Akhir-akhir ini banyak berita yang beredar mengenai pelecehan seksual. Pelecehan yang terjadi di kampus, di dalam transportasi dan di tempat umum lainnya.Â
Saya sering melihat hal-hal yang kelihatannya sepele. Namun, ternyata hal tersebut termasuk dalam kategori pelecehan seksual. Di jalan raya, saya pernah mendengar dan melihat pengendara truk pria memanggil wanita dengan sapaan yang kurang pantas dan tidak enak didengar. Selain itu, saat di stasiun saya melihat bapak-bapak hampir memotret wanita yang sedang duduk tanpa izin.
Pelecehan seksual merupakan tindakan seksual yang tidak diinginkan dan dapat menyebabkan timbulnya rasa malu, tidak nyaman, terintimidasi atau terancam. Pelecehan seksual dapat terjadi saat pelaku memiliki kesempatan serta adanya sesuatu dari korban yang membuat si pelaku terpancing dan terdorong untuk melakukan pelecehan. Sentuhan fisik, pandangan mata dan siulan atau panggilan yang tidak pantas termasuk dalam pelecehan seksual tingkat ringan. Pelecehan seksual tingkat berat yaitu pemerkosaan.
Pelecehan seksual itu ibarat udara, keberadaannya ada, dapat dirasa dan nyata. Namun, susah untuk mengetahui bentuknya karena setiap orang memiliki pemahaman dan pandangan yang berbeda-beda mengenai pelecehan seksual. Pelecehan seksual berdampak sangat besar terhadap korban. Korban dari aksi ini biasanya merasa takut, cemas dan timbul depresi. Tidak sedikit dari korban pelecehan yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hal tersebut terjadi karena si korban merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.Â
Pelcehan seksual dibagi menjadi dua jenis, yaitu verbal dan non verbal. Pelecehan seksual bentuk verbal biasanya berkaitan dengan lisan dan kontak mata. Sedangakan non verbal melibatkan kontak fisik.
Kembali pada pembahasan mengenai pengalaman saya yang melihat beberapa kasus ringan pelecehan seksual. Yang pertama, saat saya sedang mengendarai sepeda motor dan berhenti dilampu merah. Dibelakang saya ada seorang wanita sedang berhenti yang juga menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya. Disamping wanita tersebut berhenti, ada truk yang juga sedang berhenti. Pengendara truk tersebut adalah seorang pria yang dapat dikategorikan sebagai bapak-bapak.
Pengendara truk tersebut bersiul dan menatap dengan tatapan yang aneh kearah wanita yang berhenti di sebelahnya. Selain bersiul dan menatap pengendara truk tersebut juga melontarkan kalimat Mau ke mana cantik? Kok sendirian aja? Saya melihat aksi tersebut dari spion motor saya. Wanita yang berhenti di samping truk tersebut tidak menghiraukan tindakan yang dilakukan oleh pengendara truk dan seakan-akan tidak mendengar apa yang dikatakan serta dilakukan oleh si pengendara truk. Tak lama kemudian lampu lalu lintas berganti warna hijau dan semua pengendara yang berhenti mulai kembali berjalan mengendarai kendaraannya.
Kejadian ini sering sekali terjadi, sehingga orang-orang menganggap perbuatan tersebut adalah hal yang biasa. Aksi yang dilakukan pengendara truk tersebut biasa kita kenal dengan sebutan catcalling. Tindakan tersebut termasuk dalam pelecehan seksual bentuk verbal.
Yang kedua, saat saya sedang menunggu kereta rel listrik atau biasa kita kenal dengan KRL disalah satu stasiun yang ada di ibu kota. Stasiun Jatinegara tepatnya. Ada gadis remaja yang masih menggunakan sragam sma sedang duduk dibangku peron stasiun untuk menunggu KRL tujuan Stasiun Bekasi. Diperon yang sama, bangku depan anak gadis tesebut ada bapak-bapak yang sedang berdiri dan  melihat kearah gadis tersebut. Awalnya saya berusaha berpikir postif bahwa mungkin bapak-bapak itu melihat gadis yang pulang dari sekolah sehingga teringat anaknya.
Namun, beberapa saat kemudian bapak-bapak tersebut semakin mendekat kegadis yang sedang duduk ini sambil mengeluarkan handphone. Saya perhatikan bapak terebut perlahan mengarahkan kamera handphone yang digenggamkan kearah rok gadis sma ini. Saat itu juga saya menepuk pundak gadis ini dan berpura-pura menanyakan pentanyaan permisi mbak, mbaknya nunggu KRL untuk tujuan kestasiun mana ya? dan saat itu juga saya seolah-olah tidak tau arah mengenai jurusan KRL yang berlalu lalang distasiun ini.
Setelah itu, selain saya bertanya KRL yang ditunggu oleh gadis ini saya juga meminta tolong untuk ditemani ketoilet bersama anak gadis tersebut. Saat kita berdua sudah berada dijarak yang jauh dari jangkauan bapak-bapak tadi, saya memberitahu apa yang sudah terjadi tadi dan mengingatan gadis ini untuk selalu waspada dan hati-hati dimanapun dan dengan siapapun.
Pelaku aksi pelecehan seksual tidak selalu golongan laki-laki. Terkadang ada juga perempuan yang melakukan tindakan yang tidak terpuji ini. Dan tidak sedikit pula yang melakukan aksi pelecehan seksual terhadap sesama jenis. Dizaman yang serba canggih ini semakin banyak aksi-aksi kejahatan yang ada disekitar kita. Maka dari itu, kita harus lebih waspada dimanapun berada dan dengan siapapun kita bersama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”