Jakarta (2000)
Ria dan Dimas sama-sama menikmati hidangan nasi goreng di Kampus Unarta tempat Ria kuliah, inilah kali pertama mereka bisa duduk berdua dan bisa berbicara dengan jujur satu sama lain.
"Kenapa?" tanya Ria
"Apanya yang kenapa?" tanya Dimas
"Kenapa kamu nga ngomong aja dari dulu?" tanya Ria lagi
"Aku takut" jawab Dimas sederhana
"Kok bisa takut? kamu kan cowok berandalan di sekolah, guru saja kamu lawan" ucap Ria
"Aku berani sama siapa saja, tapi yang buat aku takut, kalau kamu tolak cinta aku kalau sampai kamu tahu perasaanku" jawab Dimas jujur
"Kan kamu belum coba, kamu kan termasuk cowok populer, semua cewek di SMA mau kok jadi pacar kamu" ucap Ria dengan nada bingung
"Tapi aku kan nggak suka sama mereka" jawab Dimas lagi
"Terus kenapa aku?" tanya Ria
"Apanya yang kenapa?" tanya Dimas lagi
"Kamu itu ya ngikutin pertanyaan aku terus, maksud aku kenapa kamu suka aku?" tanya Ria
"Aku suka sama wajah kamu yang polos Ri, sama ekspresi kamu yang ramah suka cengar cengir ke semua orang. Aku suka merhatiin kamu saat kamu lagi bengong di depan kelas. Menurut aku kamu itu orang yang aneh tetapi sangat lucu" jawab Dimas jujur lagi
"Aku nga merasa aku cantik" ucap Ria
"Siapa yang bilang kamu cantik? hidung kamu pesek, mata kamu sipit, bibir kamu tebal, dan rambut kamu keriting tipis lagi" ledek Dimas
"Itu kamu tahu aku jelek, kenapa kamu suka sama aku?" jawab Ria kesal dengan jawaban Dimas tadi
"Kan aku bilang aku suka sama kamu ya karena itu semua kamu itu lucu, nga bosenin aku" jawab Dimas
Khayalan Ria kembali melayang pada saat dia dan Dimas sama-sama di bangku sekolah SMA.
Bogor (1997)
Dimas adalah lelaki berandalan yang senangnya membuat masalah, suka melawan guru, tawuran antar sekolah, tetapi ketampanannya bagai menghipnotis seluruh siswi yang ada disekolah saat itu. Semua membuat Dimas terlihat lebih macho dan sifat dinginnya menambah misterius lagi.
Sedangkan Ria adalah cewek SMA biasa, yang tidak terlihat, tidak populer bahkan hampir tidak dikenal saat di sekolah, walaupun Ria memiliki perasaan aneh saat melihat Dimas, seolah-olah merasa DImas memperhatikannya. sepertinya itu sangat tidak mungkin bagaikan punduk merindukan bulan, fikir Ria saat itu.
Dua tahun di bangku SMA Ada seorang cowok yang rutin menelepon Ria, seperti biasa pada saat itu belum ada telepon genggam, cowok tadi yang mengaku bernama Ade harus menelepon ke rumah, dan cowok itu tidak mau menyebutkan jati dirinya.
Anehnya berjalannya waktu Ade seperti seorang yang sangat dibutuhkan Ria seperti pacaranya sendiri. Dia selalu mengetahui aktivitas Ria di sekolah, dia selalu menelepon untuk berbicara tentang hobi, cita-cita bahkan perasaannya saat ini jika dia sedang kesal ataupun senang. Semua dia ungkapakan ke Ria.
Bahkan Ade juga pemain gitar yang handal, setiap kehabisan obrolan maka Ade akan memainkan lagu hanya sekedar menghabiskan waktu berbicara dengan Ria di telepon. Padahal pada saat itu biaya telepon rumah itu tidak murah. Bahkan banyak orang tua yang mengunci teleponnya agar tidak dipakai berlama-lama oleh anaknya, tetapi Ade sepertinya tidak ada masalah dengan hal itu.
