Pelanggan adalah Raja, tapi Tetap Harus Punya Etika

Istilah "Pelanggan adalah Raja" secara turun-temurun telah digunakan dalam dunia usaha untuk mengistimewakan pelanggan atau konsumen. Namun kerap kali, istilah tersebut justru menjadi bumerang bagi para penyedia barang maupun jasa dalam menjalankan praktik usahanya.

Advertisement

Dalam dunia usaha memang wajib hukumnya untuk menjunjung tinggi hak-hak para pelanggan karena sejatinya pelanggan merupakan nyawa bagi usaha itu sendiri. Pelanggan menjadi sangat penting dan berpengaruh untuk kelangsungan sebuah bisnis. Maka dari itu, dalam dunia usaha pelanggan disebut sebagai raja. Kita sebagai penjual itu harus memberikan pelayanan yang terbaik, pelanggan itu harus diperlakukan sebaik mungkin, tutur Nurman Mudzakir, seorang pengusaha jasa pengiriman di Surabaya.

Namun, jangan salah, terlalu merajakan para pelanggan juga tidak melulu menghasilkan dampak yang baik. Pelanggan memang menjadi kunci keberhasilan dari suatu bisnis, tapi ia juga dapat merugikan bisnis tersebut dan juga orang-orang yang bekerja di dalamnya. Istilah pelanggan adalah raja adalah ungkapan yang banyak menimbulkan mis-persepsi.

Kata ‘raja’ sendiri memiliki arti penguasa tertinggi,  di mana perintahnya harus dituruti dan dilaksanakan dengan baik. Namun, sering kali, terdapat oknum-oknum pelanggan yang memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan keuntungan lebih. Tak jarang dari mereka yang berbuat semena-mena, tidak beretika, dan meminta sesuatu yang tidak masuk di akal. Bahkan lebih parah dari itu, tidak sedikit dari oknum tersebut yang malah menyalahkan penjual atas kesalahan yang diperbuatnya.

Advertisement

Seperti yang dialami oleh Fadhilah Sari, tenaga kefarmasian dari salah satu apotek di Surabaya. Waktu itu ada pasien (sebutan untuk pelanggan apotek) beli obat, tidak lama beliau kembali lagi sambil memaki-maki saya dengan nada tinggi dan minta obatnya diretur (pengembalian barang), karena setelah sampai rumah ternyata dosis obatnya salah. Padahal, sebelumnya sudah saya ingatkan berulang perihal dosis tersebut dan beliau berkata bahwa ini adalah obat yang benar. Akhirnya saya kembalikan uangnya dan minta maaf supaya tidak menjadi panjang.

Pengalaman miris juga dialami N-O, seorang sales and promotion girl salah satu merek ponsel pintar asal Korea Selatan. N-O pernah menjadi korban pelecehan saat sedang melakukan transaksi jual beli secara daring.  Oknum tersebut melontarkan pesan berbau seksual hingga mengirimkan foto yang tidak senonoh kepada N-O, dengan embel-embel akan membeli produk premium yang ditawarkan oleh N-O dengan jumlah banyak dan akan memberi N-O bayaran lebih jika mau menurutinya. Benar kita menganggap pembeli adalah raja tapi bukan berarti kita harus menuruti apa yg diminta oleh pelanggan tersebut. Kita juga mempunyai hak untuk menolak apabila pelanggan melakukan sesuatu yg berlebihan, tegas N-O.

Advertisement

Pelanggan adalah raja, tapi tetap harus punya etika. Julukan raja pada pelanggan tak lantas membuat seseorang bebas untuk merendahkan profesi orang lain dan berkelakuan tidak etis terhadapnya.

Kalo jadi penjual harus banyak-banyak bersabar sih, meskipun banyak dapat kritikan. Anggap aja itu buat motivasi, buat perubahan pada diri, dan satu lagi fokus aja sama bisnis yang dijalani, lakukan inovasi yang terbaik, pungkas Nurman Mudzakir dengan positif.

Bagaimanapun hubungan antara penyedia barang dan jasa dengan pelanggan adalah saling membutuhkan, jadi sudah sepatutnya untuk saling menghargai. Tidak baik jika yang selalu dikambing hitamkan adalah sisi penjaja, padahal konsumen juga punya andil untuk melakukan kesalahan tersebut. Pada akhirnya tanpa harus memaki dan mengeluarkan kata-kata kasar pun,  penjual akan meminta maaf dan bertanggung jawab jika ada kekurangan maupun kesalahan saat terjadi transaksi dengan pelanggan, karena hal tersebut adalah prosedur operasional standar pada dunia usaha. Jadilah manusia yang selalu memanusiakan manusia, and be a good customer.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini