Hai teman-teman Hipwee, aku akan membagi cerita tentang perjuanganku melawan penyakit Step. Step merupakan penyakit yang ditandai dengan keadaan tubuh yang kaku dan kejang. Step itu dipicu oleh demam. Aku mengidap Step saat usiaku 10 bulan. Awal mulanya aku demam dengan suhu tubuh 43°C. Orang tuaku hanya mengira bahwa itu demam biasa, sehingga mereka tidak membawaku ke rumah sakit. Selain itu, keadaan ekonomi keluargaku saat itu sangat terpuruk dan tidak mampu untuk membiayaiku ke rumah sakit, karena keluarga kami tidak menerima BPJS. Orang tuaku hanya memberikan obat penurun panas. Akan tetapi suhu tubuhku tidak ada penurunan, bahkan semakin tinggi.Â
Pada malam Rabu, suhu tubuhku sangat tinggi, tubuhku kaku dan terguncang. Seluruh jari kaki dan tanganku membiru, iya aku kejang. Aku kejang selama 10 menit. Sudah pasti orang tuaku sangat khawatir waktu itu. Ibu kebingungan, karena Ayahku masih di Jakarta. Saat menjelang subuh, aku kejang kembali hingga lidahku berdarah karena tergigit. Padahal gigiku belum tumbuh sempurna.Â
Aku mengalami step hingga usiaku 5 tahun. Aku di rawat dokter spesialis anak yaitu alm. dokter Warsito hingga aku sembuh total saat usiaku 6 tahun. Tentu saja orang tuaku sudah mengeluarkan banyak biaya untuk kesembuhanku. Bahkan dulu aku sempat sudah tidak bernafas selama beberapa menit. Ibuku sudah pasrah jika aku harus kembali ke Allah. Namun, selang beberapa waktu, aku bergerak kembali dan bernafas, seluruh keluargaku memelukku dan tentunya bersyukur aku masih bisa hidup. Aku mengalami kejang selama bertahun-tahun.Â
Pernah suatu hari aku kembali kejang. Saat itu usiaku sudah 3 tahun. Aku di bawa ke dokter Warsito oleh Budheku menaiki becak. Karena ibuku sedang mengandung, beliau tidak bisa mengantarkanku. Sampai saat ibuku akan melahirkan, aku demam dan tentu kejang. Keluargaku bingung, harus membawaku ke dokter tapi di sisi lain ibuku sedang melahirkan. Akhirnya aku di bawa ke dokter oleh budheku.Â
Aku sembuh total saat usiaku 6 tahun. Walaupun sudah sembuh, ibuku masih terus khawatir. Saat ini usiaku sudah 19 tahun. Aku tumbuh menjadi anak perempuan yang sehat dan bisa menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Pekalongan. Aku berusaha menjadi gadis yang berprestasi. Sejauh ini aku sudah mencetak berbagai prestasi di bidang keagamaan. Seperti Tilawah Quran, Tartil, dan Tahfidz. Tentunya dengan prestasi tersebut aku ingin membahagiakan orang tuaku yang sudah berusaha untuk kesembuhanku.Â
Kesehatan itu sangat mahal, dan jauh lebih berharga dari apapun. Maka mulai saat ini kita harus menjaga kesehatan, baik dari pola makan atau yang lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”