Bahkan beberapa kali saat Ade menelepon Ria, dia suka memberikan teleponnya kepada kakak dan ibunya untuk berbicara dengan Ria. Semua seperti hubungan yang dekat tapi dia adalah orang yang sama sekali belum pernah ditemui oleh Ria. Setiap Ria mengajak ketemuan, ada saja alasan Ade untuk memberikan alasan tidak mau menemui Ria.
Hal itu berjalan sampai mereka ke kelas tiga SMA. Pada saat itulah Ria memutuskan dia harus melanjutkan hidupnya dengan orang yang sesuai dengan kenyataan bukan orang yang tidak jelas dan tidak memiliki kepastian.
Saat itulah Ria memilik Rangga untuk menjadi pacar pertamanya, dan saat telepon malam itu menjadi malam terakhir bagi Ade untu kmenghubunginya lagi, dia kecewa kepada Ria karena dia sudah memiliki kekasih.
Saat awal kuliah, ada kejadian aneh lagi yang Ria rasakan dan mengarah kepada Dimas. Walaupun di sekolah Dimas tidak pernah menghampiri atau berbicara padanya, tetapi hari itu saat mau berangkat les, di stasiun Dimas tiba-tiba memegang tangan Ria saat hendak naik ke gerbong. Wajah dia mengguratkan kekhawatiran, harap maklum semua gerbong sudah dipenuhi orang dan untuk naik perlu usaha yang maksimal dan cukup membahayakan.Â
Saat itu Dimas menariknya, dan menggenggam tangannya terus selama berada di gerbong dan anehnya tanpa bersuara, begitupun dengan Ria dia juga tidak berusaha untuk menolak genggaman tangan itu. Sepertinya mereka berdua sudah mengetahui perasaan mereka yang telah ada selama ini, sampai akhirnya kereta berhenti, Dimas menurunan Ria setelah keadaan aman. Dia langsung meninggalkan Ria kembali dan mendekati teman-temannya lagi.
"Cowok yang aneh" itulah anggapan Ria kepada Dimas. Tapi Ria tidak mau membohongi betapa Dimas memiliki semua kesempurnaan untuk menjadi seorang kekasih hati, tapi otak Ria kembali berfikir "Tidak mungkin".
Sampai akhirnya tibalah hari ini, saat dia sedang berjalan pulang kerumah, Motor Vespa ptuih berhenti dan orang yang mengendarainya memanggil namanya
"Ria" ucap orang itu
"Dimas" ucap Ria kaget saat melihat Orang itu membuka helmnya
"Apa kabar?" ucap Dimas ramah
"Baik, kamu apa kabar?" ucap Ria berbasa basi
"Baik juga, ikut aku yuk, aku mau ke warnet" ucap Dimas
Entah apa yang ada dalam fikiranku seketika aku langsung mengiyakan ajakan DImas, dan membonceng di motornya.
"Setelah dari warnet, Dimas mengajak makan nasi goreng, hari itu kita berdua seperti sepasang sahabat yang bertemu setelah sekian lama, kita saling bercerita, tersenyum sampai Ria tersadar bahwa tidak pernah sebelum ini dia berbicara dengan Dimas sebelumnya.
Dan hari ini Dimas berjanji akan mengantarnya ke kampus, saat Dimas dan Ria di dalam bus berdua. Seperti impian Ria yang menjadi nyata, cowok cinta pertamanya saat ini duduk bersampingan dengannya bahkan memegang tangannya dari awal jalan sampai di dalam bus. Apakah ini sungguh menjadi nyata. Ria pun menyenderkan kepalanya di bahu Dimas, karena jauhnya perjalanan akhirnya Ria pun terlelap. Oh ini sungguh hari yang sangat indah.
Dan seperti cerita di awal, akhirnya mereka saling menceritakan perasaan mereka masing-masing, sampai realita hidup menyadarkan mereka bahwa hidup mereka telah banyak berubah. Saat ini Ria menjadi kekasih Rangga dan DImaspun memiliki kekasih yang saat ini belajar di luar negeri bernama Sasha.
Dan pertemuan ini mungkin terjadi hanya karena ada perasaan yang mengganjal  dan harus disampaikan, tetapi tidak semua cerita memiliki akhir yang bahagia. Terutama dengan perasaan yang terpendam, terkadang hanya harus dikubur dalam-dalam.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”