Namanya pengalaman pertama pasti banyak rasanya. Entah itu senang, sedih, haru, bahagia, trauma dan juga ketagihan.
Pengalaman menjadi seorang pembawa acara/MC untuk pertama kalinya adalah hal yang tidak akan bisa saya lupakan sepanjang karir saya memegang mikrofon atau juga berbicara kepada orang banyak.
Ditarik ke belakang sedikit, saya pernah siaran radio dan pasti banyak orang yang bilang serta mengasumsikan kalau penyiar radio pasti bisa dengan mudah menjadi seorang pembawa acara. Nyatanya, buat saya itu tidak sama sekali.
Ilmu siaran yang waktu itu saya dapat mungkin belum terlalu terasah. Atau juga mungkin tiap kepribadian orang berbeda-beda.
Ada yang nyaman untuk siaran saja di dalam studio dan ada juga yang bisa melebarkan sayap untuk menjadi seorang pembawa acara di acara luar ruang atau di dalam ruang
Setelah saya siaran dan menjumpai partner siaran yang beragam, saya bisa menarik kesimpulan kasar ‘apakah memang menjadi seorang pembawa acara harus bertingkah seperti itu? Bertingkah seperti yang bukan saya banget?’
Pertanyaan itu berputar-putar di kepala saya, sampai pada akhirnya semua penyiar harus mengisi sebuah acara di lapangan—yang waktu itu kalau tidak salah bertepatan dengan pengenalan unit bisnis baru dari radio—dan digelar dari pagi sampai sore hari.
Bagi saya acara itu ‘menakutkan’ sekali. Saya yang tidak terbiasa dan juga kebetulan saya tidak begitu sinkron dengan partner saya kala itu, menjadi bencana kecil untuk saya.
Seingat saya waktu itu memang tidak banyak berbicara. Hanya sedikit menimpali. Hanya sedikit mengulang apa yang teman saya ucapkan. Alhasil selalu ada sentimen negatif yang sedikit-sedikit sering saya dengar dan hal itu yang membuat saya down.
Lalu saya ingat lagi momen dimana waktu itu harus mensosialisasikan sebuah layanan perpanjang STNK/BPKB saya lupa, yang waktu itu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Entah apa alasannya teman-teman dari pemasaran memasukkan nama saya untuk menjadi pembawa acara nya.
Meskipun pada akhirnya mendapatkan upah dari anggaran yang sudah ada, namun tetap saja terdengar suara sumbang dan tidak enak mampir di telinga saya.
Saya tidak bisa menyalahkan tim marketing atau mungkin saya harus menyalahkan kepada diri saya sendiri?
Lama kelamaan saya menyadari bahwa mungkin ada acara yang bisa saya nikmati untuk menjadi pembawa acara atau juga ada acara yang tidak bisa cocok dengan saya. Mungkin rezeki dan kecocokan setiap pribadi orang itu berbeda-beda.
Pengalaman pertama mungkin bisa berjuta dan beragam rasa dan maknanya. Tapi percayalah disamping itu semua ada unsur keberuntungan, kecocokan dan juga kecintaan terhadap apa yang kamu jalani dan tekuni ke depannya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”