru yang hanya akan memberikan ragam aturan dan hukuman yang akhirnya malah memunculkan bibit penyimpangan perilaku dan ketidakpercayaan pada diri anak. Pembelajaran jarak jauh yang umum dilakukan semakin mengurangi kualitas interaksi anak dengan gurunya dan mengurangi inisiatif anak dalam pembelajaran.
Ragam kesulitan yang ditemukan, jika dilihat dari natural pribadi anak berkaitan dengan perilaku sosialnya, sebenarnya proses identifikasi perilaku merupakan hal yang paling mudah untuk dibiasakan kepada anak. Istianti, dkk., (2019:27) dengan mengutip pendapat (Dariyo, 2005, hal. 114). Menyebutkan bahwa seorang anak dapat mulai mengembangkan perilaku sosialnya dengan menyerap nilai-nilai, norma-norma dan etika dari budaya sosialnya terutama dari orang tuanya. Proses tersebut adalah upaya imitasi yang dilakukan oleh anak terhadap tokoh yang dianggap sebagai model. Proses identifikasi tadi bukan hanya dapat berlaku pada keterampilan social tapi juga pembangunan karakter kewarganegaraan pada diri anak.
Penyelenggaraan PAUD di masa pandemi memunculkan tantangan berat terutama pada segi perilaku sosial yang mengharuskan anak untuk berinteraksi dengan anak lainnya. Namun, dengan penanganan yang baik melalui penerapan kegiatan yang familier bagi anak seperti permainan tradisional dan pembelajaran yang bersifat student-centered, upaya pengembangan yang dimaksud dapat terbilang berhasil.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”