Orang Lain Memandangmu Sosok Ambis, Tapi Mereka Tak Tahu Gimana Rasanya Pengin Nangis~

Dari kamu yang diam-diam nahan tangis


Pantes dia cepet, kan dia ambis orangnya.


Advertisement

Diam-diam kamu mendengar kalimat itu. Dan sejujurnya kamu sudah terbiasa mendapati anggapan orang lain tentang siapa sosok dirimu. Oleh teman-teman sekolahmu, teman kerjamu, atau bahkan saudaramu sendiri pun menganggapmu sebagai seseorang yang ambisius.

Awalnya kamu tidak mengerti alasan mengapa mereka menyebutmu seperti itu, bahkan dari pemikiran mereka dan bagaimana cara mereka memperlakukanmu, kamu mulai paham definisi ambis bagi mereka yang ternyata lebih banyak mengandung nada negatif. Sampai saat ini pun, kamu terkadang masih mempertanyakan mengapa. Apa salahnya mengusahakan hal dengan sungguh-sungguh?


Kamu diam aja, ya. Jangan ingetin guru kalau hari ini ada PR!


Advertisement

Sejak masa SD, kamu kerap mendapatkan pernyataan yang sebenarnya lebih bersifat perintah untukmu. Kamu bingung mengapa kita sebagai murid tidak mengingatkan guru bahwa dihari itu ada tugas rumah yang harus dikumpulkan atau bahkan ada jadwal ulangan harian. Kamu meratapi buku PR yang sudah kamu kerjakan tadi malam, kamu sudah membayangkan berapa nilai yang akan kamu dapatkan lewat tugas yang sudah kamu usahakan dengan sungguh-sungguh itu.

Kamu juga sudah mempelajari betul materi-materi yang akan diujikan, kamu menghapal rumus-rumus panjang demi bisa mengerjakan soal ulangan harian yang seharusnya diadakan. Tapi kamu hanya bisa diam. Meski terkadang kesal sendirian, tapi entah mengapa kekesalan dari teman-teman terhadap pemikiranmu yang satu ini malah membuatmu makin tidak paham.

Advertisement

Saat presentasi nanti, kamu jangan nanya-nanya yang susah, loh!

Bukankah sudah sewajarnya saat kita tidak mengerti terhadap suatu hal maka wajib bagi kita untuk bertanya? Begitulah pikirmu. Mereka bahkan ada yang berpendapat bahwa sebenarnya kamu tahu jawabannya tapi pura-pura menanyakan agar bisa mendapat nilai tambahan keaktifan. Padahal kamu sendiri tidak merasa begitu, kamu memang tidak mengerti sehingga kamu membutuhkan kejelasan.

Atau di lain kesempatan, terkadang kamu sekilas tahu tapi kamu ingin mendapatkan lebih banyak informasi lagi. Oleh sebab itulah kamu berusaha untuk bertanya disetiap kesempatan, bukan untuk menjatuhkan temanmu seperti yang mereka pikirkan.


Enak banget sekelompok sama dia. Pasti dikerjain semua, yang lain tinggal santai nunggu hasilnya.


Tiba-tiba kamu mendapat perhatian banyak dari beberapa temanmu saat akan diadakannya tugas kelompok atau tim. Kamu diperlakukan sedemikian rupa agar mau menerima mereka untuk bergabung bersamamu dalam satu kelompok. Sejujurnya kamu sudah menentukan siapa saja yang ingin kamu jadikan teman satu kelompok, tapi bagimu juga tidak masalah dengan siapa pada akhirnya. Saat berada dalam sebuah kelompok, mereka tak sedikit yang menaruh harapan besar terhadapmu, bahkan parahnya ada yang benar-benar mengandalkanmu.

Sehingga mau tak mau, karena kamu tak bisa menunggu kerja mereka yang menurutmu terlalu lelet dan lama, atau karena mereka yang tidak bisa mengerjakan dengan baik sehingga membuatmu mau tak mau mengerjakan semuanya sendirian. Pada akhirnya kamu menentukan riset sendirian, melakukan riset sendirian, dan menulis laporan sendirian namun semua teman sekelompokmu ikut menerima hasilnya.

Meski terkadang terdapat satu dua orang yang tidak menyukaimu karena kamu dianggapnya tidak memberikan kesempatan mereka untuk ikut mengerjakan tugas dengan baik, tetapi lebih dari mereka banyak yang tidak tahu bagaimana rasanya menjadi korban egois oleh orang yang menganggamu sosok ambis.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Abadi meski berlalu.