Pendidikan, Tidak Sebatas di Sekolah

Pendidikan bukanlah hal aneh bagi kaum manusia.

Pendidikan tidak sebatas kita peroleh hanya melalui sekolah. Sekolah hanyalah salah satu tempat yang dijadikan oleh oknum untuk menjadi ladang bisnis, memperoleh uang dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk para pengangguran yang berpotensi membantu menciptakan perubahan pada orang lain.

Advertisement


Pendidikan dapat kita peroleh dimanapun dan oleh siapapun.


Pendidikan tidak mengenal penokohan dan apalagi mengkultuskan tempat terbaik untuk menjadikan perubahan pada dirinya. Iya kerena memang inti dari pendidikan adalah adanya perubahan diri menjadi lebih baik dari sebelumnya, setelah mengikuti pembelajaran proses dalam pendidikan tersebut. Sekolah dapat difungsinya sebagai sarana tempat berkumpul manusia yang menginginkan adanya perubahan dengan memilih orang-orang yang setujuan. Karena dalam sekolah pastilah ada aturan yang sebenernya begitu memaksakan manusia. Misal saja seragam pakaian. Asalkan saja sudah menutup aurat atau sesuai dengan norma perilaku itu sudah sukup. Adanya seragam, hanyalah untuk menciptakan identitas dan mengkultuskan diri menjadi unggul-unggulan dengan yang lain. Seharusnya tidak demikian

Pendidikan melalui sekolah sebaiknya juga bukan bisnis, melainkan sarana alternatif. Artinya bagi siapa saja yang ingin masuk didalamnya tidak ada proses seleksi, menyaring yang pintar-pintar saja, lalu bagaimana dengan mereka yang belum pintar, bagaimana mereka yang belum berperilaku benar. Apalagi bagi mereka yang mendedikasikan diri mengurusi anak orang lain untuk berkembang sesuai kodrati dari Tuhan. Harusnya lah mendapatkan penghargaan setinggi-tingginya seperti halnya seorang petani (akan dimuat ditulisan selanjutnya).

Advertisement

Iya pendidik atau namalain sederhana "Guru", harusnya menadapat porsi lebih. Baik dari pemerintah maupun pemilik lembaga pendidikan (yayasan), tanpanya bagaimana proses pendidikan di dalam sekolah dapat berjalan. Apalagi di era paceklik harusnya ada instrumen khusus yang membuat guru tetap dapat menafkahi keluarganya sebagai kewajiban utama. Bukan diberikan lebih namun cukup dan tepat waktu jika ada rezeki yang akan dibagikan.

Sebagai orang tua juga seharusnya sadar diri, karena mereka yang harusnya menjadi tanggung jawab mendidik anak-anaknya malah dititipkan ke oarang lain, bahkan ada yang lebih dari 8 jam, selebihnya anak di rumah istirahat tidur, dengan proses pembelajaran minim karena sang ayah dan ibu masih sibuk dnegan kerjaannya.

Lalu bagaimana juga dengan anak si Guru, pastilah dia tahu untuk tetap juga mendidik anaknya dirumah, dengan kata lain meraka "guru" tidak istirahat dalam mendidikan, dan penghargaan yang cukup adalah memberikan kepahaman dengan menjaga omongan jika ada pendapat yang tidak sesuai atau kuarang pas dari seorang guru tersebut, terlebih juga memastikan bahwa keluarga guru tersebut tidak kekurangan karena telah 24 jam bahkan lebih memprorsir dirinya di sekolah dan tetap memberikan pendidikan untuk anak-anaknya di rumah. Semoga para guru tetap istiqomah dan para pemilik modal yang berbisnis di dunia pendidikan menyadarinya apalagi si pemilik aturan yaitu pemerintah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang hamba Allah yang fakir ilmu dan terus berjuang untuk mendapatkan kebermanfaatan hidup