Saat kita melangkah dalam alur pikiran, seringkali kita tak sadar betapa dalamnya kita terperangkap. Overthinking, ya, itu adalah kecenderungan kita untuk terus memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang. Bayangkan, seperti berputar-putar di dalam mesin pencuci pikiran yang tak kunjung berhenti. Jika kamu merasakan hal ini, tenang saja, kamu tidak sendiri.
Pada dasarnya, overthinking adalah saat otak kita bekerja melebihi kapasitasnya. Ketika pikiran-pikiran itu menghantui dan mengambil alih, itu mungkin tandanya kamu sedang overthinking.
Apa Itu Overthinking?
Overthinking adalah seperti memainkan lagu yang sama berulang-ulang dalam pikiranmu. Kamu terjebak dalam permainan yang tak pernah berakhir. Begitu fokus terhadap satu hal, kamu mendalaminya hingga ke detail terkecil. Apa yang akan terjadi besok, lusa, dan seterusnya — semuanya dikupas habis. Ah, masa depan, kadang lebih kita khawatirkan daripada menikmati momen sekarang.
Kamu mungkin bertanya-tanya, "Eh, apa itu overthinking?" Nah, ini adalah ketika pikiranmu menjadi penari tak terlatih yang tidak pernah berhenti menari, tanpa rehat dan tanpa ampun. Kamu terus memutar skenario terburuk di dalam kepala, meragukan dirimu sendiri, dan susah sekali untuk berpindah dari satu pikiran ke yang lain. Kamu seperti terjebak dalam labirin tanpa pintu keluar.
Ciri-Ciri Overthinking
Bagaimana cara tahu kamu tengah overthinking? Mari kita lihat ciri-cirinya:
Kesulitan Menghentikan Pikiran
Kamu tahu, seperti saat kamu berbicara dengan teman yang tidak pernah diam dan kamu hanya bisa mendengarkan? Nah, pikiranmu juga sering seperti itu. Sulit untuk menghentikan gelombang pikiran yang mengalir deras.
Melakukan Analisis Berlebihan
Semua orang suka menganalisis sesuatu, tapi kamu bisa jadi ahli dalam hal ini. Setiap detail diuraikan, setiap skenario diprediksi, dan semua risiko diperbesar.
Kecemasan Menyergap
Jika kecemasan adalah hujan, maka kamu mungkin akan basah kuyup. Kecemasan menghujani pikiranmu, merembes masuk ke setiap celah yang ada.
Keputusan Jadi Sulit
Memilih es krim rasa apa saja bisa jadi tugas yang menantang buatmu. Terlalu banyak pilihan dan terlalu banyak hal yang dipertimbangkan.
Penyebabnya Apa?
Overthinking bisa dimulai dari banyak hal. Beberapa penyebabnya mungkin familiar bagimu:
Rasa Takut Salah
Takut membuat keputusan yang salah adalah motor penggerak overthinking. Kamu ingin semua berjalan sempurna, dan itu kadang malah membuatmu terjebak dalam pola pemikiran yang tak kunjung berhenti.
Bayangan Masa Lalu yang Menghantui
Ingatan akan pengalaman traumatis atau momen buruk masa lalu bisa menghantui. Pikiran ini seperti hantu yang tak ingin pergi dari rumahmu.
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan juga bisa menjadi pemicu overthinking. Pikiran berlebihan dan kecemasan yang menghantui adalah tandanya.
Mengatasi Overthinking
Tidak usah khawatir, overthinking bukanlah beban yang harus kamu bawa seumur hidup. Ada beberapa cara yang bisa kamu coba:
Curhat Sama Profesional
Kalau perlu, ceritakan pada orang yang ahli. Dokter atau terapis siap membantumu meredakan pikiran yang kacau.
Lakukan Hal yang Menenangkan
Cobalah meditasi atau yoga. Luangkan waktu untuk melakukan hal yang bisa meredakan pikiranmu. Ini seperti memberi taman bunga pada otak yang gersang.
Cari Solusi, Bukan Masalah
Alihkan fokusmu dari masalah menjadi solusi. Berpikir praktis bisa meredakan kecenderungan overthinking.
Jauhi Medsos yang Berlebihan
Terlalu lama berkutat di media sosial bisa memicu overthinking. Jadi, cobalah kurangi waktu di dunia maya.
Polalah Hidup Sehat
Pikiran sehat datang dari tubuh sehat. Pola hidup sehat seperti olahraga, makan teratur, dan tidur cukup bisa membantu meredakan pikiran yang berlebihan.
Â
Jadi, jangan biarkan overthinking mengambil alih hidupmu. Kamu bisa menghadapinya dengan kepala tegak dan melangkah maju. Dan ingat, jika kamu atau temanmu membutuhkan bantuan lebih, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahlinya. Kita semua bisa melewati hujan pikiran ini bersama-sama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”