Terkadang aku bertanya tentang banyak hal, terutama tentang diriku dan mereka yang ada di sekitarku. Siapakah aku ini? Mengapa aku diciptakan?
Aku mengakui bahwa dunia ini juga memiliki “Aku” yang lain. Aku diciptakan dengan makhluk yang juga adalah “Aku” bagi dirinya. Kalau begitu siapakah “Aku” yang lain itu? apakah dia yang sama denganku ataukah dia yang berbeda?
Aku adalah seorang perempuan Toraja yang percaya dan sadar bahwa nafas kehidupan yang aku rasakan bersumber dari Roh Ilahi dan di dunia ini aku tidak hidup sendiri, keberadaanku setara dengan adanya “Aku” yang lain yang hidup bersamaku. Aku dan Aku yang lain itu memiliki banyak kesamaan dan beberapa hal yang berbeda; Aku disebut sebagai “Manusia” dan dia disebut sebagai “Alam” tetapi aku percaya bahwa aku dan dia bersumber dari satu Roh yang sama yaitu Puang Matua, sehingga kami terikat dalam sebuah hubungan persaudaraan.
Aku memandang alam sebagai saudariku dengan penuh kesetaraan sama seperti aku memandang saudara perempuanku dalam kebudayaan Torajaku. Dalam budayaku kesetaraan antar saudara perempuan sangat dihargai dan dihormati. Rasa hormat dan penghargaan itu aku tuangkan dalam caraku memandang alam sebagai saudariku.
Aku percaya bahwa aku dan alam sebagai saudara perempuan memiliki keterikatan yang sangat intim dengan Roh Ilahi, dan Roh mencintai kami tanpa syarat. Roh hadir dalam setiap proses pertumbuhan kami, dengan tujuan yang indah dan luar biasa. Aku bersyukur atas ikatan khusus yang tercipta antara Roh, aku, dan alam saudariku, sebagai berkat yang luar biasa, yang membuat kami menjadi sangat spesial.
Aku sebagai seorang perempuan keturunan Toraja percaya kepada Roh yang hadir kedalam dunia dengan wujud Puang Yesu untuk memberitakan kabar baik untukku dan alam saudariku; Yesu yang mengasihi seluruh ciptaan, Yesu yang ikut menderita sama seperti ciptaan, dan Yesu yang rela mati demi pembaharuan seluruh ciptaan. Aku percaya bahwa karya-karya Roh yang kelihatan akan selalu menjadi pelita yang menerangi dan menuntun segala ciptaan untuk hidup saling berdampingan dan mengasihi satu sama lain.
Sebagai perempuan yang merasakan hubungan persaudaraan dalam kebudayaan Toraja, meyakini bahwa kami tidak mengenal adanya perbedaan status sulung dan bungsu, yang ada hanya kesetaraan dan hubungan saling menerima dan menghargai satu sama lain. Kami berusaha memaknai bahwa hubungan persaudaraan yang dianugerahkan Puang Matua bertujuan untuk saling melengkapi, menjaga, dan berbagi, bukan untuk saling mendahului dan memanfaatkan satu sama lain.
Sama halnya dengan aku dan alam saudariku, kami merupakan dua hal yang setara dan tidak dapat dipisahkan, karena kami adalah saudara sepanjang hidup. Aku dan alam diperlengkapi dengan keindahan dan keunikan masing-masing. Kami dihadirkan ke dalam dunia ini untuk saling melengkapi, berbagi, dan saling menjaga.
Aku berusaha agar dunia yang dianugerahkan Puang Matua dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi diriku dan alam saudariku. Aku berusaha agar kami dapat menghirup dan menikmati udara dan air bersih, yang datangnya dari Roh Ilahi. Aku berusaha agar aku dapat menjaga alam dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga ia masih bisa merasakan dan menikmati hidup, yang merupakan anugerah pemberian dari Roh. Aku berusaha agar tidak berdiri terpisah dari alam, hanya karena aku sanggup membangun tempat tinggalku sendiri. Aku berusaha untuk selalu sadar, bahwa betapa pun hebatnya keberhasilanku namun aku tidak akan meninggalkan alam saudariku.
Aku percaya bahwa alam sebagai saudara perempuanku, mengasihiku seperti Puang Matua mengasihinya. Begitupun sebaliknya aku mengasihi alam seperti aku mengasihi Puang Matua dan diriku sendiri. Jika alam menderita karena penindasan, maka akupun ikut merasakan penderitaan itu. Jika alam dieksploitasi maka akupun merasakan kekecewaan dan kesedihan itu. Aku percaya bahwa Puang Matua juga turut kecewa terhadap penindasan yang kadang terjadi terhadap alam saudariku. Aku percaya bahwa Puang Matua tidak menghendaki hal itu terjadi di antara ciptaaNya. Aku meyakini bahwa Puang Matua selalu memberikanku kekuatan untuk mampu mengatasi penindasan dan ketidakadilan yang dialami oleh alam saudariku.
Aku percaya bahwa akan tiba saatnya dimana aku dan alam saudariku, dapat merasakan janji Puang Matua akan bumi baru; “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedangkan singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak” (Yesaya 11:6-8)~Vee
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.