Pasar Bantul yang Justru Unik dengan Kelebihannya

Lokasi yang pas untuk berbelanja

Bantul memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Yogyakarta sebagai kota perjuangan dan sejarah perjuangan Indonesia. Moto dari kota ini adalah Projotamansari yaitu singkatan dari Produktif-Profesional, Ijo royo royo, Tertib, Aman, Sehat, dan Asri. Siapa yang tidak kenal dengan Kota Bantul yang terkenal dengan keramahan masyarakatnya. Keramahan masyarakatnya di kota ini belum sempurna jika tidak di buktikan ke jalan Jl. Jendral Sudirman, Kurahan, Bantul.

Advertisement

Siapa yang tidak kenal dengan Pasar Bantul, Pasar terbesar yang ada di kota Bantul ini sebagai roda ekonomi dari masyarakat Bantul banyak pedagang yang bergantung hidupnya di Pasar Bantul.Terdapat banyak perubahan di Pasar Bantul ini. Pasar Bantul ini memiliki banyak perbedaan dengan pasar pasar lainya dikarenakan Pasar Bantul ini di desain dengan kekinian. Setelah mangkraknya lantai 2 dan lantai 3 yang ada di Pasar Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Perdagangan menghidupkan Kembali lantai 2 dan 3.

Lantai 2 dan 3 itu sendiri menjadi pusat kuliner dengan konsep foodcourt dan coworking space yang bertema Bantul Collaborative Launge (BCL) adalah sebuah ruang kerja yang menawarkan tempat untuk usaha. Pada saat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) Pasar Bantul sendiri jarang di kunjungi masyarakat. Pasar Bantul sepi akibat pandemi Covid-19 saya merasakan sendiri dampak dari pandemi Covid-19 ini dengan sepinya masyarakat yang mengunjungi Pasar Bantul dampak ekonomi sangatlah terasa sekali.  Menurut Suhadi (51).

Advertisement

Pusat kuliner dengan konsep foodcourt dan coworking space yang bertema Bantul Collaborative Launge (BCL) di resmikan pada 14 Agustus 2020 diresmikan langsung oleh Bupati Bantul, Suharsono, dan Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rahmad. Dengan adanya pusat kuliner di Pasar Bantul dapat meningkatkan pendapatan masyarakat teruama di tengah pandemic Covid-19. Selain itu, wilayah jantung kota di Bantul tersebut juga diharapkan lebih menarik lagi bagi wisatawan, yang pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pedagang yang ada di pasar tersebut terkena banyak dampak dari di resmikanya foodcourt dan coworking space.

Pada saat ini kita akan menujuu ke bagian dalam Pasar Bantul pedagang sayuran yang berasal dari desa Pundong ini menempuh jarak sekitar 15 menit untuk menuju ke Pasar Bantul tersebut. Disini saya berkesempatan untuk menemui salah satu pemilik dari warung sayuran tersebut yang bernama Suhadi atau sapaan yang lebih dikenal di pasar yaitu Bapak Suhadi pemilik warung sayur pundong,Kata Suhadi (51). Beliau sudah 6 tahun berjualan di Pasar Bantul berjualan aneka sayuran . Semua ada disini mulai dari sayuran, sembako, pasar hewan, dan bahkan coworking space dan foodcourt,.dan sudah terkena dampak ekonomi di Pandemi Covid-19 ini pada tepatnya bulan Maret 2020 ,  Bulan April 2020 pasar mulai sepi sejak di umumkannya lockdown yang ada di Indonesia tepat belum ada setahun diresmikannya foodcourt dan coworking space pada saat ini sedikit memiliki dampak ekonomi pedagang yang ada di pasar Bantul ini membuat warga Bantul melirik lagi dan mendatangi pasar Bantul ini dikarenakan dengan konsep yang berbeda.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya merupakan mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi