Di artikel sebelumnya, sudah dijelaskan tentang bagaimana cara untuk bisa bekerja di Filipina, persyaratan dan biaya hidup yang harus dikeluarkan setiap bulan nya. Sekarang, aku ingin menjabarkan sekaligus membuat perbandingan tentang biaya hamil hingga persalinan di Filipina. Iya, aku hamil dan Filipina merupakan negara yang kupilih untuk melahirkan anak pertamaku.
Dimulai dari biaya pengecekan, sebelum kita pergi ke dokter untuk cek kandungan, pasti kita akan cek test pack atau pregnancy test terlebih dahulu bukan? Biaya yang dikeluarkan untuk membeli test pack dari harga ₱150 – ₱500 (Rp40.500 – Rp130.500). Waktu itu aku tes sampai 3x untuk menjamin bahwa benar-benar aku hamil, karena kadang terjadi error saat melakukan pengecekan dengan test pack.
Setelah hasil ketiga test pack tersebut positif semua, akhirnya aku pergi ke dokter untuk melakukan konsultasi dan USG. Waktu itu melakukan tes USG pertama kali di klinik, bukan di rumah sakit. Untuk biaya konsultasi ₱800 (Rp216.000) dan untuk biaya USG ₱1600 (Rp432.000). Waktu USG pertama kali, ternyata kandunganku masih berusia 5 minggu, jadi baru hanya ada kantung janin saja. Dokter memintaku untuk kembali 2 minggu kemudian untuk melakukan USG ulang, guna memastikan bahwa dari kantung janin berkembang ada embrionya.
Dokter juga memberikanku vitamin C dan obat untuk meredakan batuk dan flu yang sudah 3 minggu karena kehamilan menyebabkan sistem imun kita menurun, jadi lebih mudah sakit. Vitamin C untuk 30 hari dan obat untuk batuk 5 hari, aku lupa berapa harga tiap obatnya tapi total obat yang harus dibayar ₱2300 (Rp621.000). Tak lupa aku juga membeli susu kehamilan untuk 2 minggu kedepan. Aku beli Enfamama sekitar ₱730 (Rp197.800) untuk 2 minggu.
Dua minggu kemudian, aku kembali ke dokter dan ternyata kandunganku berkembang baik. Waktu itu sudah usia kandungan 7 minggu dan jantung mungilnya pun sudah berdetak kencang, 160 detak/menit. Biaya konsultasi dan USG masih sama, ₱800 dan ₱1600. Aku pun diberikan asam folat dan multivitamin 2 box untuk 2 bulan seharga ₱2600 (Rp702.000).
Dokter juga memintaku untuk melakukan beberapa tes lab seperti hepatitis, tyroid, gula darah, urin, darah lengkap. Total biaya yang harus dikeluarkan adalah ₱5300 (Rp1.431.000). Puji Tuhan, semua hasilnya baik tidak ada masalah.
Tiba-tiba, saat usia kandunganku sudah 11 minggu, aku mengalami pendarahan hebat dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Aku mengalami threatened abortion. Kandunganku baik-baik saja, posisi placenta ada diatas, air ketuban dalam jumlah yang baik hanya saja rahimku kontraksi. Dokter menyarankan untuk di rawat inap 1 hari dan harus bedrest selama 1 minggu. Tindakan yang dilakukan adalah pemasangan infus yang di campur dengan isoxilan. Aku masuk rumah sakit hari minggu siang dan pulang hari senin malam esok harinya. Kamar yang ku tempati adalah ward room untuk 10 orang.
Mungkin kalau di Indonesia lebih dikenal dengan kamar bangsal ya? Esok harinya saat akan membayar tagihan rumah sakit, biayanya ₱14000 (Rp3.800.000). Cukup shock sih, karena dengan biaya segitu kalau di Indonesia sepertinya sudah dapat kamar kelas 1 ya, hehehehe. Lalu aku pun diberikan obat Isoxilan dan Duphastone untuk penguat Rahim. Masing-masing diberikan 21 tablet untuk 1 minggu dengan total ₱4300 (Rp1.116.000). Ternyata Duphastone ini per bijinya cukup mahal dan termasuk obat keras yang tidak bisa dibeli tanpa resep.
Dokter pun memintaku kembali seminggu kemudian untuk memastikan bahwa kandunganku baik-baik saja dan aku bisa kembali bekerja. Untuk biaya konsultasi ₱600 (Rp162.000) dan obat yang sama Isoxilan dan Duphastone, hanya saja untuk dosisnya diturunkan menjadi sehari 2x saja. Biaya yang dikeluarkan untuk obat sekitar ₱3700 (Rp1.000.000). Aku pun juga diberikan zat besi dan calcium untuk 1 bulan dengan harga hanya ₱500 (Rp135.000).
Minggu depan aku akan kembali cek up dan cek USG, kurang lebih biaya yang akan dihabiskan perkonsultasi adalah ₱600 (Rp162.000) dan USG ₱1800 (Rp486.000). belum termasuk obat-obatan dan vitamin yang akan diberikan setiap bulannya. Aku juga akan vaksin hepatitis dan tetanus, kalau tidak salah 2 vaksin tersebut akan menghabiskan sekitar ₱7000 (Rp1.897.000).
Memasuki trimester 3, akan dilakukan kembali lab test yang kurang lebih akan menghabiskan sekitar ₱5700 (Rp1.539.000).
Untuk biaya melahirkan, aku memilih di rumah sakit Adventist di Manila. Rencana lahiran normal tanpa epidural jika memungkinkan, Biaya yang akan dihabiskan jika melahirkan normal tanpa epidural hanya 1 hari di rumah sakit sekitar ₱50000 (13.500.000). Tapi jika harus tinggal di rumah sakit sampai 3 hari, maka tambahan nya sekitar 5-6 juta perhari, sehingga total biaya RS bisa sekitar Rp25.000.000. Belum lagi kalau missal terjadi komplikasi denganku atau pada bayi sehingga harus masuk inkubator. Nggak terbayang sih berapa biayanya :”)
Jika ditotal semua dari awal cek kehamilan sampai persalinan, maka kira-kira total biaya yang harus dikeluarkan adalah ₱167650 (RP45.267.364). Total biaya tersebut merupakan biaya asumsi paling murah, dengan harapan sampai persalinan nanti tidak ada pendarahan atau komplikasi apa-apa. Oiya, biaya tersebut untuk kamar bangsal saat melahirkan nanti lho, bukan di kelas 1 atau private room.
Kalau kalian untuk biaya sejak awal kehamilan sampai persalinan berapa?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”