Seperti yang kita tahu, pandemi telah terjadi sejak 2020 lalu di Indonesia. Semua aktivitas teralihkan ke aktivitas yang dilakukan secara jarak jauh.
Daring, daring, dan daring, semua dilakukan secara daring.
Bercengkerama dengan orang-orang terdekat di rumah merupakan aktivitas sehari-hari, tanpa teman sekolah serta kerabat jauh. Rasa jenuh pada situasi pasti dirasa. Walaupun memang ada sebagian tipikal manusia dengan kesendiriannya atau introvert. Si introvert lebih senang dengan kesendirian dibanding dengan si dia yang ekstrovert.
Berdiam diri di rumah, kita berkomunikasi secara tatap muka hanya dengan keluarga. Saya berkomunikasi dengan teman melalui media online. Hari demi hari berganti, komunikasi hingga dewasa ini masih melalui aplikasi.
Saya duduk di bangku SMA kelas XI pada saat maraknya pandemi, tepatnya sebagai seorang siswa. Kini saya adalah seorang mahasiswa yang perlu merantau ke kota sebelah jika akan menuntut ilmu. Akan tetapi, tidak untuk kondisi pandemi ini.
Lagi-lagi berkomunikasi secara online.
Aplikasi bisa disebut sebagai penyatu kebersamaan di kala kondisi ini. Secara tatap maya, kita melakukan berbagai komunikasi dengan berbagai fitur canggih di dalam aplikasi. Segala rasa galau, resah, gundah, teratasi dengan pertemuan maya lewat aplikasi.
Bahkan saya beserta teman-teman dipertemukan dalam ruang zoom. Teman-teman dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, Serang, Jakarta, dan lainnya dipertemukan dalam ruang pertemuan daring.
Kami saling mengenal serta menghafal raut wajah serta suara melalui komunikasi serta fitur aplikasi canggih dengan penampakan kami di dalamnya.
Hari demi hari berlalu, begitu juga dengan tahun yang ikut berganti mengikuti alur lika-liku pandemi. Rasa semangat untuk menjadi produktif malah semakin tergerus seiring hidup berdampingan dengan pandemi. Rasa malas semakin menjadi-jadi.
Semua rasa bercampur aduk seperti es campur. Rasa bingung sangat menghantui di kala pandemi. Mengapa tidak? Dirasa tidak ada perkembangan dalam diri, tidak ada rasa kemajuan dalam diri. Lalu, apa yang seharusnya diperbuat?
Andai waktu itu aku tidak begini.
Berandai-andai semua, tidak ada resensi untuk itu. Rasa sesal menyelimuti pikiran. Rasa muak, rasa marah, semua rasa tidak karuan, amarah terhadap pandemi yang terjadi.
Harapan untuk usai pasti terpikir.
Pandemi yang terjadi menimbulkan rasa bosan. Sebagian masyarakat kemudian lama-kelamaan tidak taat, mengingat mereka perlu suatu kepentingan aktivitas di luaran sana.
Pemerintah serta aparat juga mengusahakan selesainya pandemi. Memperbolehkan beberapa aktivitas di luar dengan berbagai syarat.
Pemberlakuan vaksin di Indonesia, untuk berbagai usia. Pemberlakuan ini memberikan manfaat yang begitu besar tentunya bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan yaitu dapat bepergian namun tetap memperhatikan protokol Kesehatan.
Saya sebagai salah satu dari ribuan bahkan jutaan manusia di bumi ini yang terkena dampak pandemi. Saya bersyukur atas salah satu jalan dengan langkah kecil serta sedikit dapat bernafas lega karena keberadaan vaksin. Dapat mempermudah aktivitas warga di luar rumah.
Begitu juga teman-teman saya. Mereka pun bahagia karena dengan adanya vaksin, mereka dapat bepergian dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kami bertemu serta bercerita banyak tentang pengalaman selama pandemi. Dirinya, temanku, ia menginap di kos untuk kuliah. Kuliah secara daring ia lakukan di kos.
Merasa tertekan akibat ketidakpedulian orang tua terhadap pembelajaran daring. Orang tua tidak mau mengerti tentang kapan waktu pembelajaran daring, tetap menyuruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Cerita dari temanku, yang memiliki rasa tidak enak saat menolak, walaupun sedang sibuk pembelajaran daring. Rasa tidak enak saat menolak atau mengundur menjalankan perintah orang tua, padahal sedang sibuk dengan pembelajaran.
Hal itu menjadi sesuatu yang mengganjal di hati. Menjadi pikiran tersendiri, rasa dilema datang jika sudah terjadi seperti itu. Walau terlihat sepele, menjadikan orang itu dapat memiliki mental yang buruk.
Tidak hanya masalah tersebut, beberapa orang khususnya kalangan remaja merasakan hal yang sama. Tidak melulu karena ketidakenakan hati terhadap orang tua, melainkan faktor-faktor lainnya.
Adanya rasa kesepian karena tidak memiliki teman. Adanya rasa jenuh dalam diri remaja. Adanya rasa rindu terhadap pacar, mungkin sampai ada yang merasakan galau. Jika tidak bisa mengendalikan emosi mereka, maka mereka akan dikendalikan dengan emosi itu sendiri.
Terkendalikan oleh emosi membuat raga serta mental menjadi terganggu. Mental menjadi kecil, serta mestinya timbul rasa ingin menghibur diri. Kalangan muda saat ini kerap menyebut hiburan untuk diri tersebut dengan menggunakan Bahasa Inggris, yaitu self healing.
Self healing yang dilakukan remaja berupa aktivitas yang berhubungan di luar rumah atau luar lingkup keluarga. Tentunya hal ini banyak dilakukan ketika mereka telah melalui tahap vaksin.
Berjalan-jalan sejenak, berbelanja ke mall, berwisata ke alam Bersama teman-teman merupakan beberapa hal yang dianggap sebagai self healing. Hal biasa jika hal tersebut dilakukan untuk menyembuhkan diri dari tekanan.
Hal baru yang ditemui, terdapat pengakuan beberapa remaja bahwa menginap di kost merupakan self healing juga. Tidak hanya pengakuan dari beberapa saja ternyata. Saat membuka beranda aplikasi Tiktok, salah satu akun yang memiliki like serta komentar yang mencapai ribuan.
Akun tiktok tersebut membahas bahwa ternyata menginap di kost walaupun belum bersekolah serta berkuliah tatap muka merupakan Âself healingÂ. Banyak dari kalangan remaja melontarkan komentar dengan argumen mendukung.
Hal tersebut berarti banyak dari kalangan remaja yang memang memiliki masalah dengan dirinya dikala pandemi. Mungkin karena pemikiran serta emosi remaja yang masih labil menjadikan mereka kurang bisa mengendalikan diri hingga menjadi stres.
Pandemi merupakan suatu musibah bagi kita semua. Dampaknya untuk diri tergantung bagaimana cara menanggapinya. Mengendalikan diri, serta melakukan hal yang tidak toxic merupakan hal yang mungkin bisa menyelamatkan diri kita dari mental yang tidak baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”