Terkadang, penilaian orang lain terhadap diri sendiri sangat memengaruhi keseluruhan konsep diri yang kita miliki. Bisa jadi dalam hasil penilaian tersebut diartikan sebagai sebuah pujian, atau bisa juga pengaruh dari rasa ketidaksukaannya terhadap diri kita.Tak jarang juga banyak orang yang tidak nyaman akan hal itu, tetapi kita juga tidak bisa mengatur pandangan orang yang memberikan penilaian terhadap diri kita.
Mereka berhak menyuarakan apa yang ingin mereka katakan. Namun, jika kita lihat dari sisi kemanusiaan dan ada tanda-tanda dampak terhadap psikologisnya, hal itu sangat tidak dibenarkan karena akan sangat merugikan orang lain. Dalam bagian ini kita juga akan mencoba mempertahankan konsep diri kita yang sebenarnya. Konsep diri adalah munculnya perspektif dari orang terdekat dan orang lain. (George H. Mead, 1934)
Ada dua bentuk penilaian yang akan dibahas dalam artikel ini, yaitu penilaian langsung dan penilaian reflektif. Penilaian Langsung adalah penilaian yang secara langsung yang dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita. Sedangkan Penilaian Reflektif adalah pandangan yang kita dapatkan karena penilaian orang lain. Dari dua penilaian tersebut sebenarnya bisa memunculkan pemikiran yang menjadi nilai tetap dalam diri kita. Sebagai contoh dari bentuk penilaian langsung, jika ada seorang anak yang cerdas di sekolahnya dan dipuji “Kamu anak yang cerdas!” oleh guru-guru, maka itu akan muncul persepsi positif yang timbul dari anak itu terhadap dirinya sendiri. Sedangkan persepsi negatif akan muncul ke dalam diri anak jika dirinya dikatai “Bodoh” oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Selain itu, penilaian reflektif juga memiliki tiga macam unsur yang ada di dalamnya, yakni ada Uppers, Downers, dan Vultures.
Uppers adalah seseorang yang memberikan penilaian positif terhadap diri kita, ia juga cenderung menerima kelebihan dan kekurangan yang kita punya.
Saat bertemu orang yang memiliki tipe upper pasti kita tidak akan mengalami kegelisahan sedikitpun karena mereka adalah selalu menyebarkan hal-hal positif dan kalimat positif yang akan memengaruhi kepercayaan dalam diri kita. Sebagai contoh, saya pernah mengalami masa-masa sulit karena selalui dikelilingi oleh pikiran negatif seperti “Apakah saya cukup?”,“Apakah saya cantik?”,”Apakah saya pintar?” karena saya pusing memikirkan hal tersebut, saya menceritakannya kepada teman saya, saya tidak pernah berfikir jika responnya di luar dugaan, teman saya justru memberikan support dan terus memberikan kalimat-kalimat positifnya sehingga saya bisa mengontrol pikiran agar tidak terlalu memikirkan hal negatif tersebut.
Downers adalah orang yang melakukan pandangan negatif dan memberikan opini negatif pada diri kita.
Orang yang seperti itu biasanya lebih suka meremehkan goals yang kita punya dan menyerang titik lemah kita. Dampak dari hal itu akan membuat kita kehilangan rasa percaya diri, kehilangan motivasi, dan membuat surut rasa semangat. Contohnya, teman saya sedang belajar untuk mengikuti SBMPTN demi menggapai cita-citanya untuk masuk ke UGM, tetapi usahanya tersebut justru diremehkan oleh temannya sendiri agar ia kehilangan rasa percaya diri yang sudah dibangun.
Vulture adalah salah satu unsur yang lebih membawa aura negatif ke dalam diri kita, biasanya tipe yang seperti ini sangat suka menyerang terhadap konsep diri yang kita punya.
