Pada Akhirnya, Kita Akan Menemukan Definisi Bahagia Ketika Dicintai

Aku pernah begitu keras kepala ingin bersama orang yang kucintai


Tentang pilihan mencintai atau dicintai, sebenarnya keduanya sama saja: penuh dengan konsekuensi.


Advertisement

Tentang mencintai seseorang, kupikir aku sudah terjebak dengan luka yang belum pernah benar-benar berhasil kusembuhkan. Aku pernah mencintai dengan sebegitu hebatnya, hingga lupa bahwa yang kucintai telah memilih untuk mengambil langkah-langkah panjang, pergi meninggalkan. Kupikir, bagaimanapun, aku tetap ingin mencintainya, sekalipun dia tidak, dan tentu saja, itu akan sangat menyakitkan.


Perkara cinta, memang benar bahwa semakin kita mencintai seseorang, semakin lemah kemampuan kita berlogika; karena semuanya memang tentang perasaan semata.


Memutuskan untuk sendiri tanpa memiliki ikatan apapun dengan siapapun, kupikir menjadi jalan terbaik, sembari terus mengintrospeksi diri sendiri; apa yang sudah kulakukan sejauh ini? Aku menjalani hidup dengan baik, tetapi mengapa aku selalu payah dalam hal perasaan? Apakah memang ini sebuah kutukan dari mantan?

Advertisement

Tapi aku memang sempat percaya bahwa aku terkena kutukan mantan, karena selalu gagal menjalin hubungan dengan seseorang.


Sebelum akhirnya aku sadar, bahwa dicintai oleh seseorang pun terasa sangat membahagiakan. Karena aku tidak perlu memohon ia tetap tinggal, hanya agar tetap dicintai.


Advertisement

Ya, sebelum akhirnya aku bertemu dengan kamu, seseorang yang bahkan tidak pernah kuprediksi akan menjadi seseorang yang berharga bagiku. Kupikir, kamu hanya sekian dari orang-orang yang pernah mengetuk pintu, lalu singgah, dan akhirnya pergi. Namun, ternyata, kamu tinggal lebih lama; karena aku pun mengizinkanmu untuk sekadar meneguk teh bersama, lalu membicarakan tentang betapa rumitnya hidup di negara yang terlalu banyak retorika. 


Kamu membuka banyak pintu di kepalaku, menjadikan diskusi kita terasa sangat nyaman dan menyenangkan. Ya, aku mulai menyukai bagaimana kita saling beradu pesan; menunjukkan argumen siapa yang lebih kuat, sekalipun aku yang selalu kalah. 


Terbiasa denganmu, adalah hal yang paling candu bagiku. Aku mengenal kata diinginkan, setelah dengan jelas kamu mengatakan bahwa perasaan yang bertandang di pintu hatimu itu, bukan sebatas perasaan teman kepada teman, rekan diskusi yang menyenangkan, atau apapun itu yang mereka bilang hanya sekadar datang lalu bisa hilang.

Lalu kita sepakat, untuk menjadi saling, tanpa harus menunjukkan siapa yang paling. Aku tidak yakin bahwa ini akan berhasil, karena beberapa kali aku telah gagal menjalin hubungan dengan siapapun. Namun, melihat bagaimana kesungguhan itu benar-benar nampak darimu, aku perlahan menerima kedatangan seseorang. Aku menjalani semuanya dengan dada yang lapang, tanpa beban harus membalas apa dan bagaimana atas hati seseorang yang di dalamnya telah ada aku. Kamu tahu bagaimana cara menghadapiku, dan aku tahu bagaimana harus berproses menjadi seseorang yang lebih baik, dari hari ke hari.


Aku tidak tahu tentang nanti, tetapi boleh, kan, kita menjalani ini, setidaknya untuk hari ini dan hari-hari yang akan datang nanti?


Terima kasih, telah membuatku menemukan definisi bahagia, ketika dicintai.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Karena terkadang lebih baik bercerita lewat aksara daripada berkata-kata. Yuk kenal lebih dekat sama Igant di IG/Wattpad @igantmaudyna