Bagi seorang guru di SMA, perbincangan tentang karier sudah menjadi hal yang sangat lumrah. Penting sedari awal bicara tentang profesi, karena akan sangat berpengaruh pada jurusan apa yang akan diambil di universitas nantinya. Meski banyak fakta di lapangan, Â lulusan perguruan tinggi mengambil bidang kerja berbeda dari jurusannya ketika kuliah. Ini bukan tentang salah atau benar, tetapi saya pikir ada persoalan yang perlu di benahi dalam dunia pendidikan tinggi kita. Dan hal tersebut bukan berarti bicara mimpi dan mengarahkan siswa mengambil jurusan apa nanti saat kuliah, akan sia-sia belaka. Saya rasa samasekali tidak.
Kali ini, saya tidak menulis tentang profesi apa yang menarik di masa depan. Tetapi saya akan bicara tentang pekerjaan dengan gaya bekerja seperti apa yang menarik di masa depan. Berdasarkan obrolan ringan saya bersama beberapa orang alumni. Karena bukan hasil penelitian, sehingga kebenarannya masih sangat mungkin diperdebatkan. Namun sebagai pengakuan praktisi, maka layak jadi pertimbangan.
Fleksibilitas, Lauralia Bernetta salah satu narasumber yang juga adalah murid saya semasa SMA mengatakan demikian. Sebagai seorang agent property, ia nyaman dengan profesi tersebut karena menjadi pribadi yang merdeka meskipun bekerja dan terafiliasi pada sebuah perusahaan. Ia bisa menentukan kapan dan client mana yang akan ia ambil. Tergantung pada kalkulasi dan keputusan-keputusan yang pertimbangannya pribadi. Sedang sibuk atau karena hal lainnya.
Bukan tanpa konsekwensi, untuk mencapai target-target yang Lauralia harapkan, ia harus menyusun sendiri rencananya secara matang. Dan memiliki strategi untuk mencapai target-target tersebut, karena tantangannya juga berat. Meski fleksibel, bukan berarti memiliki jam kerja yang lebih sedikit dari mereka yang bekerja rutin di kantor dalam durasi waktu tertentu dan pasti. Misal dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Karena sebagai agent property ia harus menyesuaikan waktu yang dimiliki client.
Soal Fleksibilitas juga sempat diungkap oleh Franky Chandra, Co Founder platform investasi FUNDtastic. Sebagai nahkoda di Startup yang ia bangun, ia bekerja bersama dengan anak-anak muda melek teknologi dengan karakteristik kinerja yang berbeda. Menurutnya anak-anak muda tersebut menginginkan kebebasan dalam berpendapat dan kebebasan tempat bekerja atau dapat bekerja darimana saja. Selain hal-hal lain yang sempat membuatnya kaget.
Pada akhirnya Franky menyadari bahwa anak-anak muda ini adalah mereka yang memiliki pilihan mana pekerjaan yang terbaik buat mereka sendiri. Zaman telah berubah, dan mereka hidup diera tersebut. Sehingga perlu pendekatan berbeda agar mereka tetap produktif dan memiliki loyalitas. Perlu memberikan pada mereka value tertentu.
Novie Gunawan, Head of Finance Control & Reporting at Seabank, juga menyatakan hal senada ketika saya ingin tahu pilihannya berkarier di tempatnya yang sekarang. Saya mendapatkan jawaban, fleksibilitas. Termasuk juga yang diinginkan oleh orang-orang muda yang ada di departemennya.
Ketika saya coba tanya lebih jauh, apakah fleksibilitas berbanding lurus dengan kinerja timnya. Novie mengungkapkan, itu semua memang tergantung pada masing-masing orang. Ada juga yang kabur-kaburan, tetapi ada juga yang bekerja secara ekstra. Jadi pintar-pintar kita dalam mengelola tim.
Dari berbagai pernyataan tersebut, setidaknya saya jadi paham bahwa dunia kerja saat ini dan yang akan datang akan sangat berubah. Era digital, membuat banyak pekerjaan dapat dikerjakan darimana saja, sehingga fleksibilitas menjadi sebuah keniscayaan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”