Akhirnya Kamu Memilihnya, Walaupun Penantian dan Doaku Tak Pernah Berhenti untukmu Senantiasa

Penantian yang tidak ternilai

Aku tahu saat ini aku sendiri. Aku tahu jika kamu sudah bahagia bersamanya. Kini ceritamu adalah tentangnya. Setiap hembusan nafasmu adalah hanya untuk dia. Ya, dia pilihan hatimu dan orangtuamu.

Advertisement

Dia adalah seorang teman yang aku kasihi dan kamu adalah pribadi yang selalu aku nantikan. Kini aku hanya bisa memandang keindahan bahagiamu bersamanya. Senyum kehangatanmu masihlah sama saat kamu berada di sisiku.


Namun kini aku hanya memiliki bayangan itu. Bayangan yang aku pikir tidak akan pernah menjadi masa lalu.


Saat ini aku harus berkata “ Ya “ untuk keputusanmu dan aku meyakinkan diriku sendiri jika inilah yang terbaik. Kamu hadir namun ditakdirkan bukan untukku. Kamu selalu dalam masa penantianku tapi bukanlah kamu jawabanku.

Advertisement

Teramat lama waktu mengajakku untuk melihatmu namun hanya untuk melihat hingga pada akhirnya. Kamu benar telah pergi dariku, entah kapan hati ini bisa membiarkanmu pergi.

Jika aku boleh bertanya, ingatkah kamu ketika aku menunggumu? Berapa lama saat itu, aku menunggumu dan menanti untuk  berjumpa denganmu lagi? Ingatkah kamu jika aku selalu menangis saat kamu hendak pergi meninggalkanku lagi?

Advertisement

Hari berganti hari, waktu berganti waktu, aku selalu berharap jika saat itu waktu berjalan dengan cepat agar aku bisa secepatnya berjumpa denganmu. Aku selalu berharap dan selalu mendoakanmu yang terbaik. Karirmu, usahamu, hidupmu agar selalu diberikan yang terbaik. Bahkan aku berharap lebih lagi untuk bisa selalu bersamamu menjalani hari.

Jauhnya jarak untuk melihatmu membuatku berpikir bahwa Tuhan sedang memberikan proses kepadaku dan kamu untuk membuktikan bahwa cinta sejati itu ada. Aku percaya bahwa cinta sejati itu ada dan bisa dilakukan namun aku merasa bahwa itu hanyalah khayalanku. 

Apakah aku ini bodoh jika aku selalu berharap kamu kembali? Apakah aku ini bodoh jika aku selalu menantimu? hingga aku selalu yakin bahwa kamu masih sama seperti orang yang aku kenal. Ya, mungkin inilah jawaban doaku. Kamu telah mendapatkan yang terbaik. Tak kusangka jika kamu sanggup mengabaikanku.

Kamu menemukan dia yang bisa selalu menemanimu setiap saat dan kamu lebih bahagia bersamanya. Aku lega jika orang yang bersamamu adalah orang yang sangat aku kenal. Ah, aku tidak pernah menyangka jika dia bakalan menjadi milikmu dan menjadi pasangan hidupmu.

Maafkan aku yang mungkin tidak bisa menemanimu di saat itu. Di hari duka maupun di hari suka, aku yang tidak pernah bisa hadir untukmu kini sudah tergantikan dengan orang yang bisa setiap saat ada menemani dan merangkulmu.

Lucu dan unik sekali cinta itu. Aku benar-benar tak mengerti dengan situasiku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskan aku membenci mereka? Haruskah aku menahannya? Tidak, aku tidak boleh memisahkannya. Mereka sudah dipertemukan dan saling mencintai. Ya, ini terbaik buat mereka dan aku yang akan pergi. Aku masih menyayanginya namun aku tak mau menyakitinya.

Kini aku harus memikirkan bagaimana aku bisa bahagia? Bagaimana caranya agar aku bisa lupa tentang kita? Ya, semua tentang kita. Aku pasti bisa melaluinya dan melupakannya. Aku tak ingin berpura-pura, aku tak mau sandiwara dengan diriku sendiri.

Aku akan berusaha lebih keras untuk membuat diriku bahagia sesungguhnya meskipun tanpanya. Dan untuk kamu temanku yang saat ini bersamanya terima kasih jika saat ini sudah meluangkan waktumu untuk bersamanya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis
vie

Tetap positif

Editor

Not that millennial in digital era.