Pendidikan ialah sarana untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Pendidikan yang memiliki kualitas baik juga menverminkan masyarakat yang maju serta modern. Pendidikan merupakan salah satu kekuatan pendorong budaya. Setiap zaman berubah sesuai dengan perkembangan yang dibawa oleh proses pendidikan tersebut. Pendidikan dapat menghasilkan berbagai hal kreatif, inovatif, dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Ketika suatu negara menginginkan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya, maka pendidikan adalah komponen penting yang siap mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut.
Dalam konteks Indonesia, turut menganggap bahwa pendidikan ialah hal yang sangat penting dan berharga. Bahkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar khususnya pada alinea keempat secara terang dinyatakan bahwa mencerdasakan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab negara.
Pemerintah Indonesia selalu memperhatikan sektor pendidikan. Hal ini terbukti mulai dari program wajib belajar, beasisiwa untuk masyarakat kurang mampu, dan program peningkatan mutu pendidikan, serta alokasi 20 persen APBN untuk anggaran pendidikan. Namun, salah satu pertanyaan besar ialah kemanan arah pendidikan Indonesia sekarang ini dan mengapa pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dari negara – negara lain di dunia.
Dalam Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mendikbud, diperlukannya pemahaman dan pengubahan cara pandang pendidikan dengan sudut pandang Progresivisme. Hal ini karena progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang memiliki anggapan bahwa manusia memiliki kemampuan yang unik, luar biasa, dan dapat mengatasi segala macam masalah yang mengancam diri manusia. Aliran ini juga menolak pendidikan yang otoriter seperti pendidikan di masa lalu dan sekarang karena dipandang sebagai pengha,bat tercapainya tujuan yang baik sebab tidak menghargai kemampuan seseorang dalam proses pendidikan. Padahal dalam pendidikan semua unsur dianggap penting dalam pencapaian kemajuan atau progres di masa depan. Bagi progresivisme tidaknya cukup bahwa gagasan, teori, dan cita-cita diakui sebagai hal yang ada (being), akan tetapi untuk mencapai kemajuan, hal yang ada ini harus digali maknanya.
Secara bahasa, progresivisme berasal dari kata progresif yang memiliki arti bergerak maju. Progresivisme juga dapat diartikan sebagai gerakan perubahan menuju perbaikan. Tak jarang Progresivisme dikaitkan dengan progres yaitu kemajuan. Dengan kata lain, progresivisme adalah aliran filsafat yang menginginkan kemajuan mengarah pada perubahan. Pendapat lain menuturkan bahwa progresivisme ialah aliran yang menginginkan perubahan secara cepat (Muhmidayeli, M., 2011) dalam buku  Filsafat Pendidikan.
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang diprakarsai salah satunya oleh Jhon Dewey. Sejak awal, aliran ini telah berusaha untuk mempengaruhi sains dan teknologi secara positif. Progresivisme menekankan konsep progres dimana manusia memiliki kemampuan mengembangkan dan memperbaiki lingkungannya melalui kecerdasan dengan metode ilmiah untuk memecahkan masalah- masalah yang timbul dalam kehidupan pribadi maupun sosial (Gutek, 1974) dalam Philosofical Alternatives in Educatin. Dalam konteks ini pendidikan dikatakan berhasil jika mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga mereka memperoleh banyak pengalaman. Progresivisme juga menekankan pendidikan bukan hanya upaya membekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan tetapi mencakup berbagai kegiatan yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir secara menyeluruh sehingga mereka dapat berpikir sistematis dengan cara ilmiah (Muhmidayeli, 2011) dalam buku Filsafat Pendidikan.
Tak jarang progresivisme dikaitkan dengan istilah the liberal road to cultur, yaitu liberal bersifat fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka, memiliki rasa ingin tahu demi pengembangan pengalaman (Djumramsjah, 2006) dalam buku Filsafat Pendidikan. dengan kata lain, progresivisme amat menghargai kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah melalui pengalaman yang dimiliki masing- masing individu.
Progresivisme melihat pemikiran cerdas sebagai aspek pendidikan paling penting. Hal tersebut akan memiliki arti lebih ketika menyangkut kecerdasan dalam konteks multiple intelligences (Bernadib, 1997) dalam bukunya Filsafat Pendidikan : Sistem dan Metode. Dalam konteks tersebut, terdidik tidak hanya dilihat sebagai individu, tetapi juga sebagai manusia dalam lingkungan sosial yang lebih luas
Progresivisme mensyaratkan prinsip fleksibilitas guna memajukan pendidikan. Untuk itu, menurut John Dewey, pendidikan harus demokratis. Dalam hal ini Pendidikan lebih berperan sebagai pemberi kemandirian dan kebebasan bagi peserta didik agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik.
Secara sederhana, prinsip aliran pendidikan progresivisme dirumuskan sebagai berikut, pertama, terdidik harus bebas dan berkembang secara natural. Kedua, pengalaman langsung merupakan motivasi  terbaik untuk belajar. Ketiga, guru harus mampu mengarahkan dan menjadi fasilitator yang baik. Keempat, Lembaga pendidikan harus menjadi laboratorium pendidikan untuk perubahan terdidik. Kelima, kegiatan di lembaga pendidikan dan di rumah harus kooperatif.
Menurut Nadiem, hakikat kebebasan berpikir harus didahului guru sebelum mengajarkannya kepada terdidik. Nadiem mengatakan tidak akan pernah ada pembelajaran yang baik apabila proses penjabaran kompetensi dasar dan kurikulum tidak ada.
Ditahunyang akan datang, sistem pendidikan juga akan berubah dari yang awalnya di dalam kelas menjadi di luar kelas. Suasana belajar menjadi lebih nyaman karena terdidik dapat berdiskusi dengan guru lebih banyak, belajar di luar kelas, tidak hanya mendengar penjelasan guru melainkan membentuk karakter siswa yang berani, mandiri, cerdas dalam bergaul, beradap, sopan, kompeten, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat saja karena pada kenyataannya setiap terdidik mempunyai bakat dan kecerdasan dalam masing-masing bidang. Kelak akan terbentuk terdidik yang siap kerja dan kompeten serta berbudi luhur dalam lingkungan masyarakat. Konsep Merdeka Belajar Nadiem Makarim digalakkan dengan alasan ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa membebani terdidik dengan pencapaian nilai tertentu.
Berikut empat pokok kebijakan Kemendikbud RI (Kemendikbud, 2019), yaitu :
Pertama, Ujian Nasional digantikan dengan Assesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter (menekankan kemampuan penalaran literasi serta numerik berdasar pada praktik tes PISA). Kedua, Ujian Sekolah Berstandar Nasional akan diserahkan ke sekolah (kemerdekaan bagi sekolah untuk menentukan penilaian). Ketiga, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Keempat, dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T).
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertama, aliran Progresivisme Jhon Dewey adalah aliran yang menginginkan perubahan dalam implementasi pendidikan yang lebih maju, berkualitas, modern, dan memberi manfaat nyata untuk terdidik ketika menghadapi problematika. Kedua, progresivisme menginginkan kemerdekaan dan keleluasaan lembaga pendidikan menjelajahi kecerdasan dan kemampuan terdidik secara demokratis, fleksibel, dan menyenangkan. Ketiga, konsep Merdeka Belajar dan aliran progresivisme memiliki kesamaan makna yaitu mengutamakan kemerdekaan, dan keleluasaan lembaga pendidikan ketika mendalami secara maksimal kecerdasan, kemampuan dan potensi terdidik dengan fleksibel, alami, menggembirakan dan demokratis.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”