Biarkan Orang Berkomentar. Karena Pada Akhirnya Kamu Harus Tetap Berjuang

Biarkan orang berkomentar

Beragam komentar akan muncul dari orang-orang yang terkesan lebih tahu tentang hidup kita dibanding diri kita sendiri. Seolah-olah mereka berjalan menggunakan “alas kaki” kita, padahal kenyataannya melihat pun hanya sesekali. Kenapa mereka memberikan penilaian seolah-olah seperti Tuhan yang memang memberikan jalan untuk hidup kita?

Advertisement

Mungkin saat ini kalian merasa masih jauh dari hasil kesuksesan. Masih berjalan untuk menuju kata sukses. Masih merintis usaha atau mungkin belajar demi pendidikan yang lebih baik. Lakukanlah, sebab kamu pantas untuk mengisi dirimu dengan hal positif. Teruslah berusaha, sebab semua akan ada hasil yang dipetik.

Lantas bagaimana menanggapi orang-orang yang menjadi bumbu-bumbu pedas dalam tiap langkah kita? Orang-orang yang menjadi batu keririkil untuk membuat kita lengah dan jatuh. Alhasil, langkah menjadi terseok dan semakin sulit berjalan. Jika kita mudah memperoleh apa yang kita mau, tentu hidup menjadi tidak asik. Layaknya permainan di video game, selalu ada perubahan di tiap level. Semakin levelnya meningkat, tantangan semakin sulit diselesaikan. Hidup pun demikian, namun bukan berarti tantangan tersebut tidak bisa diselesaikan.

Jika kita terus menerus terlena dalam kerikil yang tajam, kita menjadi lupa bagaimana rasanya sehat. Sebab, diri ini selalu dipenuhi rasa sakit oleh tajamnya batu kerikil. Padahal kita punya pilihan untuk berjalan di jalur berbeda agar terhindar dari batu kerikil. Ibaratnya batu kerikil adalah pandangan orang-orang terhadap diri kita. Jika kita terus mendengarkan dan meyakini bahwa itu benar, maka kita lupa bahwa kita sendiri punya kuasa untuk mengatur langkah diri sendiri. Kita menjadi tidak bisa mengontrol pikiran, padahal sebetulnya kekuatan itu ada. Hanya saja belum bisa dikeluarkan seluruhnya.

Advertisement

Berhenti untuk terus mendengarkan dan membuatnya terngiang di telinga. Jika memang saat ini belum mampu untuk mencapai apa yang kamu mau, tidak apa-apa. Semua ada waktunya. Berjalanlah di koridor yang memang dirasa tepat. Singkirkan segala perkataan dan pandangan orang lain yang menurutmu menjatuhkan mental. Bungkam mulut dan semua omongan mereka. Lakukanlah sesuai dirimu, tunjukkan hasilnya ke mereka. Bukan untuk ajang pamer dan sombong, namun sebagai bukti bahwa kamu mampu.

Jika waktunya lama untuk dicapai, bersabarlah sebab semua memang butuh proses. Waktu akan tiba disaat yang tepat. Saat ini bekali hidupmu dengan hal positif. Dengarkan orang lain sebagai bagian dari nasehat, bukan yang mengatur jalannya “sandalmu” karena kamu punya “sandal” sendiri yang sudah sesuai dengan dirimu dan itu milikmu, sehingga tidak bisa dipinjam apalagi dibagi dengan orang lain.

Percayalah, semuanya indah pada waktunya. Segala sesuatu yang ada di muka bumi ini memiliki masanya masing-masing, termasuk milikmu sendiri. Ingatlah untuk terus bersabar dan jadilah dirimu sendiri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Psychology. Management. Yellow. Novel.

Editor

Not that millennial in digital era.