Pengalaman Pertama VBAC, Melahirkan secara Alami Pasca Operasi Caesar

Melahirkan secara normal itu fitrah menjadi seorang wanita

Menjadi ibu adalah dambaan semua wanita dan memiliki keturunan merupakan fitrah. Aku menjalani sesuatu yang di luar kemampuanku. Di saat aku masih ingin berkarier, melanjutkan debut menulisku. Allah berkehendak lainnya. Aku hamil tanpa aku rencanakan. Sementara anak pertamaku masih 19 bulan. belum genap 2 tahun.

Advertisement

Lalu? Hatiku berdebar, aku takut dan khawatir kalau orang tua dan mertua marah. Ketakutan itu aku sembunyikan dan hanya bercerita sama tetanggaku. Ia menenangkanku, kalau aku gak perlu takut. Itu rezeki besar, harus aku terima. Di luar sana masih banyak pasangan yang sudah menikah, namun belum dikaruniai anak.

Sebelum hamil aku sudah persiapkan diri mencari referensi seputar VBAC mulai dari membaca buku, jurnal dan artikel juga menonton video di YouTube. Kalau melahirkan secara VBAC itu risikonya besar, tetapi potensi untuk berhasil (tidak ada sobekan rahim) itu 70% sementara kalau Re-SC potensinya 1% dari 10.000 ibu.

Aku pun mulai menemui provider yang aku cari di internet beliau Pro VBAC. Aku mulai mengikuti bimbingannya, juga semua arahannya. Karena melahirkan secara alami membutuhkan banyak effort juga persiapan. Aku pun sedini mungkin mempersiapkan, mulai dari perbaiki gizi makanan, olahraga dari trimester pertama, berhenti mager, menjauhi paparan radiasi dan asap rokok.

Advertisement

Tidak hanya itu, aku belajar affirmasi diri juga olah napas. Trimester pertama memang sulit, karena masih mual-mual, lemas apalagi bertepatan dengan bulan Ramadhan saat itu, aku berpuasa. Trimester kedua, mulai membeli perlengkapan yoga mulai dari matras, gym ball, balok dan tali yoga. Aku juga engikuti kelas hamil secara online, karena bertepatan dengan pandemi.

Praktik tiap hari, dan rajin mengikuti channel YouTube bidan maupun dokter obygn. Belajar sambil praktik itu yang aku lakukan dan konsisten tiap hari. Aku juga sempatkan untuk cek USG keadaan janin. Ketika usia kandungan 5 bulan, keadan janin sangat sehat posisi juga masih sungsang, itu normal di trimester 2, tetapi ketika kehamilan memasuki awal trimester 3, posisi janin juga masih sungsang.

Advertisement

Providerku cuma kasih tahu, kalau ingin proses VBAC terlaksana dengan sukses, posisi janinnya dibenahi dulu. Namanya masih pemula, aku cari informasi lagi agar janin tidak sungsang. Mulai dari gerakan yoga, kompres air hangat dan es batu. Juga sering ngajak ngobrol janin agar mau turun posisi kepalanya. Upaya itu membuahkan hasil, usia kandungan 8 bulan sudah normal lagi.

Menjelang persalinan aku makin memantapkan usaha squart jump 300 kali, jalan cepat setiap pagi 45-60 menit, prenatal yoga dan olah napas. Juga asupan gizi maupun karbo juga ditambah, makan es krim (karena menurut dokter berat janin sangat kecil), kurma, minyak zaitun, gamat dan madu. Ikhtiar langit juga digencarkan, berdoa siang dan malam. Silaturrahmi dengan keluarga di Situbondo, dari Ambulu (Jember) ke Situbondo naik sepeda motor. Karena aku yakin mampu menjalaninnya.

Nah, saat di Situbondo mulai muncul gelombang cinta. Sehingga hanya sehari di sana, esoknya balik lagi ke Ambulu. Ketika di Jember kami masih sempat ke bioskop nonton Spiderman, diajak oleh suami. Sebenarnya aku gak mau, karena ingin istirahat. Akhirnya aku nonton, sepanjang menonton film, aku tegang, kadang kaget juga dengan adegannya.

Sebenarnya ibu hamil dilarang nonton film yang menegangkan, agar janin tetap sehat. Benar saja aku tidak betah duduk, kontraksi berulang kali, kram dan nyeri semuanya. Seminggu pasca menonton Spiderman aku berhasil melahirkan secara normal. Rasa haru dan bahagia, campur aduk rasanya. Antara melahirkan secara SC dan normal itu sama aja perjuangannya. Bedanya kalau lahiran secara normal lebih cepat pulih.

Melahirkan VBAC bukan modal nekat tetapi modal tekad untuk belajar dan memperdayakan diri. Usaha tanpa doa itu sombong, doa tanpa usaha itu bohong. Segala sesuatu bisa terjadi pun berkat izin Allah dan rahmat-Nya. Kesuksesan VBAC juga didukung oleh support system dari suami, keluarga dan provider. Kalau mau melahirkan secara alami butuh banyak persiapan fisik dan mental juga, karena ketika hamil diberi waktu yang cukup panjang untuk belajar menjadi ibu. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Wanita muda yang suka fotografi, Editor freelance, bookstagram. Suka menulis cerpen, novel dan blog. Bukunya yang sudah terbit DARAH: sepuluh cerita psikopat dan September Wish. Menulis membuatmu ada.