Pengalaman Pertamaku Dioperasi. Ternyata Nggak Seseram yang Kubayangkan

Selama masih ditangani oleh para ahlinya, nggak perlu ada yang dikhawatirkan

Mendengar kata operasi mungkin pikirkan langsung tertuju kepada dokter dan para perawat yang memakai seragam serba hijau lengkap dengan penutup kepala khas seragam operasi. Kata operasi memang kadang menyeramkan bagi sebagian orang. Nggak jarang hal itu membuat seseorang menjadi maju mundur dan urung untuk dilakukan tindakan operasi. Padahal, operasi sebenarnya nggak seseram itu kok.

Advertisement



Dulu, sebelum dioperasi, aku juga merasa takut, dan menolak. Wajar saja, karena jangankan untuk dioperasi, dirawat di rumah sakit pun aku belum pernah mengalaminya kala itu. Jadi, aku sama sekali belum memiliki gambaran tentang bagaimana keadaan rumah sakit terlebih tentang operasi. Aku hanya membayangkan kalau operasi itu menyeramkan, seperti di sinetron-sinetron yang tubuhnya dibongkar, dibelah menggunakan benda-benda tajam, membayangkannya saja sudah ngeri dan seram.



Tiga tahun yang lalu, aku menemukan tumor di salah satu bagian tubuhku, dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi. Nggak ada pilihan lain selain operasi karena tumor jenis apa pun sebaiknya segera diangkat. Jika didiamkan, kata dokter itu akan semakin berbahaya. Selain itu, operasi juga adalah jalan untuk mengetahui apakah tumor itu bersifat ganas atau jinak.



Setiap orang yang akan dioperasi biasanya akan disarankan untuk rawat inap satu hari sebelum dilakukan tindakan operasi. Kemudian berpuasa setengah hari atau sesuai yang disarankan perawat. Kebetulan saat itu jadwal operasiku adalah pagi hari. Jadi aku diminta untuk berpuasa mulai dari pukul 24.00 sampai operasi selesai.

Advertisement



Selain dirawat inap dan berpuasa, tindakan lain sebelum operasi yang dilakukan adalah infus. Nggak ada yang berbeda, sama seperti diinfus pada umumnya. Hanya saja infus kali ini nggak hanya bertujuan untuk menambah cairan ke dalam tubuh, tapi sebagai media untuk memasukkan alat bius ketika beberapa menit sebelum operasi dimulai.

Pembiusan (anestesi) juga terbagi dua, ada bius lokal dan bius umum. Bius lokal biasanya dilakukan untuk operasi kecil. Pembiusan hanya dilakukan untuk beberapa bagian anggota tubuh saja. Sedangkan bius umum dilakukan untuk operasi besar dan dilakukan ke seluruh tubuh. Saat itu aku memakai bius umum, karena operasiku termasuk tindakan operasi besar. 

Advertisement



Untuk bius lokal, aku kurang tau bagaimana cara proses penggunaan dan efeknya, karena aku sendiri belum pernah mengalaminya. Sedangkan bius umum, penggunaannya dengan cara disuntikkan ke dalam alat infusan yang kemudian mengalir ke dalam tubuh. Saat itu aku merasa tubuhku seperti dialiri air yang begitu dingin.



Sekali lagi, proses menuju tindakan operasi ternyata nggak seseram yang kubayangkan. Aku hanya merasa deg-degan ketika memasuki ruang operasi yang telah dipenuhi alat-alat medis. Sisanya, di dalam ruangan, dokter dan perawat pandai membuat suasana menjadi santai dan rileks. Mereka mengajakku mengobrol lalu setelah alat bius disuntikkan lewat infus beberapa detik kemudian aku nggak sadarkan diri.



Operasi berjalan lancar dalam beberapa jam. Bagiku, bagian ini yang paling menegangkan. Bagian pasca operasi selesai dan proses hilangnya efek pembiusan. Aku merasa sulit membuka mata dan kepalaku terasa pusing tujuh keliling. Belum lagi perutku terasa mual. Tapi tenang saja, itu hanya berlangsung sebentar dan hal yang wajar dialami oleh pasien pasca operasi. Setelah efek biusnya hilang, tubuhku merasa baik-baik saja, dan nggak ada hal-hal menyeramkan terjadi. 



Jadi, menurutku untuk Sobat Hipwee yang akan disarankan dokter untuk operasi atau terjadi sesuatu yang mengharuskan SoHip untuk dioperasi, sebaiknya segera lakukan. Nggak perlu takut dan khawatir karena itu pasti jalan terbaik dan akan ditangani oleh para ahlinya.



Bagaimana? Apa operasi masih terdengar menyeramkan bagimu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya Manusia dengan segala kelemahannya