Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah kalangan manusia dengan rentang usia 10-19 tahun. Masa remaja adalah tahapan perkembangan yang dinamis dan terjadi perubahan dalam kehidupan seorang individu. Perubahan tersebut berupa fisik, perilaku, cara berpikir, biologis, dan pengendalian emosi. Bagi sekumpulan orang dewasa, masa remaja adalah masa menyenangkan karena beranggapan di masa ini masalah yang dihadapi belum terlalu berat dibandingkan mereka. Walaupun begitu, setiap usia memiliki tantangan atau permasalahan yang dihadapi tersendiri.
Masa usia remaja (10 -19 tahun) memiliki citra sebagai masa storm and stres, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis adaptasi, cita-cita dalam hidupnya dan perasaan yang meluap-luap akan cinta. Masa remaja dianggap sebagai masa pemberontakan. Pada masa remaja, emosi berperan penting dalam mereka menjalani kehiduapan di masa remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormon.
Hasil penelitian WHO dan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 didapatkan banyak remaja ditemui mengalami masalah mental emosional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO, salah satu faktor penyebab masalah mental emosional remaja adalah pola asuh orang tua.
Pola asuh orang tua merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi untuk hingga mereka mencapai kedewasaan sesuai dengan norma dalam masyarakat. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana anak mereka dalam berperilaku dan bentuk kepribadian secara keseluruhan serta cara anak mereka mengendalikan permasalahan mental emosional anak mereka. Tipe pola asuh orang tua terbagi atas tiga tipe yaitu: pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif. Masing-masing pola asuh tersebut mempunyai dampak bagi perkembangan anak dan remaja yang bervariasi (Santrock, 2007).
Pola asuh demokratis tercermin dengan orang tua yang mendidik anak remaja mereka untuk bebas tetapi dengan mempertahankan batasan dan pengendalian tindakan mereka. Komunikasi yang terjadi pada hubungan orang tua dan anak berjalan dengan lancar dan bebas, orang tua disini memiliki sifat yang hangat dan membesarkan hati remaja. Pada pola asuh ini, anak remaja mereka mempunyai karakteri yang mandiri, pengontrolan diri yang bagus, dapat mudah bersosialisasi dengan teman di sekitarnya, minat hidupnya yang tinggi dan pengendalian emosi yang terjamin. Berdasarkan beberapa penelitian juga, pola asuh ini dapat meningkatkan prestasi mereka di bidang akademiknya.
Pola asuh otoriter ditandai dengan pola asuh membatasi dan menghukum yang bersifat memaksa anak remaja mereka untuk harus mengikuti apa yang dikatakan oleh orang tua. Komunikasi verbal dalam polah asuh ini sangat minimalis. Orang tua bersifat tegas dalam pola asuh ini. Remaja yang diasuh dengan pola ini akan memiliki karakteristik penakut, pendiam, tertutup, minat hidupnya yang rendah dan seseorang yang pemberontak.
Pola asuh permisif merupakan tipe yang orang tua tidak terlalu terlibat dalam perkembangan dengan remaja. Orang tua disini memiliki tipe yang tidak menuntut atau mengendalikan remaja dipengasuhannya. Â Remaja akan memiliki sifat yang impulsive, tidak mandiri, susah untuk bersosialisasi dengan teman sekitarnya dan egois. Pada pola asuh permisif ini tergambar ketidakpedulian orang tua terhadap perkembangan anak remahanya. Pada kasus ini, remaja akan sangat bebas dalam pergaulan mereka dan menyikapi permasalah
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”