Pahami Perbedaan Suntikan Homolog dan Heterolog Sebelum Vaksin Booster Ya!

Biar nanti kalau ditanya petugasnya dapet rekomendasi booster yang cocok!

Mulai tanggal 12 Januari 2022 kemarin, Pemerintah resmi menggencarkan vaksin booster atau vaksin lanjutan secara gratis. Hal ini didukung dengan kabar burungnya isu virus Covid-19 varian baru yaitu Omicron yang terjadi belakangan ini Setelah adanya dua kali vaksinasi selain vaksin pertama dan vaksin kedua, kini Pemerintah melaksanakan vaksinasi lanjutan sebagai bentuk antisipasi dari situasi pandemi Covid-19 yang kian terus merebak. Pemerintah secara resmi menambah dosis ketiga sebagai langkah pencegahan agar bisa terbebas dari jeratan pandemi.

Advertisement

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan 5 jenis vaksin untuk dipakai dalam pemberian vaksinasi lanjutan (vaksinasi booster). 5 jenis vaksin ini diantaranya adalah Coronavac (Sinovac), Astrazeneca, Pfizer, Moderna dan satu lagi Zifivax. Nah, sistem pemberian vaksin booster ini agaknya berbeda dengan pemberian vaksin pada dosis pertama dan dosis kedua. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K).

Beliau menjelaskan bahwa sistem pemberian vaksin booster dilakukan dengan dua cara. Pertama vaksin diberikan secara homolog. Sedangkan yang kedua vaksin diberikan secara heterolog. Nah, disini kalian pasti bingung kan kira-kira apa perbedaan dari kedua cara pemberian vaksin booster ini? Apakah yang satunya diberikan vaksin lantas satunya tidak? Atau gimana nih guys? Kali ini aku akan menjelaskan khusus di narasi update kali ini. So, be ready ya and let’s check out SoHip!

Dikonfirmasi oleh Prof Sri, perbedaan dalam pemberian suntikan vaksin booster kepada masyarakat ini terletak pada jenis vaksin yang didapatkan. Kalian pastinya ngeh dong disini kalau vaksin yang kalian dapat itu ada yang berbeda dan ada yang sama. Kalau kalian dapatnya sama, syukurlah. Tetapi pertanyaannya bagaimana kalau dosis pertama dan dosis kedua diberikan jenis vaksin yang berbeda. Disinilah peranan vaksin booster dibagi dalam dua cara pemberian. Ada homolog dan ada heterolog.

Advertisement

Homolog adalah cara pemberian booster atau penambahan dosis vaksin COVID-19 dengan jenis vaksin yang sama saat pemberian dosis pertama dan kedua. Misalnya kalian di dosis pertama dapet vaksinnya jenis Sinovac, terus kalian pas dosis kedua dapetnya Sinovac. Contoh lagi, dosis pertama dan kedua kalian sama-sama dapet Astrazeneca. Berarti kalian pemberian boosternya dilakukan dengan cara homolog.

Terus kalau heterolog gimana? Ya kebalikannya dong. Misalnya dosis pertama kalian jenis vaksinnya Sinovac, sedangkan dosis keduanya kalian dapet Astrazeneca. Pas banget varian Sinovac lagi kosong. Berarti kalian masuknya diberikan dengan cara vaksin booster heterolog. Heterolog artinya jenis vaksin booster yang diberikan berbeda dengan dosis pertama dan keduanya.

Advertisement

Khusus untuk heterolog, terdapat rekomendasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk pemberiannya. Rekomendasi ini didasarkan pada jenis vaksin Covid-19 manakah yang bisa memberikan keamanan paling tinggi saat diberikan dosis primer menggunakan vaksin Covid-19 yang berbeda.

Disini nantinya akan kelihatan bahwa pandangan masyarakat terkait vaksin booster mulai muncul. Booster yang diberikan bisa mengacu pada dua hal apakah dia dibooster oleh dirinya sendiri (which is homolog) atau dengan bantuan booster menggunakan vaksin jenis lain. Maka dari itu BPOM merilis kombinasi heterolog untuk pemberian vaksin booster kali ini.

Finalisasi pemberian vaksin booster beserta kombinasinya telah disebutkan oleh Kepala BPOM, Penny K Lukito. Beliau menyebutkan bagi yang mendapatkan jenis vaksin Sinovac pada dosis pertama dan kedua maka heterolog (vaksin berbeda) bisa menggunakan booster antara Sinovac juga, Pfizer dan Astrazeneca. Kebanyakan masyarakat Indonesia dapetnya pada vaksin Sinovac di dosis pertama dan vaksinasi dosis kedua. Betul apa betul guys? Beliau juga menyebutkan bahwa Sinovac dan Pfizer merupakan dua jenis vaksin yang banyak diberikan oleh masyarakat.

Kalian tidak perlu bingung dan khawatir juga ya soal keamanannya pemberian vaksin booster ini. Karena lima vaksin yang diberikan dalam vaksin booster kali ini telah memenuhi persyaratan dan sesuai rekomendasi para ahli. Kelima vaksin yaitu Coronavac (Sinovac), Astrazeneca, Pfizer, Moderna dan satu lagi Zifivax telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM. Semua aman dan terjamin mutu, kualitas dan keamanannya ketika disuntikkan kepada masyarakat saat pelaksanaan vaksin booster nanti.

Mereka semua juga sudah melalui tahapan uji klinis yang pastinya aman digunakan. Kemudian, informasinya lagi adalah soal kombinasi vaksin primer (vaksin yang diberikan di dosis 1 dan 2) dengan vaksin booster juga sudah direkomendasikan. Ketika kalian dapat jenis vaksinnya Sinovac saat dosis pertama dan kedua maka kalian akan mendapatkan vaksin booster sinovac juga. Selain sinovac kalian juga bisa jadi dapat vaksin booster Astrazeneca.

Sedangkan bagi kalian yang saat vaksinasi dosis pertama dan kedua mendapatkan jenis vaksin Astrazeneca maka akan mendapatkan vaksin booster Moderna. Kombinasi ini telah mendapatkan persetujuan dari hasil riset dan ketersediaan stok vaksin Covid-19. Pemberian vaksin booster yang nantinya akan disuntikkan kepada masyarakat diberikan sebanyak 0,5 atau setengah dosis dari jenis vaksin yang kalian dapat.

Jadi pastikan kalian sebelum vaksin booster, ingat-ingat lagi ya. Ketika kalian misalnya ditanyakan sama petugasnya kemarin dapet vaksinnya apa pas dosis pertama dan kedua. Biar nanti diarahkan sama petugas kesehatan buat dapat rekomendasi vaksinasi booster yang cocok. Kalau misalnya lupa kemarin dapat vaksinnya jenis apa, kalian bisa cek jenis vaksinnya di aplikasi PeduliLindungi ya teman-teman. Atau bisa juga cek di sertifikat vaksin yang kalian dapatkan ketika selesai vaksin dosis pertama dan kedua.

So, jangan sampai lupa ya buat ikutan vaksinasi booster atau tambahan dosis. Biar Indonesia segera mencapai herd immunity dan segera terbebas dari jeratan pandemi. Ayo vaksin!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Seblak dan Baso Aci

Editor