Pengalaman Menjadi Anak Kost

Kangen keluarga dan ingin pulang jadi rasa yang biasa muncul, gini rasanya hidup jadi anak kost

Kost adalah sebuah tempat tinggal yang disewakan baik perbulan atau pertahun. Berbeda dengan rumah kontrakan di mana penyewa akan menyewa satu rumah utuh. Di kost, penyewa hanya bisa menyewa satu kamar. Ada berbagai penyewa kost mulai dari pelajar sekolah, mahasiswa, ataupun pekerja. Biasanya mereka menyewa kost karena tempat tinggal mereka jauh dari tempat mereka belajar ataupun bekerja.

Advertisement

Sebagai mahasiswa, saya akan membahas tentang mahsiswa yang tinggal di kost dan pengalaman saya selama tinggal di kost. Saya tinggal di kost karena Pendidikan, di mana saya kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan rumah saya berada di luar kota Surakarta Jadi, mau tidak mau saya harus tinggal di kost.

Sekarang, tepatnya saat saya membuat artikel pengalaman pribadi ini, saya sudah tinggal di kost selama lebih dari enam bulan atau satu semester. Yang saya rasakan saat pertamakali tinggal di kost sudah pasti sedih, ya. Tidak seperti yang orang lain bayangkan kalau tinggal di kost itu enak dan bebas, tidak diatur dan tidak terpantau orang tua, jadi terserah mau apa saja. Pada kenyataannya memang bebas tidak diatur dan dipantau oleh orang tua, tapi yang lebih saya rasakan adalah kangen orang tua dan ingin pulang.

Dikarenakan terkendala jadwal kuliah dan jarak dari kost ke rumah yang sangat jauh, jadi saya jarang pulang ke rumah. Kesedihan dan rasa kangen dengan orang tua sampai membuat saya menangis pada waktu–waktu pertama tinggal di kost. Tidak hanya saat pertama kali tinggal di kost saja, saya juga kadang menangis saat setelah liburan di rumah dan waktunya berangkat ke kost lagi. Selain itu, saat setelah orang tua datang ke kost dan kemudian mereka pulang itu membuat saya sedih dan ingin menangis. Karena kesedihan dan rasa kangen ini membuat saya tidak semangat melakukan sesuatu, bahkan saat makan pun kadang saya meneteskan air mata. Makanan yang saya makan rasanya tidak seenak makanan di rumah. Tetapi semua perasaan itu akan berubah ketika sudah beberapa hari dan sudah mulai berkumpul bersama teman–teman saat di kampus maupun di luar kampus, terkadang saya perlu adanya kesibukan untuk menghilangkan rasa kangen rumah dan kangen orang tua.

Advertisement

Selain kangen rumah dan kangen orang tua, mungkin ada juga kebiasaan–kebiasaan baru sebagai anak kost. Contohnya bangun tidur dibangunkan alarm, menyiapkan makan sendiri, bersih–bersih sendiri, belanja kebutuhan hidup sendiri. Jika sakit tidak ada yang merawat. Dan mungkin yang paling berat adalah ketika puasa. Mungkin masih banyak kebiasaan–kebiasaan yang lain tapi hanya itu yang saya sebutkan.

Yang pertama, bangun tidur dibangunkan alarm. Rintangan yang ada di sini adalah kebiasaan kita yang terkadang saat alarm bunyi kita hanya mematikannya dan kemudian kita lanjut tidur. Akhirnya bangun kesiangan dan terlambat kuliah.  Berbeda saat di rumah yang pasti dibangunkan oleh orang tua dan kita pasti tidak akan tidur lagi.

Advertisement

Yang kedua, manyiapkan makan sendiri, jika di rumah kita pasti disediakan makanan oleh orang tua maka di kost kita harus memasak atau  membeli makanan sendiri. Namun, kebanyakan dari anak kost lebih memilih untuk membeli makanan karena mungkin tidak bisa atau malas memasak dan membersihkan alat masaknya. Yang jadi masalah di sini adalah kebersihan atau kesehatan makanan yang dibeli dan jam makan para anak kost yang kadang tidak teratur karena beberapa sebab. Mungkin, kita tidak tahu bagaimana kebersihan dari makanan yang kita beli. Kita pun kadang tidak peduli apakah makanan yang kita beli itu sehat atau tidak. 

Yang ketiga, adalah bersih–bersih kost sendiri, kamar kost bisa menggambarkan kepribadian dari anak kost tersebut, kalau malas dan jorok sudah pasti kamarnya kotor, kita harus bisa membersihkan dan merawat kamar kita karena tidak ada orang tua maupun assisten di kost.

Yang keempat, adalah belanja kebutuhan hidup sendiri, kita harus mulai belanja sendiri tanpa dibelikan orang tua. Selain itu kita juga harus bisa mengatur uang yang diberikan orang tua. Tujuannya untuk kita hidup dengan cara membeli barang atau makanan sewajarnya saja. Jangan terlalu berlebihan serta menggunakan uangnya dengan bijak.

Yang kelima, anak kost kalau sakit tidak ada yang merawat, maka dari itu perlunya teman yang bisa membantu kita saat kita butuh mereka. Kita juga harus memiliki rasa senasib yaitu sebagai anak kost. Siapa lagi yang bisa membantu kalau bukan teman.

Yang keenam paling berat, yaitu bulan Ramadhan di kost, saya belum pernah merasakan bulan Ramadhan di kost dan ini adalah Ramadhan pertama saya di kost. Sangat sedih karena tidak bisa sahur dan buka puasa bersama keluarga, apalagi dengan jadwal kuliah yang membuat para anak kost bena-benar sangat amat menjalani bulan Ramadhan tidak bersama keluarga, ditambah lagi liburan yang hanya sekitar dua hari sebelum lebaran saja. Kembali lagi kita menjalani Ramadhan bersama teman yang sama–sama merantau dan tinggal di kost.

Begitulah pengalaman saya selama tinggal di kost, semua kembali kepada pribadi masing-masing bagaimana menjalani kehidupan sebagai anak kost. Jika kita menjalaninya dengan baik, maka semua akan baik–baik saja. Tetap bersemangat untuk berjuang sebagai anak kost, karena ini adalah salah satu perjuangan dalam Pendidikan untuk membuat masa depan yang indah nantinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis