Pengalaman Jatuh Cinta Pertama, Jangan Mengikat Jika Tak Berniat Mengikat

Pengalaman Jatuh Cinta Pertama

Kota ini sedang dilanda gerimis ketika jalan hidupku ditakdirkan untuk berubah selamanya. adalah matamu yang pertama kali melihatku, menembus pertahanan ku secara membabi-buta. Kau diamkan tanganmu di dalam jabatan ku selama beberapa detik. Segala keteraturan yang ku bangun selama ini dalam sekejap. Padahal perjumpaan kita begitu sangat sederhana. tidak sedramatis kisah-kisah yang di tulis para novelis. meski begitu, bagiku kau istimewa, melebihi apa yang mampu di gambarkan sastra. Bahkan, aku yakin kau bukan manusia biasa mungkin kau adalah bidadari yang sedang menyamar.

Advertisement

Jangan pergi dulu hey! Aku tidak ingin pulang ke rumah lalu berlama-lama menatapmu membeku di layar ponselku. Tumbuh harapan dalam hatiku: aku harap kelak dapat ku temui senyuman mu yang sesungguhnya dan jika tidak berlebihan, aku lah orang yang akan membuatmu tersenyum. Kau pun pamit undur diri, menyisahkan wangi mu yang pekat mewarnai udara. Tanpa mau bertanggung jawab, kau tinggalkan aku termabuk cinta sendirian. 

Setelah perkenalan kita kala itu, aku berharap segala keteraturan ku akan kembali normal. Hidupku selama ini sudah teramat tenang dan aku tidak ingin secuil adegan perkenalan dengan mu menjadi efek kupu-kupu yang merusak banyak rencana aku di masa depan tapi percayalah, aku sudah pernah berkecimpung dengan asmara, dan patah hati yang ditimbulkannya tidak berdampak baik. Aku tidak membutuhkan drama denganmu untuk saat ini. 

Advertisement

Mati-matian aku aku berkata pada diriku sendiri bahwa perasaan itu hanyalah euforia sementara yang akan hilang dalam hitungan hari. Namun cinta selalu bersemi di tempat, waktu, dan situasi yang tidak terduga dan aku hanya mampu menjadi korban dari kerinduan yang mencekik yang tersenyum dengan pipi merah merona tatkala kalau menyapaku. 

Kali ini, aku tidak bisa mengelak. Aku yakin dan sadar bahwa hatiku sudah ada di genggamanmu. Menjadi hak milik mu untuk kau rawat, atau mungkin kau hancurkan. Namun, tak perlulah aku berpikir terlalu jauh. Sekarang yang terpenting adalah mengatur siasat agar posisi kita seimbang. Aku pun harus bisa menggenggam hatimu karena entah kau sejauh langit atau sedekat langit, bagiku kau bintang yang aku puja setengah mati. Jika kita berjodoh, walau hari ini dan di tempat ini kita tidak bertemu, kita pasti akan di pertemukan lagi di lain waktu. Aemoga saja kita berjodoh ya, Amin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tian Dainuri seorang generasi z yang pernah patah hati