Pengalamanku Pertama Kali Ikut Kompetisi Puisi Tingkat Nasional, Menyenangkan~

Yang namanya pengalaman pertama memang akan menjadi titik paling diingat sepanjang hidup

Tidak ada keberhasilan yang diraih tanpa mencoba mengambil langkah pertama.

Advertisement

Itulah kalimat yang menjadi sesuatu paling kuingat. Ngomongin soal pengalaman pertama, aku punya pengalaman pertamaku saat mencoba memberanikan diri untuk ikut serta dalam kompetisi puisi tingkat nasional. Aku terjun ke dunia kepenulisan sejak tahun 2014, tapi memulai dengan membuat cerita fanfiction di salah satu platform menulis cukup terkenal. Sebutannya platform oranye.

Dari tahun tersebut hingga sekitar tahun 2016/2017 aku memulai di dunia puisi. Yah, pertamanya adalah quotes-quotes seperti pada media sosial jaman sekarang. Lalu beralih jadi sajak-sajak pendek, hingga kemudian bisa membuat puisi tapi belum tergolong mahir. Aku bukan tipikal anak yang percaya diri, tetapi aku tipikal yang terpancing rasa penasaran.

Maka, setelah sempat berhenti lama dari menulis puisi maupun cerita, aku kembali mencoba menggeluti dunia puisi tahun 2019. di salah satu sosial media. Aku tidak lagi menulis di platform oranye itu lagi. Iya, itu awal sekali dan tentu saja tulisanku terkesan kaku karena sudah lama tidak menulis. Waktu itu, baru beranjak beberapa bulan setelah aku memulai menggeluti puisi, aku melihat selebaran poster di media sosial kalau akan diadakan lomba puisi tingkat nasional oleh salah satu penyelenggara. 

Advertisement

Karena aku tipikal yang mudah terpancing penasaran, aku jelas saja penasaran soal itu. Padahal skill menulis puisiku belum begitu terlatih, hanya saja dengan bekal sedikitnya itu, aku entah kenapa ingin mencoba mengikuti kompetisi itu. Berhubung kompetisinya berbayar dan posisiku belum bekerja alias masih duduk di bangku SMK kelas 2, aku meminta modal dari mama. Hahaha. Dalam hatiku, aku janji kalau menang akan membalikkan modal itu. 

Skill menulisku masih tergolong baru di dunia puisi, tapi di media sosial sudah ada beberapa orang yang menyukai puisi buatanku. Mengikuti lomba sebesar itu dan saya lihat ada beberapa orang yang lebih ulung dariku mengikuti kompetisi itu, aku tentu saja merasa minder. Takut sekali. Namun rasa penasaranku menggebu-gebu.

Advertisement

Bagaimana kalau aku nanti menang? Pikiranku kurang lebih seperti itu.

Ada sekitar satu bulan sejak pendaftaran sampai pengumuman kejuaraan, aku menunggu. Sayang sekali keyakinanku tidak menjadi kenyataan. Aku tidak mendapatkan 3 besar di kompetisi itu, tapi aku mendapatkan 100 besar penulis terbaik. Apakah aku bersedih? Tentu saja tidak. Bagiku, menang bukan hanya sekadar mendapatkan juara 3 besar, melainkan aku sudah mendapatkan 'sesuatu' dari hasil percobaan langkah pertamaku.

Lantas setelah perlombaan pertama itu, aku ikut lagi. Yang kedua, ketiga, keempat, apa yang kudapatkan tidak lebih dari 100 besar atau bahkan 250 besar. Namun karena rasa penasaranku masih ada, aku selalu mengambil kesempatan dari setiap kompetisi yang diadakan di sosial media. Aku ikut lagi, lagi, lagi, dan lagi. 

Hingga pada suatu titik aku mendapatkan Juara Harapan 3, disusul Juara 1, lalu seakan-akan pintu rezekiku terbuka. Tahun 2021 adalah tahun di mana aku mendapatkan cukup banyak kejuaraan dari kompetisi puisi tingkat nasional yang kuikuti. Selama tahun 2020 sebelumnya berjalan, aku memang terus melatih puisiku dan mencoba mencari tau di mana sebenarnya letak kesalahanku. Dan ternyata Tuhan baru mengabulkan di tahun 2021. 

Langkah pertama yang aku ambil saat mengikuti kompetisi puisi tingkat nasional, kalau diingat-ingat, merupakan gerbang dari pencapaian-pencapaianku setelahnya. Aku membayangkan kalau seandainya waktu itu tidak mengambil kesempatan di depan mata, apakah aku bisa menjadi diriku di titik sekarang? 

Di rumah, sudah ada cukup banyak sertifikat dan piala atas kejuaraan itu. Aku pun mendapatkan uang tunai dari beberapa perlombaan yang kuikuti. 

Sungguh, aku bahkan tidak pernah membayangkan kalau di tahun 2021, aku mendapatkan hal-hal yang bermula dari rasa penasaranku. Sejak itu aku semakin meyakini kalimat yang kupegang: tidak ada keberhasilan yang didapatkan kalau tidak mengambil langkah pertama. 

Kalau kamu, punya langkah pertama apa yang kalau diingat-ingat saat ini membuatmu tersenyum?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang perempuan. 19 tahun. menulis adalah menciptakan rumah untuk menjadi diri seutuhnya.