Nestapa yang Menyelimutiku Beberapa Tahun Belakangan Akhirnya Menyerah. Kini Biarlah Aku Kembali Berbahagia

nestapa menyelimuti akhirnya menyerah

Tahun demi tahun yang berlalu begitu berarti bagiku, apalagi setelah luka baru di atas duka lama yang perlahan bisa kuredam sendiri tanpa air mata dan kecewa yang dulu sangat menyakitiku. Nestapa yang menyelimutiku beberapa tahun belakangan akhirnya menyerah. Lambat laun ia merebak menjadi sajak-sajak penuh luka yang kurangkai menjadi puisi patah hati untuk penghibur diri dalam sepi.

Advertisement

Semua yang berlalu kujadikan cerita panjang penuh sejarah yang pernah kuperjuangkan dengan sangat, sesuatu yang pernah membakarku seperti kilat yang menyambar dadaku. Hatiku hangus; cintaku berantakan hancur bertaburan seprti debu.

Pelan-pelan kembali kususun keping-keping kecil keyakinanku untuk kembali menyatu. Dengan luka dan separuh rasa percaya pada perubahan, aku mencoba kembali percaya bahwa "akan selalu ada sesuatu yang baru yang akan merubahmu". Dan akhir tahun yang tak terlalu hiruk mengagetkanku oleh hadirnya dirinya. Dia yang membuatku kembali percaya bahagia itu tak pernah jauh dariku.

Melalui DM Instagram untuk pertama kalinya dia menyapaku dengan kata seadanya. Aku yang terbiasa tanpa komentar dan pesan di setiap akun media sosialku seakan tak percaya wanita yang beberapa lama kuperhatikan setiap kali ia memposting sesuatu di akun instagramnya tiba-tiba menyapaku.

Advertisement

Dengan balasan seadanya kami pun saling membalas pesan dengan kata-kata perkenalan sederhana hingga malam menyambut pagi pun kami lewati dengan mata yang tetap terjaga untuk memperhatikan layar gawai masing-masing.

Perkenalan itulah yang membuatku kembali bisa tersenyum dan mataku bisa kembali berbinar. Jujur setiap kata yang kukirimkan padanya seperti doa-doa agar dia bahagia setelah membacanya. Begitu pun dengan pesan-pesan yang kuterima seperti mukjizat yang seketika buatku bahagia.

Advertisement

Hingga tiba saatnya waktu merancang pertemuan kita. Kala itu senja di penghujung tahun yang indah dan dia tak kalah bahkan lebih indah dari senja dan samudera yang jadi saksi pertemuan kami berdua. Canda dan tawa, cerita, dan kisah seketika saja merebak di antara mulut aku dan dia, hingga tak terasa senja yang sedikit cemburu dengan pertemuan kami berdua terasa terburu-buru tenggelam dipelukan samudera sore itu.

Sesungguhnya kala itu aku ingin menahan senja lebih lama, agar perbincangan kita tak dibatasi gelap yang tiba-tiba telah datang dengan sengaja. Tapi apalah dayaku semua itu adalah kuasa Sang Maha pemilik waktu.

Kita pun sama-sama mengakhiri perbincangan dan sama-sama berangkat menuju rumah ibadah yang sedang mengumandangkan panggilan dari Sang penguasa semesta alam.

Dalam doaku saat itu: aku hanya menyebut nama-Nya dan namanya. Aku kembali mencintai-Nya dan aku bisa merasakan lagi jatuh cinta oleh hadirnya dan senja yang berlatarkan samudera hindia yang tenang sebagai saksinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Thank you for the bloody rose

Editor

une femme libre