Padahal Aku Sudah Menganggap Kamu Sahabat, Namun Kamu Melewati Batas!

Kamu yang melewati batas

Pernah tidak ketika kita memiliki sahabat yang selalu kita pedulikan, yang selalu kita anggap sebagai sandaran lalu suatu saat dia malah menusuk kita dari belakang, berbuat yang sangat menyakiti hati. Lalu kita mulai mempertanyakan keberadaan kita di hidupnya dengan berbagai pertanyaan “mengapa dia melakukan itu?” “apa aku kurang baik untuknya atau apakah aku berbuat salah padanya” bisikan di kepala membuat gaduh pikiran, mempertanyakan diri.

Advertisement

Setelahnya kita mulai kecewa dengan sikapnya, dengan perbuatannya lalu menjauh, menjaga jarak, beberapa dari kita melakukan silent treatment, beberapa lagi mengkonfrontasi dengan menanyakan langsung ke orangnya, beberapa lagi berusaha tidak memperdulikan lalu larut dari aktivitas sehari-hari tanpa masalah dan bahkan beberapa ada yang memaafkan namun tak melupakan.

Masalah pertemanan, persahabatan akan selalu kita temukan di  lingkungan rumah, sekolah, kampus, kantor bahkan pertemanan organisasi. Selalu ada drama pertemanan yang mengusik hidup kita, mau tak mau, suka tak suka. Perpedaan pendapat, pikiran dan cara pandang seakan memengaruhinya, lalu perbedaan frekuensi menambah gap antar satu sama lain. Aku setuju A, kamu setuju B. Aku mau A, kamu mau B.

Kepribadian juga memengaruhi, kamu yang to the point, aku yang harus berputar-putar jika ingin menyampaikan sesuatu, kamu yang introvert, aku yang ekstrovert. Kamu yang sensitif, aku yang tidak peka. Keterbukaan juga memengaruhi, aku yang terbuka, kamu yang memendam. aku yang selalu berbicara, kamu yang menjadi pendengar.

Advertisement

Semua itu seakan terakumulasi dengan siklus pertemanan, persahabatan kita dan orang yang dekat dengan kita sadar ataupun tanpa sadar. Kembali ke topik awal bahwa sahabat yang kita anggap dekat pun bisa menyakiti kita walau banyak perbedaan yang kita toleransi selama menjalin hubungan dengannya, kita selalu beranggapan bahwa kita akan selalu baik-baik saja dengannya, dengan persahabatan ini, dia tidak mungkin menyakiti karena aku telah menganggapnya sahabat, dia ada saat aku butuh begitupun sebaliknya, pikirmu. 

Namun kamu lupa dia juga manusia yang pasti pernah melakukan salah, banyak persahabatan hancur karena kurangnya komunikasi, satu sama lain tidak memahami, tidak se-frekuensi lagi, ada teman baru atau bahkan karena kamu nyaman sendiri lalu lambat laun tak menyapanya lagi.

Banyak sebab yang tidak bisa kutuliskan disini, namun yang harus selalu kita ingat bahwa bersikap sebaik-baiknya yang kita bisa. jika ada yang menyakiti kita boleh untuk sakit hati, meminta penjelasan lalu jika dirasa penjelasan itu tak masuk akal bagi kita, kita boleh untuk meninggalkan dia demi kesehatan mental diri sendiri. Jangan lupa untuk selalu memaafkan untuk kedamaian diri sendiri, semoga kita selalu paham konsep “Disakiti tak akan membuat hancur, hanya membuat luka kecil lalu lambat laun luka itu akan sembuh, setelah sembuh kita akan berusaha memaafkan.”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

suka membaca dan belajar hal baru