Mereka akan memberikan kritikan yang ekstrem dan lebih tajam dibandingkan dengan downers, mereka juga selalu membuat masalah karena berusaha mencari kesalahan orang lain. Contohnya adalah seorang guru yang memarahi muridnya karena jawaban yang diberikan salah, meskipun murid itu sudah meminta maaf, guru tersebut tetap menyalahinya dan mengatainya dengan sebutan “Anak bodoh” di depan murid lainnya yang membuat anak itu justru malu dan merasa dirinya tidak perlu disalahkan sampai begitunya.
Berbicara pengaruh positif dan negatif seperti yang ada di atas, dalam kenyataannya adalah lebih banyak dampak negatif yang didapat oleh setiap individu yang mudah terpengaruh oleh persepsi orang lain terhadap dirinya. Segala bentuk respon yang diberikan kepada lawan bicaranya cenderung melemahkan dan menyakiti perasaan seseorang, entah itu akan menyusutkan rasa percaya dirinya, menghilangkan jiwa semangat, takut untuk terbuka dengan orang terdekat, bahkan bisa menyenggol mental seseorang hanya karena ucapan yang diberikan.
Jika kita perhatikan, contoh-contoh dari segala penilaian reflektif sangat memberikan dampak terhadap orang lain hanya karena lewat ucapan, maka dari itu agar kita tidak terlalu berpengaruh oleh ucapan orang lain kita harus memahami konsep diri kita atau identitas pribadi secara baik. Diri adalah sebuah pusat kesadaran, kebutuhan, dan keinginan emosional, dalam hal yang dicerminkan oleh setiap individu dan mereka bertindak berdasarkan keadaan sosialnya. Berikut lima sifat utama yang dimiliki oleh identitas pribadi :
- Diri memiliki sifat sosial dan psikologis
- Memiliki sifat emosional yang harus dipahami
- Fleksibel dan bisa berubah seiring waktu
- Memiliki kendali atas diri sendiri dan pengaruh
- Memiliki aspek spiritual yang dapat mengembangkan diri
Kenapa kita harus mengenal diri dengan baik? jawabannya adalah agar kita bisa mengontrol segala emosi yang menggebu dalam diri kita, serta bisa memahami diri dengan baik agar tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Mereka tidak bisa mengatur pola pikir dan nilai berharga yang ada di dalam diri, jadi, akan lebih baik jika kita memahami identitas pribadi dengan baik dan mengacuhkan segala ucapan negatif mereka yang dapat mengganggu pikiran dan mental diri.
Meskipun begitu, kita tetap berinteraksi di lingkungan sosial yang telah kita tempati. Setiap orang pasti memang pernah dipengaruhi oleh masyarakat lainnya dan kita tidak bisa mencegah itu, tetapi kita bisa mengontrol diri agar tidak mudah terpengaruh. Setiap orang pun akan dipengaruhi oleh entah itu keluarga, rekan kerja, teman, dan lain-lain. Pikiran dan perilaku kita tidak bisa dibentuk atau ditentukan oleh orang sekitar karena diri memiliki hak untuk menyaring komponen negatif yang datang dari mana saja terutama persepsi orang lain terhadap diri.
Jadi, intinya adalah bahwa pengaruh yang datang dan diciptakan oleh orang lain dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Poinnya adalah paham akan diri yang sesungguhnya. Jika ada orang lain yang berusaha memasuki pikiran kita lebih baik berusaha untuk tetap pada pendirian pola pikir kita terhadap diri, itu sangat penting.
Jangan biarkan orang lain memengaruhi diri. Kalau perlu, jauhi orang-orang yang toxic meskipun itu teman terdekat sekalipun, jika ada teman yang memiliki tipe Uppers, rangkul dan biarkan mereka ada di sisi kita. Sebaliknya, jika ada teman dekat yang memiliki tipe Downers dan Vulture, lebih baik kita menghindari mereka, kurangi interaksi lebih, jangan sampai mereka menjadi ‘racun’ di lingkungan kita, dan jangan biarkan mereka mengubah konsep diri kita yang awalnya percaya diri menjadi orang yang penakut akan suatu hal.
Referensi :
Olson, E. T. (2021). Personal Identity. Metaphysics Research Lab, Stanford University.
Wood, J. T. (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Jakarta: Salemba Humanika.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”