Bandung dan Lembang memang tidak ada habisnya untuk di bahas ya… Munculnya beberapa tempat rekreasi keluarga dan wahana permainan anak baru serta berbagai macam inovasi kuliner penggugah selera yang selalu di nanti mambuat penasaran para wisatawan khususnya wisatawan lokal. Jarak tempuh yang terjangkau dan banyaknya sarana transportasi penghubung antar kota menjadi salah satu faktor yang mendukung banyaknya para wisatawan berkunjung ke Kota Kembang.
Tak terkecuali juga daerah-daerah pinggiran Kota Bandung yang juga mengalami peningkatan di sektor pariwisata seperti Lembang, Ciwidey dan masih banyak lagi. Suasana yang sejuk dan pemandangan yang asri menjadi daya tarik para wisatawan untuk selalu berkunjung ke Kota Kembang. Termasuk saya dan kakak saya yang selalu menantikan momen jalan-jalan ke Bandung walaupun hanya sehari atau dua hari saja.
Tak masalah bagi kami seberapa lama berada disana, tapi yang penting adalah memanfaatkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat yang menarik dengan niat mensyukuri ciptaan-Nya, tidak ketinggalan juga untuk bersilaturhami ke sanak keluarga. Kali ini saya akan berbagi liburan singkat saya di Bandung setahun yang lalu. Mungkin terdengar kadaluarsa, karena setahun telah berlalu tapi bagi saya momen menyenangkan tak dapat berlalu begitu saja. Perlu diingat, sebelum melakukan perjalanan selalu pastikan informasi tempat yang akan kita datangi agar perjalanan menyenangkan dan nyaman pastinya.
Tempat yang akan kami kunjungi pertama kali adalah Dusun Bambu terletak di Jl. Kertawangi Cisarua Bandung Barat. Untuk menuju kesana tidaklah sulit, walaupun lumayan jauh perjalanan kami. Karena kami tipe pejalan hemat, maka kami menggunakan angkutan umum. Jangan khawatir nyasar, karena masyarakat Indonesia terkenal keramahannya, jadi bertanyalah jika dilanda kebingungan.
Angkutan pertama yang kami tumpangi jurusan Ledeng – Lembang, turun di Jl. Kol. Masturi. Kemudian berjalan menuju terminal angkot jurusan Parongpong. Tarif angkutan umum sekitar Rp. 5.000-Rp.10.000. Perjalanan sebenarnya baru dimulai dari angkot ini, karena kalian akan disuguhkan dengan pemandangan para penjual bunga di sepanjang jalan, hijaunya pepohonan di kanan kiri jalan, sejuknya suasana pedesaan, kondisi jalan khas pegunungan yang curam sungguh menambah keseruan perjalanan kami.
Kurang lebih satu jam perjalanan kami menggunakan angkot. Setelah tiba di Terminal kecil Parongpong, kami melanjutkan perjalanan menggunakan ojek pangkalan. Karena tidak ada angkutan lainnya selain ojek. Pengalaman yang baru bagi kami menggunakan ojek melewati jalan menanjak dan berkelok. Sepanjang jalan kami merasakan hembusan angin pegunungan. Hembusan angin yang menyejukkan menyentuh kulit wajah, jauh dari perkotaan yang penuh dengan polusi, suasana yang belum pernah kami rasakan sebelumnya.
Suatu hal yang harus kami syukuri karena kami masih diberikan kesempatan untuk menikmati karya alam Sang Pencipta. Sungguh menyenangkan perjalanan kami padahal kami belum sampai tempat yang akan dituju. Kurang lebih 15 menit perjalanan kami menggunakan ojek. Tarif ojek menuju Dusun Bambu Rp. 15.000 – 20.000. Pengemudi ojeknya pun dapat diminta untuk menjemput kalian kembali pada saat pulang. Jangan lupa meminta nomor handphone mereka untuk memberikan kabar kapan akan dijemput kembali.
Memasuki area Dusun Bambu, disambut dengan tumpukan bambu yang berdiri kokoh tapi tampak tak beraturan. Jangan lupa untuk berselfie di depan tumpukan bambu ya. Sebelum memasuki kawasan hijau Dusun Bambu, tiket masuk berada di pojok sebelah kanan, agak tertutup hampir tak terlihat. Tiket masuk Dusun Bambu seharga Rp.15.000. Setelah membeli tiket, tak sabar rasanya tapi ternyata kami dibawa menggunakan shuttle car berwarna-warni atau sering disebut ontang-anting. Karena jarak dari tempat pembelian tiket menuju dalam tempat rekreasi kurang lebih 2km.
Dusun Bambu menawarkan tempat rekreasi keluarga dengan konsep One Stop Holiday. Pada dasarnya, Dusun Bambu merupakan kumpulan restoran yang memiliki konsep menyatu dengan alam. Misalnya Restoran Lutung Kasarung, memiliki konsep menikmati makanan di dalam sarang burung diatas ketinggian dikelilingi pepohonan yang rindang. Purbasari Resto memiliki konsep seperti Resto terapung karena berada di tengah danau, sedangkan Pasar Khatulistiwa merupakan tempat makan yang menyediakan makanan nusantara dan internasional dengan harga terjangkau.
Jika ingin menikmati bintang-bintang di malam hari, dapat juga menyewa villa Kampung Layung yang berada di tengah danau. Selain restoran, ada pula taman bunga yang asri dan indah, taman bermain anak beserta kelinci-kelinci yang lucu, permainan air di atas danau, juga toko souvenir atau oleh-oleh. Jangan khawatir disediakan pula tempat beribadah mushola yang bersih dan nyaman.
Setelah lelah berkeliling menelusuri area Dusun Bambu dan ber-selfie ria, kami langsung menyerbu tempat makan di Pasar Khatulistiwa serta tidak lupa membeli souvenir unik. Karena terlalu menikmati suasana yang sejuk dan nyaman, kami sedikit lupa untuk pulang padahal hari semakin gelap karena mendung dengan cepat merubah cerah. Sepanjang jalan pulang kami ditemani rintik hujan khas pegunungan. Menikmati suasana alam terbuka tidak harus mahal, namun tidak hanya dinikmati saja tetapi alam juga harus dijaga kebersihan dan kelestariannya agar terus dapat bermanfaat dan dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.